Kehidupan bermasyarakat di Internet yang semakin hari semakin populer menyebabkan bermunculannya banyak situs jejaring sosial yang fungsinya sendiri sebagai wadah untuk bersosialisasi baga warga dunia maya.
Seiring berkembangnya zaman dan bertambahnya jejaring sosial, persaingan antar jejaring sosial sudah tidak bisa dihindari lagi dan semakin sengit saja.
Ada yang terus menapaki tangga kesuksesan seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya. Namun ada juga yang akhirnya kehilangan semangat berkompetisi dikarenakan terus menurunnya performa jejaring sosialnya.
Berikut ini adalah lima situs jejaring sosial yang pernah mencoba untuk sukses, namun gagal dan hasilnya;Â sebagian kandas di tengah jalan, sedangkan sisanya masih bertahan tapi keberadaannya masih banyak dihiraukan oleh para netizen.
Â
1. The Hub
Adalah sebuah situs jejaring sosial yang didirikan pada tahun 2006 oleh sebuah nama yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga sebagian orang yaitu, Walmart.
target pasar utama dari jejaring sosial ini adalah anak muda, dengan visi utamanya bernama ‘School Your Way’ yang tujuannya untuk menghubungkan para anak muda dengan berbagai produk yang ada di Walmart.
Dengan terhubung dengan produk-produk yang dimiliki Walmart, diharapkan anak-anak muda akan membagikan baik foto dan video dari berbagai produk yang ada.
Namun, visi The Hub ini mengalami hambatan yang sangat besar ketika banyak akun palsu bermunculan untuk ikut menjual sesuatu, selain itu ads (iklan) yang sangat banyak juga adalah nilai minus dari situs jejaring sosial ini.
Selain itu yang membuat para remaja berhenti menggunakan The Hub adalah notifikasi yang terlalu sering dikirimkan tentang aktivitas para remaja sehingga mereka merasa privasi mereka hilang.
Dan pada bulan September 2006, tepatnya setelah berjalan 10 minggu, The Hub menutup situsnya karena penurunan drastis dari popularitasnya.
Â
2. Live Journal
Juga dikenal dengan nama Zhivoy Zhurnal atau ZheZhe di Rusia, adalah sebuah situs jejaring sosial dimana para penggunanya diberi kebebasan untuk mengatur sebuah blog, jurnal atau buku harian.
Sejak didirikannya pada 15 April 1999 di tangan seorang programer berkebangsaan Amerika bernama Brad Fitzpatrick, sejumlah politikus, kuhususnya para politikus Rusia pernah menggunakannya untuk kegiatan politiknya.
Akan tetapi, situs ini ditutup karena kelemahan sistem keamanan akun para penggunanya. Selain itu sistem membership yang harus menggunakan invitation code adalah hal lain yang menjadi permasalahan pada situs ini.
Kemudian kontroversi lainnya juga muncul soal situs Live Journal beserta fitur-fitur yang ada di dalamnya.
Terlepas dari berbagai kontroversi tersebut, pada bulan April 2014 situs ini pernah menduduki peringkat 135 di Alexa, namun turun ke peringkat 196 pada tahun 2015 ini.
Â
3. MySpace.com
Diantara tahun 2005 hingga tahun 2008, MySpace pernah menjadi situs jejaring sosial paling populer di dunia.
Situs jejaring sosial yang diluncurkan pada tahun 2003 oleh Chris DeWolfe dan Tom Anderson ini bahkan pernah lebih populer dibandingkan Google pada tahun 2006 yang lalu. Dan selama keberadaannya, MySpace telah merubah banyak hal dalam musik terutama pada budaya musik pop.
Namun kepopulerannya berakhir ketika situs ini mengalami banyak perubahan baik dari segi desain dan fitur-fitur yang dimilikinya. Hingga saat ini, MySpace masih aktif dan dapat diakses. Tapi mungkin yang mengakses situs tersebut tidak sebanyak ketika masa keemasan situs ini.
Â
4. Eons
Adalah sebuah situs jejaring sosial yang didirikan pada tahun 2006 oleh Jeff Taylor yaitu seorang Founder dari Monster.com, Pada mulanya, Eons didirikan dengan tujuan utamanya untuk menjadi sebuah platform untuk menampung iklan-iklan produk bayi. Selain itu, target pengguna untuk situs ini sendiri adalah mereka yang usianya sudah di atas 40 tahun.
Sayangnya, rencana tersebut gagal mendapatkan perhatian, bahkan setelah mengeluarkan dana lebih dari 32 juta USD untuk investasi.
Situs ini pun sudah berganti kepemilikan beberapa kali, dan juga berganti strategi dari yang asalnya hanya untuk pengguna 40 tahun ke atas, mereka akhirnya mencoba untuk mengajak para pengguna yang usianya di atas 13 tahun.
Namun hal tersebut juga gagal dan akhirnya, pada tahun 2012 situs ini ditutup.
Â
5. Friendster
Didirikan pada tahun 2002, situs jejaring sosial ini dalam waktu cepat menjadi salah satu pioneer media sosial, tapi situs ini gagal dalam mengembangkan potensinya sebagai media sosial.
Pada masa kejayaannya, situs ini memiliki pengunjung bulanan terbanyak setiap bulannya dibandingkan situs jejaring sosial lainnya di Asia. Namun, karena kepopulerannya mengalami penurunan drastis, pada tahun 2011 situs ini berubah fungsi menjadi sebuah portal gaming.
Namun alih fungsi yang dilakukan Friendster menjadi portal gaming juga tidak sepopuler waktu situs ini menjadi sebuah situs jejaring sosial. Akhirnya, pada bulan Juni 2015 menutup layanannya. [FM]
Â