Brak! Sebotol minuman bersoda jatuh ke lantai. Seorang lelaki segera mengetuk-ngetuk pintu kamar disebelahnya, dan kamar yang lainnya, tapi tidak ada tanggapan. Lalu dia berlari menuju halaman depan.
Â
"Kang Yana kenapa kok lari-lari kayak dikejar setan?" Tanya Arif, bapak penjaga kos.
Â
"Dedi pak... Dedi..."
Â
"Kenapa dengan kang Dedi?"
Â
"Dia... dia gantung diri di kamar..."
Â
"Waduh... kok bisa? Ayo kita periksa!"
Â
Saat hendak melangkah, datang Lalan, teman sekelas Yana, tapi tidak ngekos disana.
Â
"Ada apa ini, sepertinya ada masalah?"
Â
"Ah nanti dijelasin kang, sekarang ikut kami aja ke dalem!"
Â
***
Â
Di dalam kompleks kos, Lalan melihat kesana-sini. Suasana kosan begitu sepi, tidak ada seorangpun yang terlihat selain mereka bertiga.
Â
"Aneh, kok sepi sekali ya? Padahal sekarang hari Rabu." Kata Lalan.
Â
Sampai di depan pintu kamar, mereka terdiam sejenak saling berpandangan satu sama lainnya dengan tegang.
Â
Arif membuka pintu.
Â
"Lah... gak ada siapa-siapa kang?"
Â
Yana menggaruk-garuk kepalanya, "ta ta tadi dia disini, ngegantung pake kain... disini!"
Â
"Yakin kang gak salah lihat? Tapi ini gak ada, bekasnya juga enggak."
Â
"Mungkin kamu berhalusinasi Yan." Kata Lalan.
Â
"Aku tidak berhalusinasi! Aku..."
Â
"Sudah, kita ke warung depan aja dulu buat nenangin diri, tenang aku yang bayarin."
Â
***
Â
Mereka bertiga berjalan pelan. Arif memperhatikan satu persatu kamar kos yang masih sepi seakan ditinggal penghuninya.
Â
"Menurut ahli psikologi, permasalahan hidup bisa membuat stres, dan terkadang stres dapat membuat penderitanya berhalusinasi." Kata Lalan sambil memegang pundak Yana.
Â
"Ya... mungkin kamu stres karena masalah kuliah, masa depan yang masih gelap, krisis keuangan, masalah keluarga, masalah teman, dan... masalah perempuan, ya, biasanya laki-laki begitu rapuh ketika bermasalah dengan perempuan."
Â
"Jadi... apa masalahmu dengan si dia?"
Â
Yana hanya diam dengan tatapan kosong ke depan.
Â
"Mmm... katanya untuk menyadarkan orang yang berhalusinasi adalah..."
Â
"Mmm..."
Â
"Dengan menceburkannya ke kolam yang berisi air!"
Â
Sekuat tenaga Lalan mendorong Yana ke sebuah kolam ikan di sampingnya. Beruntung ikan-ikannya sedang tidak ada.
Â
Yana segera bangkit dan memandang ke arah Lalan sambil menyibak rambutnya yang basah menutupi mata. Dia melihat pintu-pintu kamar terbuka, kemudian beberapa orang yang dikenalnya keluar dari dalam. Mereka berdiri didekat kolam sambil tertawa-tawa, dan membentangkan kertas besar yang bertuliskan: SELAMAT ULANG TAHUN KE-20 YAN!
Â
Kemudian datang Asti, pacarnya, sambil membawa bolu yang sudah dipasangi lilin yang menyala.
Â
Dedi pun muncul. "Hey lur, maaf tadi udah bikin kamu kaget! Hehehe..."
Â
"Kalian harusnya ngeliat gimana ekspresi muka dia waktu ngeliat aku ngegantung, hahaha!"
Â
"Liat tuh zombie lagi ngomong." Kata Lalan menunjuk ke Dedi.
Â
"Sialan, aku lupa kalau sekarang bulan April."Kata Yana. "Koplok, ini konspirasi tingkat tinggi sampe ngelibatin pak Arif!"
Â
"Hehehe... maaf atuh kang!"
Â
Dedi cekikikan puas sambil mengusap-ngusap lehernya yang tampak merah.
Â
"Untung dia gak lama-lama ngeliatin aku ngegantung, kalo iya, bisa mati beneran aku." Katanya dalam hati.
Â
Â