Friday The 13th: The Game

Bagi para penggemar film horror pasti kenal dengan karakter antagonis yang satu ini,

siapa lagi kalau bukan Jason Voorhees.

Yaitu seorang pembunuh berdarah dingin yang muncul pada seri Friday the 13th yang pertama kali muncul pada tahun 1980.

Kepopuleran Jason hingga sekarang masih dibuktikan dengan kemunculannya di sebuah game fighting berjudul Mortal Kombat X sebagai petarung yang ada di DLC.

Tidak hanya bermain di film dan menjadi sebuah bintang tamu di sebuah game, baru-baru ini Jason Voorhees juga muncul di game dimana Jason adalah karakter utamanya.

Nama game ini adalah Friday the 13th: The Game yang dikembangkan oleh studio Illfonic dan Gun Media.

Game ini adalah sebuah game bertipe third-person yang dapat dimainkan diberbagai platform oleh banyak orang yaitu, Xbox One, PS4, dan PC. Dalam game ini, satu pemain akan berperan sebagai Jason sedangkan tujuh pemain lainnya akan berperan sebagai konselir dari perkemahan yang memiliki satu keinginan yaitu untuk selamat melewati satu malam dimana Jason akan memburu mereka.

Game ini mengambil latar di sebuah peta bertipe “semi-open world” sama dengan di filmnya yaitu di perkemahan Crystal Lake.

Menurut para pengembangnya, game ini akan menjadi sebuah game dambaan para fans cerita horror klasik, dimana tidak ada kamera yang merekam kejadian pembunuhan dan tidak ada bukti rekaman tentang pembunuhan yang akan terjadi.

Saat ini, Gun Media sebagai salah satu pengembangnya masih mencari investasi untuk pembuatan game ini di Kickstarter dengan total investasi yang diminta senilai 700 ribu USD atau sekitar 9,6 milyar rupiah.

Menurut Sean Cunningham yang juga memegang lisensi dari Friday the 13th, para pemain akan terkejut ketika bermain game ini bukan hanya karena cerita horrornya saja. Selain unsur horror yang dijamin akan mampu menakut-nakuti para fans Friday the 13th, game ini juga dikatakan adalah evolusi dari cerita aslinya.

Pihak developernya sendiri berkata bahwa mereka membuat evolusi cerita dari film Friday the 13th dengan alasan karena mereka tidak ingin game mereka populer karena ceritanya sama dengan apa yang ada di film. Mereka ingin menciptakan sebuah game yang memang memiliki cerita orisinil buatan dari fans film seri tersebut.

Lalu kenapa Gun Media tidak menggunakan metode bisnis tradisional dimana pencarian investasi dilakukan lewat para publisher game yang sudah berpengalaman di dunia game?

Karena menurut mereka, jika mereka menjalin hubungan bisnis dengan perusahaan publisher game, unsur seperti violence, gore dan nudity  yang ada pada game Friday the 13th yang akan mereka buat itu akan menjadi bahan pertimbangan. Sedangkan menurut mereka, ketiga unsur tersebut adalah apa yang akan membentuk game yang akan mereka buat, dan bukan unsur yang dapat seenaknya diganti atau dibuang.

Dengan kata lain, game yang akan mereka buat ini adalah sebuah game horror sesuai dengan harapan para pengembangnya dimana kisahnya akan lebih intense dibandingkan dengan filmnya.

Friday the 13th: The Game menggunakan Unreal Engine 4 sehingga untuk grafiknya sudah dipastikan akan sangat baik. [FM]