Jangan Maknai Kerjasama Antar Negara Sebagai Bentuk Penjajahan

13 Sep 2015 19:33 2654 Hits 0 Comments
Jangan katakan lagi Indonesia belum MERDEKA! Karena hal itu berarti tidak menghargai pengorbanan para pejuang kemerdekaan 70 tahun silam.

Kata M.E.R.D.E.K.A adalah kata yang menurut saya sangat sederhana tetapi sulit untuk dicapai. Merdeka bermakna bebas (dari penghambaan dan penjajahan), berdiri sendiri, tidak terikat, tidak pula bergantung kepada pihak tertentu, dan mungkin masih banyak arti merdeka lainnya. Perlu diingat bahwa kata "penghambaan" diatas adalah penghambaan kepada manusia dan segala aturan yang dibuatnya, bukan penghambaan kepada Tuhan (penghambaan kepada Tuhan adalah MUTLAK).

Di Indonesia sendiri makna MERDEKA adalah terlepas dari penjajahan, itu terjadi 70 tahun silam yang diperoleh dengan mempertaruhkan harga, jiwa dan raga. Para pejuang yang kala itu bekerja keras "merebut" kemerdekaan saat ini disebut sebagai Pejuang Kemerdekaan atau Pahlawan Kemerdekaan. Perjuangan mereka tidak tanggung-tanggung, tidak memandang usia, suku dan golongan - semua berjuang hanya melihat satu tujuan yakni "BEBAS" dari para penjajah dan pemaksaan.

Kita tahu dari buku-buku sejarah atau cerita guru saat masih SD - saat dijajah keadaan penduduk Indonesia sangat menderita (meskipun tidak semua, sebab yang paling menderita adalah rakyat jelata). Saudara kita 70 tahun silam "dipaksa" bekerja tanpa upah bahkan ada juga yang diperlakukan tidak manusiawi semisal diikat menggunakan rantai. Sampai sekarang ada pertanyaan yang belum bisa saya jawab yakni "Mengapa para tentara Belanda dan Jepang tidak menolak ketika diperintahkan untuk menjajah Indonesia? Apakah hati mereka telah mati?"

Itu semua adalah SEJARAH berdirinya negeri ini. Sebuah perjalanan yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, sesuatu yang wajib dilewati bersama-sama.

Jika makna merdeka diartikan bebas dan terlepas dari segala sesuatu maka itu adalah SALAH besar! Manusia adalah makluk sosial, tidak dapat hidup sendirian. Negara ada karena memiliki penduduk dan penduduk suatu negara yang diakui di dunia adalah manusia (sekumpulan hewan tidak bisa dikatakan sebagai negara).

Kadang kita ini berpikir terlalu pendek atau memang cara berpikir kita yang masih kurang. Banyak saudara kita di negeri ini memaknai merdeka berarti terlepas dari segala ikatan, berdiri sendiri dan tidak menjalin kerjasama dengan pihak manapun. Menurut saya itu adalah kesalahan cara berpikir.

Sadari kawan - Indonesia adalah salah satu dari ratusan negara di Bumi. Indonesia tidak bisa hidup sendirian! Oke, kita harus mandiri, tetapi mandiri yang bagaimana? Jika mandiri diartikan benar-benar bebas maka hal itu adalah salah. Faktanya Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan kekurangan, Amerika Serikat dikatakan sebagai negara paling berpengaruh didunia - tetapi tetap saja memiliki kekurangan yakni minyak bumi. Amerika Serikat membutuhkan negara-negara Arab untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar. Ya, itulah tujuan Tuhan, dengan bekerjasama kita bisa saling mengenal dan melengkapi.

Saya melihat berita tentang bisnis ekspor sapu lidi ke negara-negara Arab, bayangkan saja sapu lidi di ekspor! Kenapa di ekspor? Jawabannya karena di negara Indonesia bahan sapu lidi ini melimpah ruah sedangkan di negara Arab pohon kelapa itu jarang. Itulah kerjasama, jangan kerjasama ini kita maknai sebagai bentuk penjajahan.

Mungkin ada yang menilai "Indonesia belum merdeka" karena masih tergantung dengan negara lain. Hohoho, sekali lagi itu penilaian yang salah kaprah. Mari lihat pada paragraf pertama, cerna lebih mendalam mengenai makna merdeka agar dikemudian hari tidak lagi memunculkan pendapat bahwa Indonesia belum merdeka.

Indonesia ini sudah merdeka dengan bebas memutuskan atau malanjutkan kerjasama, contohnya saat pemerintah membuat kebijakan mengurangi kuota impor sapi. Ketika kebijakan itu dibuat Australia tidak lantas menodongkan senapan sebab Australia mengakui kemerdekaan Indonesia. Begitu juga negara-negara lain.

Satu lagi, ada pendapat "jangankan didunia nyata, dunia digital Indonesia juga belum merdeka". Belum merdeka yang bagaimana? Memang situs luar negeri mendominasi dunia digital Indonesia - katakanlah media sosial yang kesemuanya berasal dari luar negeri. Tetapi apakah hal itu dianggap sebagai bentuk penjajahan, salah! Kenapa? Coba saya tanya, adakah Google dan kawan-kawan memaksa kita untuk mengaksesnya? Tidak kan? Kita bebas menentukan - tidak ada paksaan sama sekali dan kebebasan menentukan adalah kemerdekaan.

TAMAT

About The Author

rahman 25
Novice

rahman

mencoba menjadi penulis tentang Sains dan Tekno ^_^, saya dari Jambi.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel