Tatapan mereka saling bertemu, mata mereka saling menatap, tapi bukan tatapan teduh penuh rindu yang mereka lemparkan karena terpisah selama 8 tahun, melainkan tatapan tajam yang mampu menggetarkan sedikit hati mereka seakan tatapan mereka mengeluarkan kilatan cahaya seperti yang ada di film-film.
“Kalian sudah bertemu?â€
kedua remaja berbeda jenis itu menyudahi tatapan tajam yang masing-masing mereka tujukan, mereka menatap seseorang yang tadi melontarkan pertanyaan. Terlihat tubuh tegap seorang pria paruhbaya, kedua tangannya terangkat dan berhasil mendarat di puncak kepala kedua remaja berbeda jenis itu.
“Ji Hwa-ya apa kau senang bertemu Ji Mi?â€
 seketika Ji Hwa menghentikan aktivitas gigi-giginya yang sedang mengaduk dan melembutkan sarapan yang ada dimulutnya, air muka Ji Hwa berubah dingin ketika mendengar satu nama yang sangat dia benci, seorang gadis yang sudah menghianatinya. Ji Hwa meletakan sumpit yang dia gunakan untuk makan dengan kasar, tanpa berkata-kata Ji Hwa melengos pergi meninggalkan acara sarapan bersama yang sudah lama sekali tak dilakukan keluarga mereka. Sementara Ji Mi memandang sendu ayahnya.
Shin Ji Mi berjalan malas di lorong sekolahnya, gadis itu menatap satupersatu siswa yang menatapnya jijik, Shin Ji Mi tersenyum miring menyambut tatapan teman-temannya. Sudah biasa baginya ditatap seperti itu.
“ Ya ! (hei) Shin Ji Mi ! untuk apa kau masuk kekelas ini lagi? Kami semua sudah muak denganmu. Dasar tak tahu malu†Ji Mi tak memperdulikan kata-kata bullyan yang ditujukan untuknya. Dia seakan menulikan telinganya.
Ji Mi mennyampirkan tasnya dibadan kursi, sebelumnya Ji Mi mengambil sebuah handset di tasnya dan memasangkan ketelinganya, dia mulai menyalakan musik yang ada di ponselnya, sementara teman-teman sekelasnya asyik melontarkan bullyan mereka terhadap Ji Mi, mereka tak akan puas membully Ji Mi sampai mulut mereka berbusapun mereka tak akan pernah puas, karena menurut mereka membully Ji Mi adalah hal yang sangat menyenangkan.
Ji Mi sudah tebiasa dengan bullyan teman-temannya, telinganya sudah kebal mendengar makian yang ditujukan padanya, sehingga Ji Mi bereaksi biasa saja.
Selang beberapa menit bel masuk berbunyi, semua murid segera duduk di bangku masing-masing, mereka duduk berpasangan kecuali Ji Mi, gadis itu duduk di pojok belakang sendirian. Sangat jelas jika gadis itu di kucilkan di kelasnya, bahkan semenjak dia sekolah Ji Mi belum mempunyai teman seorangpun. Alasan teman-temannya membully dan tak berteman dengan Ji Mi adalah, karena Ji Mi anak dari seorang mantan Narapidana, ayahnya pernah tersandung permasalahan serius dan dijebloskan kepenjara.
Ji Mi mendengus kesal ketika melihat seorang pemuda yang sangat ia benci berdiri di depan kelasnya, Ji Mi berusaha menghiraukan perkataan gurunya yang memperkenalkan siswa baru itu, gadis itu hanya mencorat coret buku kosongnya.
“ Anak-anak, ini adalah teman baru kalian. Namanya Shin Ji Hwa, dia murid pindahan dari Canada.â€
 Ucap sang guru sedikit memperkenalkan Ji Hwa sebagai murid baru di sekolahnya. Seketika semua siswa dikelas saling berbisik-bisik, tak khayal gadis-gadis dikelas itu tersenyum malu-malu menatap sosok Ji Hwa yang dikenal kharismatik dan tampan. Setelah memperkenalkan dirinya Ji Hwa duduk di bangku Kosong bersebelahan dengan temannya bernama Park Joo Suk dan bersebrangan dengan bangku Ji Mi, sekilas Ji Hwa menatap Ji Mi yang asik dengan dunia yang dia buat.
Setelah bel istirahat berbunyi bangku Ji Hwa langsung dikerubuni teman-teman sekelasnya, mereka menanyakan hal-hal kecil pada Ji Hwa, seperti bagaimana Canada? Kau anak blasteran ya? Dulu kau sekolah dimana? Sama sekali tak menarik perhatian Ji Mi.
Walaupun begitu Ji Mi merasa tak adil, bagaimana bisa kakaknya Ji Hwa bisa langsung mendapatkan teman di hari pertama dia sekolah sementara Ji Mi? Gadis itu sudah 2 tahun sekolah disini dan belum sama sekali mendapatkan teman.
“Jika kalian tahu dia siapa, kalian pasti akan menjauhinya juga†ucap Ji Mi dalam hati lalu melengos pergi dari kelas.
Keesokan harinya ayah Ji Hwa dan Ji Mi memaksa mereka untuk berangkat bersama menaiki Mobil yang baru saja dibeli oleh ayahnya, yah setelah kasusnya, ayah Ji Hwa dan Ji Mi bangkit, mencoba membangun kembali perusahaan property yang sempat bangkrut dan sekarang perusahaan yang ayah Ji Hwa dan Ji Mi bangun sudah dalam masa perkembangan.
Dulu Ji Mi dan ayahnya Shin Ji Kyung hidup dengan susah setelah ayahnya tersandung masalah dan di jebloskan kepenjara. Ketika ayahnya di penjara Ji Mi tinggal dengan neneknya, sementara Ji Hwa dan Ibunya pergi meninggalkan mereka. Hal itu yang membuat Ji Mi membenci Ji Hwa. Sementara hal yang membuat Ji Hwa membenci Ji Mi adalah karena Ji Mi lebih memilih tinggal bersama ayahnya ketimbang ikut dengannya ke canada. Ji Hwa kembali ke Korea karena Ibu mereka sudah meninggal di Canada, ketika mendengar istrinya meninggal Ji Kyung segera mencari dan mengajak Ji Hwa ke korea.
Sekarang mereka berdua sudah ada di dalam mobil audi hitam. Hening, tak ada pembicaraan apapun yang mereka lontarkan, hanya tatapan tajam yang mereka tujukan lewat kaca spion depan.
“Ya! (hei) jangan sampai teman-teman tau jika aku adalah kembaranmu Ji Mi-ya†ucap Ji Hwa sakartis yang tiba-tiba saja Ji Mi merasa kecewa dengan perkataan kakanya itu. Ji Mi tersenyum miring, lagi-lagi gadis itu hanya bisa tersenyum miring untuk menutup rasa kecewanya.
“Kau tenang saja, aku juga tak mau mengakui kau sebagai oppa (kaka) dan kembaranku†perkataan Ji Mi tak kalah tajam dan dingin dari perkataan Ji Hwa.
“Kurasa aku harus turun disini, sebentar lagi mobil ini akan sampai sekolah. Jika mereka melihatku memakai mobil, mereka akan sangat mempermasalahkan ini, tapi jika kau yang memakai mobil ini, mereka tak akan mempermasalahkannyaâ€
ucap Ji Mi, seketika hati Ji Hwa merasa mencelos mendengar perkataan Ji Mi, walau bagaimanapun Ji Mi tetap adiknya.
Ji Mi keluar dari mobil audi hitam, membiarkan Ji Hwa menaiki mobil itu dengan leluasa toh Ji Mi sudah terbiasa untuk berjalan kaki. Sesampainya di sekolah Ji Mi mendapatkan kejutan dari teman-temannya, sebuah lemparan terigu dan guyuran air, hal itu sudah biasa diterima Ji Mi, gadis itu hanya diam tak melawan, jika dia melawan, maka Ji Mi akan mendapatkan hal yang lebih parah dari itu dan Ji Mi tak mau itu terjadi.
Ji Hwa hanya bisa diam melihat adiknya di perlakukan seperti itu, dia teringat dulu, jika ada yang mengganggu Ji Mi, dia yang akan melawan dan melindungi Ji Mi. Tapi sekarang diantara mereka seakan ada dinding menjulang tinggi yang memisahkan sepasang anak kembar itu.
Satu bulan telah berlalu, tak ada yang berubah dari hubungan Ji Hwa dan Ji Mi, mereka masih sangat dingin satu sama lain. Bahkan ayah merekapun sedikit kewalahan melihat sikap anak kembarnya itu. Tapi ada yang sedikit berubah dihati Ji Hwa, dia mulai memperhatikan Ji Mi diam-diam, dia sudah melihat bagaimana Ji Mi dibully dan di kerjai oleh teman-temannya. Entah kenapa bagaian dari hatinya merasa gagal menjadi seorang kaka yang seharusnya menjaga adiknya dengan baik.
“Ji Hwa-ya ini bukumu. Kemarin kau meninggalkannya di bangkuâ€
Ji Hwa terbengong ketika Ji Mi berbicara dengannya bahkan, gadis itu membawakan buku yang tadi tertinggal di meja ruang tamu dengan alasan tertinggal dibangku.
“Oh, iyaâ€
 hanya itu yang diucapkan Ji Hwa. Tanpa permisi Ji Mi kembali kebangkunya gadis itu kini menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Ada sesuatu yang dia rindukan di hidupnya, sosok seorang kaka yang seharusnya melindunginya sekaligus menjadi teman dikala senang dan sedih. Serta sosok yang sangat Ji Mi rindukan adalah sosok seorang ibu yang tak akan pernah kembali lagi.
Keesokan harinya Ji Mi pergi ke sekolah menaiki mobil audy hitam yang di khususkan untuk mengantar dan menjemput anak kembar Shin itu, tapi sekarang Ji Mi duduk dibelakang sendirian, entah kenapa Ji Hwa menolak berangkat menggunakan Mobil dan pergi dengan menaiki sepeda.
Sesampainya di halaman sekolah Ji Mi turun dari mobil audy hitamnya, semua siswa menatap tajam Ji Mi. Seolah hal yang sangat salah dilakukan oleh Ji Mi. Seperti biasa Ji Mi mencoba menghiraukan tatapan teman-temannya, dengan santai gadis itu berjalan menuju kelasnya.
Bel istirahatpun berbunyi, Ji Mi beranjak dari bangkunya, kakinya berjalan menuju loker untuk mengambil buku pelajaran, untuk dia pelajari. Ketika dia kembali kebangkunya ada sebuah note berwarna merah tertempel di sampul bukunya, Ji Mi mengambil note berwarna merah itu dan membacanya. “Temui aku di taman sekolah, ada sesuatu yang ingin kuberikan “ Kening Ji Mi mengerut, gadis itu tak tahu note itu diberikan oleh siapa, dia memandang sekitar kelas, hanya ada Ji Hwa dan Jung Suk yang sedang berbincang-bincang. Tak lama tatapan anak kembar itu bertemu.
“Ji Hwa-ya aku kekantin duluan “
 Ji Hwa mengangguk menanggapi perkataan Joo Suk, sementara tatapannya masih tertuju pada Ji Mi, tak lama Ji Hwa pun beranjak dari bangkunya dan pergi meninggalkan Ji Mi. Tidak mungkinkan jika Ji Hwa yang mengirimkannya note itu kan?, itu sangat mustahil.
Ji Mi berjalan menuju taman sekolah dengan membawa Note merah yang tadi tertempel di sampul bukunya, gadis itu melirik sekitar, mencoba menemukan siapa yang ingin menemuinya dan mengirimkan note itu. Sekarang Ji Mi ada di bangku panjang taman sekolah, Ji Mi masih memegang note merah, sampai sekarang orang yang mengirim note padanya belum kunjung datang, padahal waktu istirahat sebentar lagi habis.
PLUKK, BYURR , PLAKK Ji Mi masih terpaku di posisinya, ketika teman-temannya mengguyurnya dengan air, tepung dan telur busuk. Gadis itu mengepalkan tangannya sehingga buku-buku tangannya memutih, sudah cukup teman-temannya mengerjai Ji Mi seperti ini, kesabarannya sudah habis. Ji Mi berdiri dari bangku itu dan menatap teman-teman yang sekarang sedang puas menertawainya.
“Wae? (kenapa?), kenapa kalian suka sekali mengerjaiku? Apa salahku?!†teriak Ji Mi. Seketika semua temannya berhenti tertawa dan menatap Ji Mi datar.
“Uuhh... Ji Mi-ya, apa kau marah?†ucap Hye Ri dengan nada mengejeknya.
“ Ya ! kau tak pantas marah pada kami. Kau pantas mendapatkan ini semua !†teriak Hye Ri.
“Kenapa? Apa alasannya?†tanya Ji Mi sedikit menaikan nada bicaranya.
“Ya ! kau sudah berani padaku? Aishh, kau pantas mendapatkan ini semua karena kau adalah anak seorang Narapidana. Itu membuat kita semua malu dan mencoreng nama sekolah kita !†jelas Hye Ri.
Nafas Ji Mi ter-engah-engah menahan emosi yang siap membuncah, Hye Ri berjalan mendekati Ji Mi dan langsung mendorong Ji Mi dengan keras sehingga Ji Mi jatuh tersungkur. Semua temannya kembali menertawai Ji Mi. Hye Ri kembali mendekat dan berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Ji Mi yang terduduk di tanah, tangan Hye Ri menyentuh sesuatu yang ada di leher Ji Mi, sebuah kalung sederhana yang terbuat dari benang hitam sebuah kancing berwarna merah sebagai gantungannya yang di tengahnya terdapat ukiran ‘ J & J’.
Ji Hwa yang melihat kerumunan teman-teman sekolahnya, pemuda itu berjalan dan mencoba melihat ada apa yang terjadi di tamann ini, setelah berhasil membelah lautan teman-temannya mata Ji Hwa membulat ketika melihat Ji Mi dengan tubuhnya yang kotor terduduk di tanah, Ji Hwa diam, dia mengepalkan tangannya, pantas saja sedari tadi perasaannya tak enak dan terus memikirkan Ji Mi, mata Ji Hwa semakin melotot ketika melihat Hye Ri yang berjongkok memegang sebuah benda yang ada di leher Ji Mi, itu sebuah kalung yang di buat Ji Hwa untuk mereka, ketika mereka berusia 8 tahun Ji Hwa membuatkan kalung sederhana itu sebagai hadiah ulang tahun mereka, dan Ji Hwa masih menyimpannya. Ji Hwa tak menyangka jika Ji Mi masing mengenakan kalung pemberiannya, seketika hatinya merasa sakit sekaligus menghangat, sakit karena Ji Mi diperlakukan buruk oleh teman-temannya serta hatinya menghangat ketika mengetahui Ji Mi masih mengenakan kalung pemberiannya. Ji Hwa mengasumsikan jika kembarannya itu masih perduli dan selalu mengingatnya.
“ Haha lihatlah teman-teman, gadis ini tak mempunyai uang untuk membeli kalung. Ishh jelek sekali†ucap Hye Ri.
“ dengar kau Shin Ji Mi ! kau tak pantas sekolah disini, kami tidak suka ada anak seorang narapidana di sekolah ini, memalukan!†sambung Hye Ri
“Wae? (kenapa?) Dengar Hye Ri ! aku sekolah disini tidak meminta uang dari kalian, aku tak pernah merepotkan kalian tak pernah meminta apapun dari kalian, bahkan ketika aku dicaci dan di kerjai seperti ini aku diam ! tapi kenapa kalian memperlakukanku seenaknya kalian?â€
Ji Mi menangis sesegukan, dia tak tahu harus melampiaskan kekesalannya seperti apa,yang pasti mendengar tangisan Ji Mi, hati Ji Hwa terasa teriris, sakit yang dia rasakan.
“Haha bagus sekali kata-katamu, ayahmu seorang narapidana tapi, aku penasaran. Seperti apa ibumu? Apa mungkin dia bekerja sebagai pelacur?â€
 sudah cukup Ji Mi sudah Muak dengan kata-kata Hye Ri. Ji Mi bangkit dan PLAKK satu tamparan mendarat di pipi Hye Ri. Semua terkejut dengan tingkah Ji Mi dan memandang Ji Mi tajam.
“Kurang ajar kau!â€
Hye Ri bersiap melayangkan tangannya, sementara Ji Mi sudah memejamkan matanya siap menerima tamparan balik dari Hye Ri, tapi tangan Hye Ri hanya diam di udara tangan seseorang mencekal tangannya agar tak menampar Ji Mi, tangan itu adalah milik Ji Hwa.
“Ji Hwa-ya apa yang kau lakukan?â€
semua temannya terkejut melihat Ji Hwa yang mencoba menghalangi Hye Ri untuk menampar Ji Mi tak terkecuali Ji Mi yang begitu sangat terkejut ketika melihat Ji Hwa ada di hadapannya dan melindunginya dari Hye Ri, air matanya kembali menetes melihat semua.
“Hentikan, jangan kau sakiti lagi Ji Mi. Dia tak mempunyai salah apapun pada kaliankan? Tapi kenapa kalian memperlakukannya seburuk ini?!†teriak Ji Hwa pada Hye Ri, sekarang emosi Ji Hwa tak bisa ditahan lagi, perkataan Hye Ri benar-benar sudah keterlaluan.
“Ji Hwa-ya kenapa kau malah membelanya?!†teriak Hye Ri tak kalah keras.
“Kau sudah keterlaluan Hye Ri-ya, teganya kau mengatai ibuku seorang pelacur!†ucapnya.
“M...mwo? (apa?) maksudmu apa Ji Hwa-ya?â€
“Kau mengatai ibu Ji Mi pelacur dia juga ibuku, aku tak terima itu!†semua temannya masih terdiam mencerna perkataan Ji Hwa.
“Aku adalah kembaran Shin Ji Mi. Aku Shin Ji Hwa. Sudah cukup kalian memperlakukan kembaranku dengan buruk, dan sudah cukup kalian mengatai orang tuaku serendah itu!†Hye Ri mundur, dia masih syok dengan perkataan Ji Hwa.
Ji Hwa menarik lengan Ji Mi menjauh dari teman-temannya yang kejam, Ji Hwa membawa Ji Mi ke atap sekolah, sejenak mereka diam hanya saling berpandangan tak lama Ji Hwa membawa Ji Mi dalam dekapannya, tak perduli dengan keadaan Ji Mi yang masih kotor dan bau. Hangat itu yang di rasakan Ji Mi, sudah sangat lama dia tak mendapatkan pelukan hangat dari Ji Hwa.
“Mianhae (maaf) Ji Mi-yaâ€
seketika air bening meluncur mulus di kedua pipi Ji Mi, gadis itu membalas pelukan kembarannya.
“Mianhae Ji Mi-ya, aku tak bisa menjadi oppa yang baik untukmu†tangisan Ji Mi pecah, Ji Hwa semakin erat memeluk kembarannya.
“Hiks...hiks..wae? kenapa kau membenciku Ji Hwa? Kenapa?†teriak Ji Mi masih dalam pelukan Ji Hwa, Ji Hwa tak bisa menahan lagi air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya, tangisnyapun ikut pecah, melebur bersama tangisan Ji Mi.
“Mianhae (maaf), kau tahu? Akupun baru mengetahuinya dari appa, ternyata semua ini hanyalah salah paham Ji Mi-ya. Dulu eomma membawaku pergi ke canada. Eomma bilang kau akan menyusul kita ke canada, tapi semua itu tak pernah terjadi. Aku kesal dan marah padamu, aku fikir kau mengabaikanku dan lebih memilih tinggal dikorea bersama appa yang sedang ada di penjara. Ternyata eomma membohongiku, dia terlalu malu ketika mengetahui permasalahan appa dan membawaku pergi dan meninggalkanmu di korea.†Seketika Ji Mi mendorong tubuh Ji Hwa, membuat tubuh Ji Hwa sedikit tersungkur kebelakang.
“Apa kau tahu betapa menderitanya aku ketika kau pergi ? apa kau tahu betapa sulitnya hidupku disini Ji Hwa?†teriak Ji Mi, seakan melampiaskan semua amarahnya pada Ji Hwa.
“Maafkan akuâ€
- SELESAI -