Musim MotoGP 2015 telah usai, sang pembalap Yamaha dengan nomer 99, Jorge Lorenzo, berhasil merengkuh tropi kejuaraan tertinggi di kelas premier tersebut.
Kontroversi dalam dua seri MotoGP terakhir memang sangat panas, gesekan antara Rossi kontra Marquez dan Lorenzo bak bumbu penyedap yang menambah panas rasa dalam gelaran MotoGP. Isu yang berkembang semakin panas, turut dikobarkan oleh komentar netizen yang mendukung Rossi maupun duo spanyol, Lorenzo dan Marquez.
Ya, senggolan antara Rossi dan Marquez yang terjadi di sirkuit Sepang Malaysia, adalah awal dari buyarnya prestasi Rossi meraih tropi tertinggi di seluruh seri MotoGP. Akibat dituduh menendang Marquez, Rossi mendapat hukuman start dari posisi buncit, dan keajaiban tidak datang kepadanya. Seri penutup, Rossi harus mengakui musim ini bukanlan musim untuk dirinya.
Konsistensi milik Rossi, dan kecepatan yang dimiliki oleh Lorenzo adalah hal yang membanggakan dari pabrikan Yamaha, terbukti, gelar triple crown jatuh ke pabrikan asal negeri Sakura tersebut. Juara tim, juara pabrikan dan juara pembalap, berhasil digondol pulang dengan bangga oleh Yamaha.
Rossi menampilkan performa yang amat apik, sejak awal musim digelar, bahkan membuka seri pertama di MotoGP Qatar, Rossi berhasil menjadi peraih podium tertinggi.
Keberhasilan Rossi dalam seri Qatar berhasil di pertahankan dalam seri-seri selanjutnya. Dalam balapan setengah musim pertama, Rossi tidak pernah absen podium.
Sementara sang rekan, Jorge Lorenzo, meraih hasil minor di awal musim. Lorenzo mendapat masalah yang menyebabkan performanya turun dalam mengawali balapan musim 2015. Namun Lorenzo berhasil meraih hasil apik sejak seri MotoGP Jerez, dan berhasil meraih podium pertama selama empat balapan berturut-turut.
Lorenzo berhasil memangkas jarak dengan Rossi, bahkan sempat memimpin klasemen sementara dengan poin sama dengan Rossi.
"Ya, tentu saja ia tumbuh sebagai pembalap. Masalahnya adalah meskipun Valentino terlihat sangat kuat tahun ini, sebenarnya tidak. Jika Anda berjuang melawan seorang yang hampir selalu naik podium, itu hal sulit karena begitu banyak poin yang Anda kumpulkan. Dalam beberapa balapan kami lebih kuat dari dia," ungkap Ramon Forcada, kepala kru Lorenzo.
"Valentino sangat sulit untuk mengontrol dalam setiap situasi. Dia bukan pembalap terkuat di trek, tapi ketika itu datang pada apa yang harus Anda katakan atau lakukan, itu adalah yang terkuat." Pungkas Ramon.
Para pembalap saat ini sedang menjalani libur, awal tahun depan para penunggang kuda besi ini baru bisa menjalani tes resmi jelang musim balap 2016. Ada dua hal baru dimusim depan yang menjadi tantangan pembalap dan tim musim depan, yaitu pergantian ban dari Brigdstone ke Michelin dan Penerapan software elektrik standar dari Magneti Maregali.
Dengan diberlakukannya dua aturan baru, banyak kalangan yang memprediksi balapan musim depan akan lebih seru dari musim kali ini. dengan usia 37 tahun, masih sanggupkan sang nomer 46 meladeni pembalap yang lebih muda? Kita tunggu musim balap MotoGP 2016.