Media Sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan modern setiap orang di berbagai belahan dunia. Setiap harinya, hampir setiap orang yang memiliki koneksi internet pasti terhubung dengan media sosial.
Namun yang menjadi masalah disini bukan kebiasaan terkoneksi tersebut. Yang menjadi masalah disini adalah kebiasaan orang membagikan berbagai macam hal yang dinilai berlebihan.
"sharing is caring", mungkin pepatah itu memang benar, tapi jika membagikan sesuatu di media sosial dilakukan secara berlebihan, hal tersebut hanya akan mengakibatkan privasi dan keamanan Anda terganggu.
Selama beberapa tahun belakangan ini, para ahli sudah sering mengingatkan kita tentang membagikan informasi yang terlalu banyak di media sosial. Selain itu banyak juga kasus tentang bagaimana sebuah aktivitas di Facebook yang akhirnya menjadi sebuah masalah baik bagi pelaku aktivitas dan orang lain yang terlibat dalam aktivitas tersebut.
Contohnya saja pernah ada seorang pegawai swasta yang dengan sengaja menjelek-jelekkan bosnya di Facebook.
Namun, apa yang dia update pada status tersebut ternyata diketahui banyak orang dan secara tidak sengaja salah satu teman dari pegawai swasta tersebut ternyata adalah bosnya sendiri yang berakhir dengan kemarahan si bos dan pemecatan si pegawai.
Namun, ancaman dari media sosial tidak terbatas pada hal yang dicontohkan di atas saja. Hackers atau peretas adalah salah satu predator di dunia maya yang juga sering menjadikan media sosial sebagai target.
Apa saja informasi yang mereka incar dari suatu akun media sosial? Bagaimana cara mereka mencuri informasi sensitif dari para targetnya?
Â
Mencari Informasi Sensitif Anda
Ketika Anda mendaftar pada sebuah layanan online seperti bank, perusahaan telekomunikasi ataupun perusahaan lainnya yang membutuhkan otentifikasi. Hal ini umumnya dilakukan memasukkan username dan password, atau mungkin sebuah one-time code yang dikirimkan lewat sebuah pesan ke ponsel Anda.
Dan biasanya, ketika melakukan pendaftaran tersebut, para pengguna menggunakan informasi pribadi mereka yang sebenarnya. Seperti nama ibu, nomor telepon, dan tempat tanggal lahir.
Menurut Anda, seberapa sulit para peretas tersebut menemukan informasi di atas?
Tidaklah sulit bagi mereka untuk menemukan informasi tersebut jika Anda adalah orang yang sangat suka memamerkan status Anda di media sosial. Contohnya saja tempat tanggal lahir yang tidak diatur menjadi privat. Ataupun nomor ponsel dan alamat email yang juga tidak diatur privasinya.
Secara tidak sengaja, dengan Anda memperlihatkan berbagai data tersebut ke umum, Anda telah memberikan informasi tentang Anda secara gratis pada para peretas.
Â
Menebak Password dari Akun Anda dengan Sistematis
Kebanyakan peretas yang memang memiliki niat murni untuk meretas akun seseorang akan secara sistematis mencoba untuk menjebol akun tersebut dengan metode "brute force". Yaitu dengan memasukkan password yang mungkin ada kaitannya dengan kita.
Inilah salah satu alasan mengapa setiap membuat password di suatu situs, Anda diharuskan untuk mengkombinasikan password yang Anda tulis dengan tulisan besar dan kecil. Selain itu karakter spesial juga biasanya digunakan untuk mengacaukan script yang bisa digunakan untuk menebak-nebak password.
Untuk meningkatkan kemungkinan penemuan password, para peretas umumnya juga menggunakan teknik yang disebut '"dictionary attack". Yaitu dengan menggunakan sebuah script yang bukan hanya menduga-duga password.
Akan tetapi, dengan menggunakan kata-kata yang mudah diingat oleh targetnya. Lalu bagaimana para peretas tersebut dapat mengetahui kata-kata yang biasa digunakan atau diingat oleh targetnya?
Ya, salah satunya adalah dengan membuntuti akun dari targetnya tersebut dan melihat kata-kata yang sering dibagikan (share) oleh targetnya.
Â
Penutup
Selain hal yang telah dijelaskan di atas, masih banyak lagi cara para peretas untuk mencuri informasi sensitif kita seperti dengan memposting hal-hal menarik di suatu grup yang kita ikuti, atau membuat akun media sosial palsu, lalu mencoba untuk menipu kita.
Hal di atas sudah cukup mengancam bagi para pengguna media sosial apalagi mereka yang memang tidak begitu peduli dengan privasi dan keamanan mereka di media sosial.
Untuk meminimalisir dan mencegah kejadian tersebut, ada baiknya kita sebagai pengguna media sosial, lebih memilih-milih lagi dengan apa yang kita bagikan secara online dan konsekuensi dari informasi yang kita bagikan di media sosial. [FM]
Â
Â