#4
Peter Pan Pun
Astaga!
Setiap hari.
Menunggu cerita yang berita, tapi lalu kecewa.
Si anu mengajak bermain, si anu yang lain mengajak bermain, hidup main-main.
Peter pan pun menua.
Jadi, mana kejutan yang lain?
Besok hari kiamat,
nanti malam bumi meledak.
Setiap hari.
Astaga!
Â
#5
Disuruh Berenang
Kucurannya sampai ke dada, berai-berai yang piknik bersama ketombe, lalu komedo, lalu jerawat, menjadi kapal-kapal yang hanyut.
Aku gelisah, takut jika para penumpangnya melempar nakhoda. Padahal sekoci sudah dijual di swalayan dan minimarket.
Ku tatap langit, hei! Tatap aku! Tak ada satupun yang jatuh. Tapi kenapa hangat? Padahal kompor masih tertidur, tapi kenapa hangat?
Gelas-gelas berdenting kehausan. Mari tuang lagi, teman. Botolku masih penuh. Padahal kucurannya sampai ke dada.
Aku gelisah, gelas-gelas terlalu banyak minum. Nanti mereka kehausan.
Ku tatap lagi langit, hei! Gantian donk!
Langit menuang botolnya, kucurannya sampai ke tanah. Hebat betul. Kucuranku hanya sampai ke dada.
Tidak, hanya dingin lalu desau, lalu beku.
Aku gelisah. Ku tuang lagi botolku, kucurannya hanyut, tapi kenapa hangat? Siapa yang merebusnya tadi subuh?
Gelas-gelas kehausan. Bergelimpangan di meja makan.
Ku tatap lagi langit, hei! Cukup! Nanti gelas-gelasku kedinginan! Nanti mereka tergenang!
Aku gelisah, langit telah naik terlalu tinggi, suaraku tenggelam oleh raungan eskalatornya yang terus menanjak, padahal dia masih menuang botolnya.
Tidak hanya dingin, desau, beku. Ketukan-ketukan di dinding dan pintu.
Selimut yang menggigil. Kapal-kapal hanyut sampai ke bantal…
Â
#6
Semoga Terlelap
Aku mengantuk.
Ingin tidur, daritadi terus duduk.
Ku tatap lagi secangkir kopi tumbuk yang sudah diaduk.
Bismillah, ku pejamkan mata dan ku reguk.
Â