“SalamutInsan Illa bihifdilisan†dalam ajaran agama Islam hadis nabi ini sudah familiar di telinga umat muslim. Hadits Nabi tersebut sejalan dengan surat edaran Badrodin Haiti selaku Ketua KAPOLRI tersebut atas larangan berkata diskriminatif yang memicu terjadinya konflik. perkataan yang mengandung penghinaan, pelecehan, atau menjelek-jelekan nama, suku ras tertentu yang dilontarkan di media sosial menjadikan perhatian serius di tingkat aparat keamanan.
Maasyarakat harus sadar. Bahwa media sosial berfungsi apa saja yang kita mau; dakwah, dagang, dan yang sifatnya memberi informasi terhadap khalayak umum. Namun, apabila media sosial digunakan untuk hal yang negatif ini yang sehausnya dihindari oleh masyarakat pada umumnya yang menggunakan media sosial. Kesadaran manusia masih rendah, faktanya sampai-sampai aparat keamanan turun tangan untuk membauat peretauran yang sekiranya tidak terjadi lagi kata-kata yang provokatif tersebut.
Nabi mengajarkan sesorang untuk berkata baik, halus, dan sopan terhadap sesama manusia. Ajaran Nabi yang diperintahkan oleh Agama tidak lain untuk kebaikan saling menghargai. Dimana orang-orang dalam berkomunikasi. Para pembangkang yang tidak tahu-menahu soal tatakrama (Bahasa Jawa: Sopan-red) mengakibatkan bencana bagi dirinya; pelecehan, penghinaan, membuat pertengkaran. Orang sombong pun bisa dilihat dari perkataan yang dia ucapkan.
Maka dari itu, hifdulisan atau menjaga mulut itu penting baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk ucapan. Agar manusia selamat, dari pertengkaran ataupun dari hukuman.
Sumber foto: Trifanews.com