Hari itu sepertinya bukan hari yang baik bagi Ratna, dia pulang ke rumah dengan wajah muram; badannya bungkuk lesu. Pamannya yang sedang mengobrol dengan tetangga menyudahi obrolan, lalu masuk ke dalam kamarnya.
Â
“Sepertinya ada masalah?â€
Â
“Tidak ada…â€
Â
“Benar?â€
Â
“Iya… Ratna hanya sedikit lemas, tadi ujian matematika dapat nilai 5, dan harus mengulanginya lagi besok.â€
Â
“Hmmm… yasudah.â€
Â
“Eh… kalau mau martabak, ada di atas kulkas, rasa coklat kacang kesukaanmu.â€
Â
“Terimakasih paman.â€
Â
***
Â
Esok paginya, Ratna dimarahi oleh gurunya karena terlambat, akibat angkot yang ditumpanginya mogok.
Â
“Huh… terlambat melulu, dasar siput!†Kata Nani, teman sekelas Ratna, di kantin.
Â
Tak lama kemudian, datang Lina dan Tika, kawan se-geng Nani. Ratna memainkan smartphone-nya, tidak menghiraukan kehadiran mereka.
Â
“Uh, aku jadi gemas sama anak ini… heh, kenapa sih waktu itu kita ngajakin ke pantai, kamu gak mau ikut, malah seperti… menghindar gitu, keki ya sama kita-kita ini?â€
Â
Ratna tetap memainkan smartphone-nya.
Â
“Jawab hey!†Nani menyenggol lengan Ratna.
Â
“Karena aku tidak punya uang untuk kesananya.â€
Â
“Tidak punya uang? Bukannya pamanmu yang sekarang jadi orangtuamu itu bekerja? Ya berarti punya uang dong, kenapa gak minta? Benar kan kata aku juga, kamu keki.â€
Â
“Jangan berkata seperti itu, kamu tidak tahu tentang aku atau juga pamanku!â€
Â
“Eh… biasa aja dong tidak perlu melotot seperti itu matanya, mentang-mentang yatim piatu, jangan merasa kebal ya, dan…â€
Â
“Lihat mukaku ketika aku sedang berbicara!†Dengan penuh emosi, Nani menepak tangan Ratna sehingga smartphone-nya terjatuh.
Â
Ratna langsung mendorong Nani hingga bertengkar.
Â
Tak berlangsung lama, Yayu yang juga teman sekelas mereka, datang melerai; menarik Ratna keluar dari incaran bogem Nani.
Â
“Tak bisakah kamu berhenti mengganggu Ratna?†Tanya Yayu.
Â
Nani memperbaiki rambutnya yang acak-acakan, “Dia keki sih sama aku, Lina, dan Tika.â€
Â
Yayu membawa Ratna keluar dari kantin.
Â
“Kamu tidak apa-apa?â€
Â
“Tidak apa… aku hanya sakit sedikit.†Jawab Ratna sambil mengelap ujung bibirnya yang berdarah.
Â
***
Â
Besoknya, Nani dan kawan-kawan kembali mendatangi Ratna, kali ini di taman kota.
Â
“Hey, aku hanya mau minta maaf soal kemarin.â€
Â
“Ya, tidak apa-apa.â€
Â
“Eh, selama ini kok kita tidak pernah tahu sih siapa pacar kamu?â€
Â
“Aku tidak punya pacar.â€
Â
“Yang benar… masa sih, kamu kan cantik. Mmm… sepertinya di HP ada foto-foto si dia tuh.â€
Â
“Sumpah tidak ada.†Kata Ratna sambil terus memainkan smartphone-nya.
Â
“Masih saja cuek, menyebalkan.†Kata Nani dalam hati. Matanya meliuk ke smartphone Ratna, kemudian mencoba mengambilnya.
Â
“Apaan? Diamlah Nan, jangan menggangguku!â€
Â
Nani kembali mencobanya dan berhasil, tapi terlepas sehingga jatuh ke tanah. Untungnya, Yayu yang baru saja kembali dari membeli makanan, segera datang dan membawa Ratna dari sana.
Â
“Huh dasar! Di HP-nya pasti ada tuh semua rahasianya.†Kata Nani.
Â
***
Â
“Terimakasih Yay, sudah repot-repot mau membantuku.â€
Â
“Tidak apa-apa lah, itulah gunanya sahabat.â€
Â
“Hmmm… seharusnya kamu jangan terlalu sering memainkan HP-mu, bersosial lah secara langsung, bukan lewat dunia maya. Lagipula tidak baik kalau sedang mengobrol dengan orang, atau ada orang yang dikenal disekitar kita, kita malah cuek, seperti memainkan HP misalnya.â€
Â
“Hemh… iya Yay makasih.â€
Â
***
Â
Siang itu, seorang siswa datang ke kantin, “Wey, ada yang ketabrak tuh diluar, meninggal!â€
Â
Nani dan Yayu yang sedang mengobrol, segera menuju ke tempat kejadian.
Â
Di jalan depan sekolah, mereka melihat tubuh Ratna yang bersimbah darah telah ditutupi oleh koran.
Â
“Segera hubungi polisi, ini ada yang berhasil memotret plat nomornya!†Kata seorang warga.
Â
Ketika tubuh Ratna diangkut warga ke dalam ambulans, smartphone-nya terjatuh dari saku rok. Nani yang melihat, dengan sigap mengambilnya. Dia langsung ke pinggir jalan.
Â
“Apa yang kamu lakukan? Kembalikan Nan!†Kata Yayu sambil mencengkeram lengan Nani.
Â
“Setelah melihat isinya!†Jawab Nani.
Â
Ketika dibuka, isinya hanya game, musik, dan foto-foto ayah dan ibunya yang telah lama wafat; tidak ada foto-foto lelaki atau yang lainnya.â€
Â
“Selama ini tuduhanku salah.†Kata Nani.