Insomnina: Kompilasi 24 Curhat Susah Tidur

12 Dec 2015 01:13 14877 Hits 4 Comments
Begadang masa lajang Tuhuk Ma'arit selama Mei-Juni 2013

#19

Ritma Dunia

Jemariku masih ingain menari

-kan nada otakku yang terus berlari.

Sedang batukku menghempaskan lagu.

 

Udara yang gatal menggaruk tenggorokanku tak henti.

Sedang asap tebal menghiasi kamarku yang berdebu.

Sedang rokok dan pena masih bertengkar di jemari.

 

Tidurku yang putus asa, payah, tak berdaya.

Dikekang di kekang kalender dan jam dinding.

Sedangkan uang dan waktu tak pernah bergeming.

 

Cinta O cinta

Kapan tidur kapan bekerja kapan tetap hidup

Celaka kau hatiku satu tak seimbang dengan dua mata

 

Perahuku terjebak dalam pusaran dilema.

Jari manisku telah lelah menunggu dan bertanya.

Sedang kau tidak berpangku hati.

 

Meteran dan timbangan

Cinta

Kita

Berbeda.

 

#20

Bukan Tak Mau Tapi Enggan

Aku menggenggam pasir lalu membiarkannya berjatuhan, sungguh lebih kejam dari biadab.

Polisi menahanku agar anjing-anjing tidak berlompatan dari mulutku. Apa salah anjing, apa salah, anjing.

Aku merana pohonku tak bertelur kambing, tidak sapi, tidak kucing, ember saja, lalu pecahkan!

Polisi menahanku agar pantat-pantat tidak bertunggingan ke tengah jalan, bisa saja tukang ojek menabraknya lalu menggiringnya ke rumah duka ke rumah sakit ke rumah makan. Bisa saja. Terimakasih polisi.

Ke rumah makan, di sanalah.

Mana rumah, jika ada mana makan, jika ada mana aku.

Aku menggenggam pasir, pulang, nanti ku taburkan ke rekening-rekening listrik, ke kartu-kartu kredit, ke album-album foto, ke pigura-pigura, ke cermin.

Siapa yang membiarkanku berjatuhan saat aku menggenggam di dalam genggaman?

Cermin itu lebih kejam dari biadab. Bedebah saja yang ada di sana, berguling-guling minta pecahkan.

 

#21

Amanat Pembina Upacara

Duit-duit yang saya cintai, bangsa ini adalah bangsa yang besar, sudah sepantasnya berdiri di antara yang besar-besar. Di sinilah kita belajar, maka buka mata lebar-lebar, tengok ke atas, lebih atas, lebih atas lagi! Ada sesuatu yang besar di sana menanti dengan lembar-lembar.

Duit-duit yang saya cintai, kalian adalah hasil seleksi ketat, seketat-ketatnya. Tidak ada tempat untuk cacing-cacing. Hanya kelas ular, hingga kalian naik ke kelas naga!

Naga menengah pertama, lalu naga menengah atas, lebih atas, lebih atas lagi! Mahanaga!

Duit-duit yang saya cintai, kita berdiri di sini, demi menyongsong masa depan cerah, lapangan kerja yang mewah, kolam-kolam yang bahkan kompor-kompornya juga basah. Untuk menuju ke sana jangan sungkan kasih makan! Kasih makan yang atas, lebih atas, lebih atas lagi!

Duit-duit yang saya cintai, budaya mulia ini harus dilestarikan, sejak buaian, sejak mengenal makna kemanusiaan: memberi makan! Kemuliaan ini yang membuat kursi kita naik ke atas, lebih atas, lebih atas lagi! Sampai cacing dimakan punah.

 

Daftar Isi

About The Author

Tuhuk Ma'arit 53
Expert

Tuhuk Ma'arit

Bodoh, miskin, dan pemalas. Lahir di Kotabaru (Kalimantan Selatan) pada tanggal 30 Januari 1988. Menulis adalah hal yang biasa bagi saya, saya sudah melakukannya sejak Sekolah Dasar. Saya sudah terbiasa menyalin contekan PR, dihukum menulis di papan tulis, menulis absen dari jarak jauh ketika bolos (mungkin bisa disebut mengisi absen secara online), menulis cerpe'an sebelum ulangan, dan menulis surat cinta di tahun 90-an. Tetapi, menulis ide orisinil adalah hal baru yang akan saya kembangkan. Semoga, amin. Sekarang saya bekerja tetap sebagai pengangguran. Hobi saya yang bercita-cita memberi pekerjaan kepada sejuta rakyat Indonesia adalah bermalas-malasan. Jika istri saya tidak mengetahui akun ini, berarti status saya adalah masih single dan available. Eh?
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel