#13
Jualan Eng
Cuma ini cuma-cuma
Sisanya harus beli
Â
Cuma-cuma mudah
Tinggal diam lalu pasrah
Mengapa beli harus?
Semua-harus-susah
Â
Mengapa beli?
Beli-susah!
Beli atu tajam, beli ati melukai
Beli Eng
Â
Dilarang mengatakan jangan!
Sisanya diam-diam beli
Â
#14
Oi
Oi, muliakan orang mulia
Mereka memberi makan orang lapar
Aku pun
memberi, makan orang, lapar
Â
Memuliakan orang, tapi juga binatang
Memberikan makan, tapi tertidur
Makan orang lapar makan orang lapar makan orang
sampai lapar
Â
Oi, hormati orang terhormat
Mereka memberi minum orang haus
Aku pun
memberi, minum orang, haus
Â
Menghormati orang, tapi juga binatang
Memberi minum, tapi terlelap
Minum orang haus minum orang haus minum orang
sampai haus
Â
Oi
Bangun!
Â
#15
Sisa Kenangan Seperempat Abad yang Entah Kenapa Lenyap Begitu Saja
Aku menyusuri tembok, kawat demi kawat. Belum ada yang berubah. Kami masih mengunyahnya. Pelan-pelan, lalu merambat ke dinding lainnnya.
Aku tertatih juga. Hujan membuat mata pedih, ada garam disana, membasahi mata yang luka. Kami masih mereguknya. Pelan-pelan, lalu merayap ke pintu lainnnya.
Aku berteduh pula. Bayang-bayang keringat dan embun. Debu-debu. Pelan-pelan, lalu ditumpuk dalam tanah tak bernama.
Aku termenung seperempat abad yang lalu, tanah demi tanah. Kami masih menggigil, tetap menggalinya. Pelan-pelan, lalu merangkak dari kawat ke kawat. Lagi. Rotasi dan metrum. Hingga bersua tanah tak bernama.
Aku termenung seperempat abad kemudian.
Aku belum dilahirkan.
Â