Dua Puisi

26 Nov 2015 09:57 2370 Hits 0 Comments
Ibu dan Waria Penembak

Senandung Perjuangan Ibu

Oleh : Fadli Rais

 

Ayam berkokok tanda beranjak dari ranjang.

Adzan shubuh yang pertama berkumandang.

Kakek renta yang mengabdi 50 tahun untuk surau disebelah.

Semangatnya bukan main.

 

Pukul tiga terdengar alarm berdering.

Gemercik air sumur terdengar sampai kamar tidurku.

Menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan Ibu

Bertemankan sabun cuci dan awu.

 

Baâda solat shubuh.

Ibu bergegas mengayuh sepeda berumur belasan tahun.

Ditemani gorengan serta nasi kuning.

Untuk dijajakan di depan pabrik.

 

Laksana pejuang yang tak pernah menyerah.

Ibu berjalan di tengah lalu lalang hutan.

Ibu simbol perjuangan bagiku.

Setelah bapa menikmati surge disana.

 

 

Ibu, tak tahu hari.

Ibu, tak kenal waktu.

Ibu, tak pandang siapa dia ?

Tangannya selalu bekerja sekuat tenaga.

 

Ibu selalu berkata

Jangan sia-sia kan waktu nak 1

Lantas ku bertanya, Mengapa ?

âWaktu itu pisau yang bisa membunuhmu

 

Ibu selalu berkata

Jangan berleha-leha anak muda

Kenapa lagi buâ tanyaku polos.

Masa tua mu akan meyesalâ

 

 

Waria Penembak

oleh : Fadli Rais

Sekarat ¦.

Darah-darah bercucuran

Melewati sepanjang jalanan kota

Menjadi kenangan bangsa yang jalang

 

Kematian ¦..

Harga penghabisan dalam perjuangan .

Perjalanan para pejuang demokras

Mimpi terpampang  dibuku-buku sejarah SD

 

Bungkam ¦

Jalang-jalang berkeliaran dimana-mana

Dekapan hangat berujung kematian

Ah,  air mataku bercucuran.

Tak kuasa aku melihat penderitaan dikau pejuang

 

Gelisah tiada tara.

Perjalanan yang berkelok-kelok tanpa kepastian.

Mereka melawan untuk keadilan

Tapi dibilang biang kerok kerusuhan

 

Waria berbaju lorek gagah perkasa

Sepatu tak berhak klimis dengan semir

Wajah ramah, nurani garang.

 

Senapan seperti pistol air

Tembak sana, tembak sini

Anak kecil pun bisa

 

Tak usah pendidikan

Tak usah jual sawah

Tak usah mengabdi

Tak usah berjalan jongkok.

 

Ah, jalan saja kau tak mampu.

Bilang demi rakyat  tapi kau hanguskan

Bilang pengamanan kau malah menjarah

Menjarah hak-hak kami

Hak tak pernah tersuarakan.

 

Kau pikir rakyat tidur.

Kau pikir rakyat jalan ditempat.

TIDAK !

 

Kami akan buktikan itu semua.

Pada seluruh warga dunia.

Ingat itu.

Sejarah pasti akan tahu.

Tags

About The Author

Fadli rais 42
Ordinary

Fadli rais

Pecinta mamah muda made in Indonesia
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel