‘Jack The Ripper’, nama tersebut mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Apalagi mereka yang memang suka dengan film box office.
Nama ‘Jack The Ripper’ sendiri bukanlah nama dari karakter imajinasi seseorang, melainkan sebuah nama yang diberikan untuk seorang pembunuh berantai yang identitasnya tidak diketahui dimana pada tahun 1888 dulu.
Pembunuh berantai ini diketahui aktif melakukan pembunuhan di sekitar distrik tempat orang-orang tidak mampu tinggal bernama distrik Whitechapel yang letaknya ada di London, Inggris.
Namun, pada kurun waktu 50 tahun yang lalu, atau tepatnya pada tahun 1960-an, sebuah kasus serupa juga terjadi di negara India.
Berbeda dengan kisah di Inggris, Jack The Ripper di India ini identitasnya sudah diketahui. Raman Raghav, yang dikenal sebagai Jack The Ripper India melakukan pembunuhan berantai selama lebih dari 3 tahun pada tahun 1960-an, sehingga menimbulkan kegelisahan dan ketakutan di kota Mumbai.
Semua korban dari Raman Raghav adalah orang-orang tidak mampu secara finansial yang tidur di trotoar atau tinggal di gubuk yang reyot. Tidak pilih-pilih, korban yang ia target adalah pria dan wanita dari semua usia, dari bayi, remaja hingga orang tua.
Cara korban-korban tersebut dibunuh adalah dengan cara diserang ketika mereka tertidur lelap. Korban yang tertidur tersebut kemudian dipukuli kepalanya dengan menggunakan sebuah alat tumpul yang keras.
Pada tahun 1968 kasus ini diserahkan pada seorang polisi muda bernama Ramakant Kulkarni yang akhirnya setelah beberapa bulan berlalu, berhasil menangkap Raghav si Jack The Ripper asal India.
Raghav berhasil ditangkap pada tanggal 27 Agustus tahun 1968.
Ramakant Kulkarni yang kemudian pensiun pada tahun 1990 sebagai kepala dari kepolisian Maharashtra menulis detail dari kasus tentang Jack The Ripper ini pada dua buah bukunya yang berjudul “Footprints on The Sands of Crimes†dan “Crimes, Criminals, and Cops.â€
Menurut salah satu bukunya, Ramakant menjelaskan bahwa pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan Raghav tidak memiliki motif sama sekali.
Pada tahun dimana Raghav sedang aktif sebagai pembunuh berantai, lebih dari 2,000 anggota polisi diturunkan untuk memantau keadaan termasuk menenangkan kepanikan yang terjadi di daerah suburban. Namun, Raghav bergerak seperti orang yang memiliki supernatural, bahkan sempat beredar kabar bahwa Raghav dapat berubah menjadi burung beo atau kucing.
Dalam memaksimalkan patroli yang dilakukan polisi, jam malam dimana taman-taman dan jalanan harus dikosongkan pada waktu senja.
Pembunuhan yang dilakukan Raghav pada waktu itu terjadi di dua tempat. Yang pertama adalah pembunuhan secara diam-diam yang dilakukan pada tahun 1965 dan 1966 dimana 19 orang menjadi korbannya.
Pada waktu itu, Raghav yang statusnya pernah menjadi tersangka ditemukan sedang berjalan-jalan di sekitar tempat kejadian perkara. Namun, karena polisi belum memiliki cukup bukti untuk menahannya, maka ia pun dilepaskan.
Ronde kedua dari pembunuhan berantai yang dilakukan Raghav berlangsung pada tahun 27 Agustus tahun 1968, dimana akhirnya ia ditangkap berdasarkan kesaksian para korban-korban yang berhasil selamat dari percobaan pembunuhan yang dilakukan Raghav.
Setelah penangkapan dilakukan, Raghav pun diinterogasi selama tiga hari.
Dalam interogasinya selama tiga hari, Raghav mengakui bahwa pembunuhan yang ia lakukan telah memakan 41 korban. Sedangkan senjata yang ia gunakan untuk membunuh adalah sebuah tongkat besi yang berbentuk seperti angka ‘7’, pisau, dan masih banyak lagi.
Ketika ia ditanya soal motifnya membunuh orang-orang tersebut, ia menjawab bahwa pembunuhan tersebut ia lakukan secara sukarela karena merupakan instruksi dari “Tuhan.â€
Walaupun pembunuhan yang dilakukannya itu sangat kejam, pada waktu itu pengadilan tidak menjatuhinya hukuman gantung dikarenakan kerjasama Raghav dalam interogasi. Selain itu, kejiwaan Raghav pun harus dikonfirmasi terlebih dahulu, sehingga ia akhirnya dijatuhi hukuman penjara saja.
Setelah selama 18 tahun ia dipenjara, Raghav akhirnya meninggal dikarenakan suatu penyakit yang menyerang ginjalnya.
Pada tahun 1991 yang lalu, sebuah film yang mereplikasi kejadian-kejadian tentang pembunuhan berantai yang dilakukan Raghav dibuat, dengan sutradaranya bernama Anurag Kashyap. [FM]