Di usia yang semakin beranjak dewasa ini, tiba-tiba saya teringat pada berbagai permainan tradisional yang pada zaman saya kecil, masih sering dimainkan. Ya, masa saya kecil merupakan masa yang indah. Pada saat itu memang belum ada dan belum popular gadget-gadget canggih. Tetapi kami, tetap merasa bahagia.
Permainan tradisional yang saya mainkan dengan teman-teman saya merupakan permainan yang mengharuskan kami banyak bergerak dan tentunya bekerja sama. Pernahkah Anda mengalaminya?
Ada lima jenis permainan tradisional yan sering saya dan teman-teman saya mainkan saat masih kecil. Semua permainan tersebut sering kami mainkan di sore hari atau ketika jam istirahat sekolah.
Bahkan kami pun sengaja datang lebih pagi ke sekolah untuk bisa bermain dulu sebelum bel sekolah berbunyi.
Penasaran apa saja permainan tradisional yang sering saya mainkan saat kecil? Berikut uraiannya.
Â
1. Benteng atau Bebentengan
Gambar via:Â plat-m.com
Permainan ini bagi sebagian dari Anda tentunya sudah tidak asing lagi. Benteng atau kami menyebutnya bebentengan merupakan permainan tradisional yang dimainkan oleh dua grup, umumnya terdiri dari 4 sampai 8 anak.
Di tempat saya, bentengnya biasanya berupa batu yang dijaga di belakang penjaga benteng. Semua anggota setiap grup akan berusaha untuk mempertahankan bentengnya.
Permainan tradisional ini terkesan sederhana, tetapi sebenarnya memberikan latihan kepada anak untuk mengatur strategi, bekerja sama, dan sekuat tenaga menjaga apa yang berharga (tanda benteng).
Permainan bebentengan memerlukan tenaga yang cukup karena para pemainnya harus bisa berlari dengan kencang, berusaha untuk tidak sampai ditawan, serta pintar dalam menjaga bentengnya. Rasanya saya ingin kembali memainkan permainan seru ini.
Â
2. Lompat Tali
Gambar via:Â blognyasukmasuci.files.wordpress.com
Bermain lompat tali memang lebih popular di kalangan anak perempuan dibanding anak laki-laki. Permainan yang juga lebih sering dimainkan secara bergrup ini juga membutuhkan kerja sama. Tali yang digunakan terbuat dari untaian karet gelang yang dibuat sendiri.
Selain permainannya, kegiatan membuat tali karet ini sendiri juga menyenangkan. Saya pernah membeli banyak sekali karet gelang agar bisa membuat tali yang tebal, panjang, dan kuat.
Bila lompat tali dimainkan per grup, maka satu grup akan memiliki “indung†atau ketua yang akan memimpin dan membantu anak buahnya saat melakukan kesalahan. Terdapat beberapa tahapan lompatan serta gerakan yang membuat permainan ini sangat menyenangkan.
Â
3. Boy-Boyan
Bagi Anda yang pernah bermain permainan ini, tentu sudah tidak asing lagi dengan namanya. Hampir sama seperti bebentengan, permainan boy-boyan ini memerlukan strategi dan kecepatan dalam berlari.
Walau permainan ini umumnya banyak dimainkan oleh anak laki-laki, di tempat saya tinggal, anak-anak perempuan pun banyak yang memainkannya. Boy-boyan sendiri menjadi salah satu permainan tradisional favorit saya.
Pemain akan dibagi ke dalam dua grup, grup penyerang atau pelempar dan grup penjaga. Grup penjaga harus menjaga agar tumpukan pecahan genting tidak rubuh, sedangkan grup pelempar harus bisa merubuhkan menara genting.
Jika menara genting rubuh, maka grup pelempar harus bisa melemparkan bola (terbuat dari plastik, tidak berbahaya) sampai mengenai setiap anggota grup penjaga agar bisa menang. Sedangkan grup penjaga harus bisa menyusun kembali menara genting untuk bisa menang.
Grup yang menang dalam permainan ini akan menjadi grup pelempar pada babak selanjutnya. Menyenangkan, bukan?
Â
4. Congklak
Gambar via: Linikini.id
Permainan tradisional favorit saya semasa kecil lainnya adalah congklak. Hampir setiap anak perempuan di tempat saya tinggal memiliki papan congklak serta biji-bijinya. Papan congklak seperti sebuah benda penting yang harus dimiliki pada saat itu.
Permainan ini dimainkan oleh dua orang. Setelah seluruh lubang kecil diisi dengan jumlah yang sama, permainan dimulai bersamaan dari ujung lubang dengan melawan arah jarum jam. Pemenang adalah dia yang mampu mengumpulkan biji congklak paling banyak. Permainan terus dilanjutkan sampai salah satunya benar-benar kehabisan biji congklak.
Â
5. Bekel atau Bekles
Gambar via:Â kambojabiru.files.wordpress.com
Permainan ini menggunakan sebuah bola yang sifatnya membal, umumnya terbuat dari bahan karet dan sepuluh buah cangkang kerang.
Oh ya, pada masa saya kecil, anak-anak perempuan selalu berlomba membuat bola bekelnya berukuran lebih besar lagi dengan cara merendamnya di minyak tanah selama beberapa hari.
Permainan bekel yang di tempat tinggal saya disebut dengan bekles ini sangat populer dimainkan di rumah dan juga di sekolah. Sering juga dimainkan pada saat bulan puasa sambil ngabuburit.
Â
Semua permainan tradisional tersebut selalu mengingatkan saya pada masa kecil yang sangat menyenangkan. Bagaimana dengan Anda? Apakah ada di antara permaian tersebut yang juga Anda mainkan saat masih kecil?
Semoga pembahasan ini bisa memberikan senyum manis bagi Anda saat mengingat serunya bermain permainan tradisional pada saat kecil.Â