Boeing (lengkapnya Boeing Commercial Airplanes) adalah salah satu perusahaan industri manufaktur pesawat terbang yang terkenal dan melegenda di Amerika Serikat.
Perusahaan yang dipelopori pendiriannya oleh William Boeing, seorang insinyur pertambangan dari Detroit, negara bagian Michigan, pada 15 Juli 1916 ini dikenal dengan jajaran pesawat terbang komersil untuk keperluan sipil.
Namun begitu, semasa Perang Dunia II, Boeing juga pernah membuat beberapa pesawat tempur, terutama pesawat pengebom seperti B-17 Fying Fortress, dan B-29 Superfortress. Kini, Boeing lebih fokus membangun pesawat-pesawat komersil untuk penerbangan sipil.
Pesawat-pesawat Boeing telah digunakan di seluruh dunia. Di Indonesia, pesawat Boeing banyak digunakan oleh perusahaan penerbangan plat merah Garuda Indonesia. Model yang digunakan adalah Boeing 737 dan varian-variannya.
Boeing 737 memang salah satu model pesawat yang sangat populer di dunia. Namun begitu, ada satu model pesawat Boeing yang juga menarik; model ini menarik karena ukuran besarnya yang khas, terutama ketika pertama kali diperlihatkan ke publik pada 30 September 1968 lalu.
Pesawat Komersil dengan Dua Tingkat Dek Penumpang
Sejarah mencatat bahwa Boeing 747 adalah salah satu pesawat penumpang komersil dengan badan lebar pertama di dunia.
Pesawat ini awalnya dirancang untuk mengikuti kesuksesan model Boeing 707 yang berhasil mendominasi pasar pesawat penumpang komersil pada dekade ’50-an.
Berhubung pada dekade ’60-an transportasi udara sedang booming, jumlah calon penumpang semakin meningkat, maka beberapa produsen pesawat terbang mulai menggeser prioritas desainnya pada daya angkut, termasuk Boeing.
Pada awalnya, bodi 747 dirancang sebagai pesawat dek ganda. Namun demi kemudahan rute evakuasi dan meminimalisasi beban yang berlebih, rancangan ini dibatalkan. Akhirnya, 747 dirancang dengan bodi lebih lebar, namun tetap memiliki dek atas yang hanya sebagian di sebelah depan.
Dek atas ini adalah lokasi kokpit. Pada awalnya, bagian dek atas di belakang kokpit tidak digunakan, namun demi mengefektifkan ruangan, akhirnya bagian ini juga dimuati dengan kursi penumpang. Adanya dek atas yang hanya sebagian inilah yang menyebabkan penampilan “benjolan†khas pada bodi depan Boeing 747.
Untuk menggerakkan, dan menerbangkan pesawat semegah ini, dibutuhkan mesin yang sangat-sangat kuat. Mesin-mesin yang ada pada saat itu diperkiraan tak mampu memberikan gaya dorong yang cukup untuk menerbangkannya.
Oleh karena itu, Boeing bersama Pan Am dan Pratt, & Whitney merancang mesin baru dengan teknologi high-bypass turbofan. Konsep rancangan mesin ini mampu memberikan gaya dorong setidaknya dua kali lipat dari mesin-mesin turbojet yang ada pada masa itu, namun justru menghemat konsumsi bahan bakar sampai sepertiganya. Mesin ini diberi kode JT9D.
Boeing Bertaruh Nasib
Proyek pembuatan Boeing 747 sebenarnya sebuah proyek ambisius. Dan ambisi itu memang harus dibayar mahal oleh Boeing. Biaya yang dikeluarkan Boeing untuk membangun 747 nyaris mencapai 25 juta Dolar Amerika. Itu di tahun 1967, bayangkan berapa jumlahnya jika dikalikan kurs dan tingkat inflasi sekarang.
Biaya yang sangat besar, dan berkali-kali membengkak membuat Boeing harus berkali-kali pula meminta pinjaman modal dari bank.
Andaikata bank tersebut menolak, perusahaan Boeing pasti tamat sebelum 747 selesai. Utang yang dikumpulkan oleh perusahaan selama mengembangkan pesawat ini lebih dari 2 milyar Dolar Amerika—sekali lagi, itu di akhir dekade ’60-an.
Namun begitu, kerja keras, dan kenekatan perusahaan terbukti berbuah manis. Selama bertahun-tahun kemudian, Boeing akhirnya bisa memonopoli produksi pesawat berkapasitas super besar. Ini berlanjut sampai akhirnya Boeing mendapat saingan, yaitu Airbus A380 yang diperkenalkan pada 2005.
Sang Ratu Angkasa Kini
Meskipun berukuran sangat besar, Boeing 747 dikenal sebagai pesawat yang sangat nyaman, dan aman dikendalikan. Bahkan ketika salah satu bilah sayapnya mengalami gangguan pada test-flight, Boeing 747 tetap tidak mengalami masalah kestabilan yang berarti. Ukurannya yang megah dan terbangnya yang anggun di langit biru membuatnya dijuluki Sang Ratu Angkasa.
Meskipun 747 pertama kali dirancang pada akhir ’60-an, model ini terus-menerus dikembangkan, dimodifikasi, dan dimutakhirkan oleh Boeing. Hingga kini, model 747 masih diproduksi massal oleh Boeing. Sepanjang masa produksinya, terdapat banyak varian dari model 747.
- Model 747-100 adalah model paling pertama yang dibuat oleh Boeing pada akhir dekade ’60-an. Total 167 pesawat dibuat sepanjang masa produksinya.
- Model 747- SR adalah permintaan khusus dari maskapai angkutan udara Jepang untuk penerbangan domestik berjarak pendek. Model ini memeiliki kapasitas bahan bakar lebih kecil namun memiliki kapasitas angkut penumpang lebih banyak (498-550 orang).
- 747-200 adalah lanjutan pengembangan 747-100. Model ini pertama kali mengangkut penumpang pada Februari 1971. Variannya, 747-200C adalah model konvertibel yang dapat diubah dari pengangkut penumpang menjadi pengangkut khusus kargo.
- 747-300 adalah lanjutan pengembangan 747-200. Pertama kali digunakan pada 1983, dua tahun berikutnya model 747-400 diumumkan.
- 747-400 adalah lanjutan dari 747-300. Perkembangan paling siginifikan adalah semakin banyaknya perangkat kontrl dan avionik yang dikendalikan otomatis oleh bantuan komputer.
- 747-8 adalah model paling terkini dari pesawat jumbo jet ini. Dengan bodi sepanjang 76.4 meter, pesawat ini mampu mengangkut 140 ton kargo atau 605 orang penumpang.
10 Fakta Menarik Tentang Boeing 747
Selain merupakan salah satu pesawat dengan daya angkut terbesar di dunia, Boeing 747 juga mencatat beberapa fakta menarik seperti berikut ini.
- Boeing 747 telah menerbangkan 3,5 milyar orang di seluruh dunia. Jumlah ini hampir setengah dari total populasi dunia.
Â
- Boeing 747 dirancang dengan kapasitas angkut 350 sampai 400 orang, namun pada suatu operasi evakuasi (Operation Solomon), Israel pernah memodifikasi pesawat angkutnya hingga mampu mengangkut 1.087 penumpang sekali jalan.
- Lebar dek penumpang atas pesawat ini sama dengan lebarnya Boeing 737. Bayangkan betapa lebarnya dek bagian bawah.
- Ada 14 tangga yang menghubungkan dek atas dengan dek bawah. Ingat, ini tangga yang ada di dalam pesawat, bukan tangga untuk masuk ke dalam pesawat.
- Mengapa pesawat ini sangat lebar dan besar? Simpel, karena awalnya pesawat ini diniatkan agar mudah dikonversi menjadi pesawat kargo.
- Ban yang digunakan pada landing gear Boeing 747 diisi dengan gas nitrogen untuk meminimalisasi pecah ban ketika mendarat.
- Terdapat 365 saklar, kenop putar, dan lampu indikator pada kokpit Boeing 747. Inilah salah satu sebabnya mengapa pendidikan menjadi pilot bukan perkara sepele.
- Ukuran diameter mesin 747 nyaris sama besar dengan bodi pesawat B-29 Superfortress. Di masa kejayaannya, Superfortress sudah dianggap pesawat yang sangat besar.
- Satu mesin Boeing 747 mampu menghasilkan tenaga dorong yang sama dengan gabungan tenaga 4 mesin Boeing 747 sekaligus.
- Boeing 747 adalah salah satu pesawat pertama yang dijuluki “Jumbo Jetâ€. Kapasitas angkut Jumbo
Kini, Boeing 747 memang bukan lagi pesawat komersil terbesar di dunia. Sudah ada Airbus A380, ada pula Antoov An-124 yang berhasil mencatat rekor ukuran yang baru. Namun begitu, 747 akan tetap menjadi pesawat legendari dalam dunia industri manufaktur pesawat terbang.