Semangat Kemerdekaan dan Nasionalisme yang Tergeser

31 Aug 2015 22:41 2763 Hits 0 Comments
Semakin kesini, perayaan HUT RI semakin berbeda.

 

(source gambar: bootcamp.com)

70 Tahun sudah bangsa Indonesia lepas dari penjajahan bangsa asing.

"Merdeka!" adalah kata pertama yang terucap dari setiap mulut rakyat Indonesia pada masa kemerdekaan RI yang pertama.

Untuk mengingat semangat kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia selalu rutin mengadakan perayaan dimulai dari berbagai pentas seni kebudayaan Indonesia dan lomba-lomba yang memperlihatkan semangat kemerdekaan dan nasionalisme.

Tapi sadarkah kita?

semakin kesini, perayaan yang dilakukan oleh sebagian besar rakyat Indonesia semakin jauh dari apa yang kita sebut "semangat kemerdekaan" dan "semangat nasionalisme".

Saya sendiri masih ingat, lomba-lomba dalam rangka memperingati HUT ke-70 Republik Indonesia pada saat saya masih kecil dengan lomba-lomba yang ada sekarang sudah berbeda secara makna dan tujuannya.

Contohnya adalah "lomba Gapleh". Dimana semangat kemerdekaan atau nasionalisme lomba ini? Yang saya lihat pada lomba ini hanyalah semangat untuk menghibur diri sendiri dengan berkompetisi melawan orang lain.

Kemudian yang menjadi fokus saya selain itu adalah pentas seni. Seingat saya, pentas seni waktu jaman saya kecil itu biasa diisi dengan acara-acara pembacaan proklamasi, menyanyikan lagu Indonesia raya bersama-sama, kabaret tentang perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan dan pentas kebudayaan daerah. Tapi apa sekarang?

Pentas seni penuh dengan lagu-lagu cinta anak muda dan lagu-lagu barat. Kalau seperti itu, lantas apa bedanya dengan tayangan televisi seperti "inb*x" atau "Amer*c*n Id*l"? Dimana semangat kemerdekaan dan semangat nasionalismenya?

Satu lagi yang menjadi fokus saya adalah pergerakan para kader karang taruna dalam penggalangan dana untuk pengadaan lomba dan pentas seni.

Oke lah, bagi para kader karang taruna yang menjual air mineral demi menggalang dana. Selama tidak mengganggu kepentingan umum, menurut saya itu sah-sah saja. Tapi bagaimana dengan mereka yang meminta-minta sumbangan di tengah jalan sambil menyetel musik tidak jelas dengan suara keras dan membuat kemacetan? Sama sekali tidak mencerminkan semangat kemerdekaan dan nasionalisme. Yang saya lihat disini tidak ada bedanya dengan pengemis yang mengharapkan belas kasihan dari orang lain.

Yang saya harapkan kedepannya, Perayaan-perayaan di Indonesia kembali seperti dulu lagi. Kemudian untuk penggalangan dana, lebih baik kerahkan para kader karang taruna untuk menggalang dana dengan melakukan kerja paruh waktu di suatu tempat. Misalnya, seperti daerah tempat sepupu saya tinggal, dimana para anggota karang taruna RW setempat melakukan kerja paruh waktu dengan membersihkan taman dan lahan parkir suatu perusahaan bersama-sama. itu baru semangat nasionalisme!!

Jayalah terus Indonesiaku!!

Merdeka!!

 

About The Author

Weni Ratnasari 13
Novice

Weni Ratnasari

Mencoba menulis secara online untuk pertama kali.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Weni Ratnasari