Jason Day, Sang Juara PGA Asal Australia

22 Sep 2015 17:25 2476 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Inilah kisah Jason Day sebelum ia memenangkan kejuaraan PGA tahun ini.

Mungkin beberapa rekan pembaca disini ada yang mengenal Jason Day. Tapi penulis yakin kebanyakan belum mengenalnya.

Jadi, siapa itu Jason Day?

Jika Anda mengikuti berita olahraga internasional, pasti Anda tahu bahwa Jason Day itu adalah seorang pegolf profesional yang meraih empat kemenangan dari delapan turnamen golf sepanjang karirnya dan berhasil meraup keuntungan hingga 9 juta dollar Amerika Serikat.

Berawal dari perjuangannya pada masa mudanya dimana ia berjuang untuk bebas dari alkohol dan lepas dari tragedi yang menimpanya, Jason Day telah menghadapi berbagai cobaan yang lebih dari apa yang pada umumnya orang-orang hadapi.

 

Tahun-tahun bermasalah Jason Day

Tidak seperti kebanyakan pegolf profesional, Jason Day atau yang lebih dikenal dengan panggilan Day tidak tumbuh dengan mudah karena ia datang dari keluarga tidak mampu.

Ia pernah berkata bahwa ia pernah melihat ibunya memotong rumput di pekarangan rumahnya menggunakan pisau dapur, karena pada waktu itu keluarganya tidak mampu untuk membeli sebuah pemotong rumput.

Untuk mandi air panas saja ia dan keluarganya selalu memasak air menggunakan sebuah katel.

Day diperkenalkan pada olahraga golf ketika ia berumur enam tahun, yaitu ketika ayahnya, Alvin, menemukan sebuah tongkat golf kusam dari tumpukan sampah. Ketika ia belajar bermain golf dengan ayahnya menggunakan stik golf tersebut, Day memperlihatkan bakat terpendamnya sebagai pemain golf.

Namun, enam tahun kemudian, Ayah golf berhenti mengajarkan Day bermain golf. Alasannya, bukan karena ia tidak ingin mengajarkan anaknya bermain golf lagi, akan tetapi karena ia meninggal akibat penyakit kanker perut atau yang biasa dikenal dengan kanker lambung.

Mencoba untuk mengatasi kesedihan karena kehilangan ayahnya, Day akhirnya menjadi pemabuk dan seorang berandalan yang suka berkelahi dan membuat masalah.

Selain itu, hubungannya dengan adiknya pun menjadi buruk.

Karena takut Day semakin menjadi, ibu Day yang bernama Dening menggadaikan barang berharga miliknya untuk memasukkan Day ke sekolah asrama yang jaraknya 30 menit di bagian selatan tempat kelahirannya yaitu Beaudesert, dimana sebuah lapang golf berada.

 

Pilihan ibu Day merupakan pilihan yang tepat

Ternyata, perubahan suasana memang suatu hal yang dibutuhkan oleh Day pada waktu itu.

Di sekolahnya yang baru, Day tidak ada waktu untuk mabuk-mabukan lagi karena sehari-harinya ia sudah sibuk bersekolah dan bermain golf.

Ada dua hal yang membuat Jason Day pada waktu itu berfokus pada olahraga golf.

Salah satunya adalah sebuah buku tentang pegolf terkenal bernama Tiger Wood yang berhasil meyakinkan Day untuk mendedikasikan dirinya berlatih golf selama 32 jam/minggu.

Dan hal lain yang mempengaruhi karir Day adalah pertemuannya dengan pelatih golf bernama Colin Swatton, yang hingga sekarang masih merupakan seorang Caddy.

Pertemuan pertamanya dengan pelatihnya memang tidak cukup berkesan, karena ketika pelatihnya waktu itu menghampiri Day untuk menasehatinya soal bermain golf, Day malah mengusirnya.

Namun, beberapa saat kemudian Day sadar akan kesalahannya dan kemudian meminta maaf pada Swatton. Dan menurut Day, Colling adalah orang selain ayahnya yang telah membantunya hingga ia berhasil sebagai pegolf profesional.

 

Langkah pertama menjadi pemain profesional

Pada tahun 2006 setelah memenangkan turnamen golf amatir di Australian Masters, Day melangkahkan kaki untuk pertama kalinya ke jenjang profesional.

Dan dari situ, ia mulai mengikuti event PGA Tour dibantu oleh para sponsornya.

Pada pertandingan pertamanya itu, ia berhasil meraih peringkat kelima pada urutan juara berdasarkan uang yang didapat, dan mendapatkan kartu untuk mengikuti PGA Tour pada tahun 2008.

Pada tahun 2010, setelah menjuarai kejuaraan golf Byron Nelson, potensi Day mulai berkembang dengan pesat.

 

Bakat berkembang pesat, tapi cedera melanda

Pada pertengahan tahun 2013, Day terkena cedera tangan, tepatnya pada ibu jarinya. Akibatnya, dengan alasan harus rehabilitasi, Day, mau tidak mau, terpaksa mundur dari beberapa turnamen hingga awal 2014.

Dan baru-baru ini, Day juga mengalami Vertigo akibat infeksi di telinganya. Namun dengan kondisinya, ia berhasil memimpin hingga pertandingan final pada turnamen US Open.

 

Cahaya dibalik perkembangan karir Day

Walaupun setelah menghadapi berbagai kemunduran dalam karirnya, Day hampir memenangkan seluruh pertandingan yang pernah ia ikuti sebelum kemenangannya di arena golf Whistling Straits.

Selama karirnya, Day sudah memiliki prestasi sebagai 10 orang pertama yang berhasil menyelesaikan turnamen selama 9 kali. Diantara 9 prestasinya itu ia berhasil menempati peringkat runner-up yaitu pada tahun 2011 dan 2013 di US Open dan 2011 di turnamen Masters.

Dan pada akhir tour kejuaraan PGA di Whistling Straits, Day mulai menitihkan air mata setelah melihat namanya berada di urutan pertama di papan kejuaraan PGA.

Perasaan campur aduk muncul pada Day saat itu. Ia tidak tahu harus apa selain memeluk orang-orang terdekat yang menontonnya langsung di lapangan yaitu istri dan anaknya serta pelatihnya.

Pada konferensi kemenangannya, Day juga berkata bahwa kemenangannya kali ini adalah sebagai rasa terima kasihnya kepada ayahnya yang dulu pernah memperkenalkan golf, hingga ia berjuang pada olahraga golf setelah kehilangan ayahnya. [FM]

 

 

 

Tags

About The Author

Fahd M. 80
Professional

Fahd M.

Saya suka menulis tentang hal-hal yang berkaitan dengan teknologi, khususnya gadget dan komputer. Selain itu saya juga suka hal-hal yang berkaitan dengan Jepang.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel