Belajar Makna Filosofis Berkurban Dari Kisah Nabi Ibrahim

23 Sep 2015 11:10 6664 Hits 0 Comments
Belajar memaknai kurban dari kisah Nabi Ibrahim.

Belajar Makna Filosofis Berkurban Dari Kisah Nabi Ibrahim

Perintah melakukan kurban diidentikkan dengan cerita Nabi Ibrahim,  yang waktu itu diperintahkan untuk menyembelih anaknya, Ismail. Simbolis cerita tersebut memiliki berbagai aspek kehidupan yang layak kita cermati, untuk kita ambil hikmah darinya.

Ismail merupakan anak Nabi Ibrahim, sebelumnya Nabi Ibrahim menantikan kehadiran putranya tersebut dalam kurun waktu yang lama. Nabi Ibrahim memohon doa kepada Allah SWT, untuk dikarunia seorang putra.

Doa Nabi Ibrahim pun terjawab, Allah SWT mengarunia seorang putra kepada Nabi Ibrahim melalui istrinya, Siti Hajar. Dikemudian hari, anak Nabi Ibrahim diberi nama Ismail.

Nabi Ibrahim begitu mencintai anaknya, Ismail, hingga suatu hari, melalu mimpi Nabi Ibrahim menyembelih putranya tersebut. ''...Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu..?'' (QS: as-Saffat:102). Setelah diajak diskusi oleh sang ayah, Ismail pun menjawab ''...Wahai Ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepada mu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.'' (QS:as-Saffat:102).

Belajar Makna Filosofis Berkurban Dari Kisah Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim membawa anaknya, Ismail, ke suatu tempat yang bernama Mina untuk menjalankan perintah Allah SWT menyembelih Ismail. Ketika menyiapkan prosesi penyembelihan terhadap anak yang sangat dicintainya tersebut dengan penuh keikhlasan, Allah SWT berfirman :

''Maka tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Lalu Kami panggil dia, 'Wahai Ibrahim!' sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu...'' (QS: as-Saffat ayat 103-104).

Allah SWT mengganti Ismail dengan domba besar, ''Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.''

''Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Selamat sejahtera bagi Ibrahim. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.'' (QS: as-Saffat:108-109).

Berbagai aspek yang bisa kita ambil hikmah dari kisah Nabi Ibrahim tersebut. Wujud rasa syukur dan pengabdian adalah semangat yang dibawa oleh Nabi Ibrahim, meskipun diperintahkan untuk mengorbankan sesuatu yang sangat dicintainya didunia, namun Nabi Ibrahim dan putranya Ismail, ikhlas menerima perintah tersebut. Untuk umat Nabi Muhammad SAW, kita diperintahkan menyembelih hewan kurban, sebagai simbolis keikhlasan kita terhadap perintah Allah SWT, dan sebagai bentuk kerelaan kita berbagi kepada sesama atas karunia dunia kita.

Aspek yang bisa kita ambil dari kisah teladan Nabi Ibrahim adalah, kerelaannya untuk mengorbankan sesuatu yang sangat kita cintai didunia. Ismail adalah anak Nabi Ibrahim, simbolis kepemilikan dunia, yang sangat ditunggu oleh Nabi Ibrahim sejak lama. Dalam kehidupan kita, kepemilikan dunia bisa berupa apa saja, anak, harta, jabatan dsb.

Hal yang lain, tentunya adalah aspek sosial dalam ibadah kurban, setelah kita menyembelih hewan kurban, dagingnya segera kita bagikan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan.

Dengan mengambil pelajaran dari filosofis makna berkurban dalam kisah Nabi Ibrahim, mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dari kisah tersebut. Ammiin.

Tags

About The Author

wan 67
Expert

wan

Mencoba Hobi tulis menulis
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel