Senandung Perjuangan Ibu
Oleh : Fadli Rais
Â
Ayam berkokok tanda beranjak dari ranjang.
Adzan shubuh yang pertama berkumandang.
Kakek renta yang mengabdi 50 tahun untuk surau disebelah.
Semangatnya bukan main.
Â
Pukul tiga terdengar alarm berdering.
Gemercik air sumur terdengar sampai kamar tidurku.
Menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan Ibu
Bertemankan sabun cuci dan awu.
Â
Baâda solat shubuh.
Ibu bergegas mengayuh sepeda berumur belasan tahun.
Ditemani gorengan serta nasi kuning.
Untuk dijajakan di depan pabrik.
Â
Laksana pejuang yang tak pernah menyerah.
Ibu berjalan di tengah lalu lalang hutan.
Ibu simbol perjuangan bagiku.
Setelah bapa menikmati surge disana.
Â
Â
Ibu, tak tahu hari.
Ibu, tak kenal waktu.
Ibu, tak pandang siapa dia ?
Tangannya selalu bekerja sekuat tenaga.
Â
Ibu selalu berkata
Jangan sia-sia kan waktu nak 1
Lantas ku bertanya, Mengapa ?
âWaktu itu pisau yang bisa membunuhmu
Â
Ibu selalu berkata
Jangan berleha-leha anak muda
Kenapa lagi buâ tanyaku polos.
Masa tua mu akan meyesalâ
Â
Â
Waria Penembak
oleh : Fadli Rais
Sekarat ¦.
Darah-darah bercucuran
Melewati sepanjang jalanan kota
Menjadi kenangan bangsa yang jalang
Â
Kematian ¦..
Harga penghabisan dalam perjuangan .
Perjalanan para pejuang demokras
Mimpi terpampang dibuku-buku sejarah SD
Â
Bungkam ¦
Jalang-jalang berkeliaran dimana-mana
Dekapan hangat berujung kematian
Ah, air mataku bercucuran.
Tak kuasa aku melihat penderitaan dikau pejuang
Â
Gelisah tiada tara.
Perjalanan yang berkelok-kelok tanpa kepastian.
Mereka melawan untuk keadilan
Tapi dibilang biang kerok kerusuhan
Â
Waria berbaju lorek gagah perkasa
Sepatu tak berhak klimis dengan semir
Wajah ramah, nurani garang.
Â
Senapan seperti pistol air
Tembak sana, tembak sini
Anak kecil pun bisa
Â
Tak usah pendidikan
Tak usah jual sawah
Tak usah mengabdi
Tak usah berjalan jongkok.
Â
Ah, jalan saja kau tak mampu.
Bilang demi rakyat tapi kau hanguskan
Bilang pengamanan kau malah menjarah
Menjarah hak-hak kami
Hak tak pernah tersuarakan.
Â
Kau pikir rakyat tidur.
Kau pikir rakyat jalan ditempat.
TIDAK !
Â
Kami akan buktikan itu semua.
Pada seluruh warga dunia.
Ingat itu.
Sejarah pasti akan tahu.