Melakukan aktivitas olahraga secara teratur terbukti dapat meningkatkan kesehatan, mobilitas dan stamina kita. Karena dengan berolahraga, secara tidak langsung tubuh kita akan menuntut lebih banyak vitamin, mineral dan nutrisi lainnya untuk dikonsumsi.
Akan tetapi, seteratur apapun kita berolahraga, pasti ada satu waktu dimana kita bosan dan malas untuk berolahraga. Dari satu waktu dimana kita tidak berolahraga tersebut akan menghasilkan dampak negatif yang berkelanjutan, yaitu kita semakin malas dan malas untuk berolahraga.
Padahal menurut para pakar kesehatan, yang namanya berolahraga itu sangatlah penting untuk kesehatan.
Lalu apa yang terjadi jika kita melewatkan beberapa kali waktu untuk berolahraga, atau bahkan sampai berhenti berolahraga?
Dampak negatif dari tidak berolahraga cukup banyak, diantaranya adalah perubahan fisik pada diri kita, juga perubahan tidak langsung pada mental yang mungkin baru kita sadari setelah kita lama tidak berolahraga.
Â
1. Pengaruh pada jantung
Dengan tidak berolahraga selama beberapa minggu saja, artinya kita telah gagal untuk memperkuat daya tahan jantung dan paru-paru kita. Akibatnya, tubuh kita secara keseluruhan menjadi lemah.
Contohnya saja, dalam berlari, seseorang yang tidak pernah berolahraga akan lebih cepat lelah dibandingkan seseorang yang berolahraga. Hal ini diakibatkan oleh kondisi jantung yang lebih cepat drop dibandingkan kekuatan otot yang dimiliki.
Â
2. Meningkatnya Tekanan Darah
Bagi kebanyakan orang, olahraga secara teratur membantu menurunkan tekanan darahnya. Artinya, dengan tidak berolahraga, tekanan darah pada diri kita secara otomatis akan meningkat.
Dalam sebuah penelitian pada situs plosone.org terdapat sebuah penelitian berjudul “The Relationship between the Blood Pressure Responses to Exercise following Training and Detraining Periods.â€
Penelitian ini meneliti tentang apa yang terjadi pada tekanan darah dari beberapa orang subjek penelitiannya ketika mereka berolahraga selama enam bulan yang kemudian diikuti oleh kegiatan untuk berhenti berolahraga secara keseluruhan.
Dan hasilnya, dari beberapa subjek penelitian tersebut memperlihatkan hasil yang cukup membuktikan bahwa dalam 6 bulan kegiatan olahraga, tekanan darah para subjek berada di tekanan yang lebih rendah dibandingkan ketika para subjek tersebut telah berhenti berolahraga selama dua minggu.
Â
3. Kadar glukosa dalam darah meningkat
Hidup tanpa berolahraga atau bergerak berdampak pada peningkatan glukosa dalam darah kita. Meningkatnya glukosa dalam darah akibatnya cukup fatal yakni, meningkatnya resiko tubuh kita mengalami serangan jantung dan diabetes.
Ketika kita berhenti berolahraga, otot-otot dan jaringan lainnya dalam tubuh kita tidak dapat menyerap kadar gula dari darah kita untuk dijadikan sebagai energi. Inilah kenapa glukosa dalam darah kita mengalami peningkatan.
Mengutip pernyataan dari sebuah artikel di Prevention.com, suatu proses dimana otot-otot dalam tubuh kita kesulitan menyerap kadar glukosa dari darah kita umumnya terjadi setelah 5 hari kita tidak berolahraga.
Dan hasilnya, perut kita akan terlihat gemuk dikarenakan hilangnya kemampuan tubuh dalam membakar lemak secara cepat.
Namun, jika kita kembali berolahraga secara rutin selama satu minggu, kadar gula dalam tubuh kita akan kembali turun. Bahkan menurut seorang dokter spesialis diabetes bernama Dr. James Thyfault dari Universitas Missouri, dengan menurunnya kadar gula dalam darah, resiko tubuh kita terkena dua jenis diabetes pun akan berkurang.
Â
4. Degenerasi pada otot-otot tubuh
Ketika kita berubah dari tipe orang yang rajin berolahraga menjadi orang yang suka bermalas-malasan, mungkin kita akan dinilai sehat secara psikologis. Namun secara fisik, kita akan merasakan dampak negatif pada organ-organ di dalam tubuh kita, yaitu pada otot-otot.
Salah satunya adalah muncul permasalahan-permasalahan pada sendi dan ligamen kita. Lalu ditambah dengan hilangnya keselarasan pada otot-otot kita.
Menurut seorang dokter ahli bernama Dr. Harry Pino, hal tersebut akan dirasakan setelah 10 hingga 28 hari berhenti berolahraga, dan hal ini akan sangat terlihat pada seorang atlit terlatih.
Dr. Harry Pino juga mengatakan bahwa olahraga secara regular itu tidak menghentikan degenerasi otot namun hanya memperlambat proses degenerasi saja.
Intinya, jika rajin melakukan aktivitas berolahraga saja masih terjadi degenerasi pada otot, apalagi dengan tidak berolahraga?
Â
5. Bertambahnya berat badan dan lemak pada tubuh
Jika kita liburan dari berolahraga selama beberapa kali, tapi kebiasaan menyantap makanan yang tidak berubah, hal ini akan menyebabkan peningkatan kalori dalam tubuh. Dengan meningkatnya kalori dalam tubuh, kegemukan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari lagi.
Karena dengan jarang atau sama sekali tidak pernah berolahraga, metabolisme dan pembakaran lemak dalam tubuh kita akan berkurang secara drastis.
Â
Kesimpulan
Jadi, dengan kita berhenti berolahraga banyak dampak negatif yang baik secara langsung dan tidak langsung merugikan bagi kita.
Dampak negatif tersebut antara lain, meningkatnya resiko terserang berbagai penyakit kronis, degenerasi pada otot-otot dan jaringan pada tubuh kita, serta berkurangnya metabolisme tubuh yang menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk membakar lemak dalam tubuh secara cepat.
Oleh karena itu, olahraga sangatlah penting bagi manusia. Dengan menyisihkan waktu 30 menit saja setiap harinya untuk berolahraga, kita sudah dapat menikmati berbagai keuntungannya seperti jantung yang sehat, tubuh yang fit dan peningkatan lainnya pada tubuh secara keseluruhan.
Â
via Lifehack
image courtesy of demandstudio