Outernet: Alternatif Internet Gratis untuk Masa Depan

24 Aug 2015 16:00 4192 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Akses informasi di jejaring Internet tanpa biaya alias gratis adalah impian banyak orang; Outernet berusaha mewujudkannya.

Berapa biaya akses Internet yang Anda bayarkan per bulan kepada ISP atau operator seluler Anda? Puluhan ribu? Ratusan ribu? Atau mungkin jutaan? Meskipun benar bahwa biaya akses Internet di Indonesia perlahan-lahan memurah, pada kenyataannya akses Internet di Indonesia memang masih bisa dibilang mahal biayanya.

Oleh karena itu, banyak orang yang memimpikan akses Internet tanpa biaya alias gratis bisa dinikmati suatu hari.

Permasalahan ini bukan hanya di Indonesia tetapi juga dialami oleh orang-orang di negara-negara lain, terutama negara “dunia ketiga” yang masih berjibaku menumbuhkan dan menstabilkan ekonominya sambil mencoba membangun jaringan akses Internet.

Masalah inilah yang dilirik oleh Outernet, sebuah perusahaan startup dari Amerika Serikat. Mereka berniat membangun suatu sistem jaringan untuk berbagi informasi dan mengakses web tanpa biaya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Outernet mengandalkan siaran satelit yang bisa ditangkap melalui perangkat khusus bernama Lantern dan Lighthouse.

Outernet dan Konsep Akses Jaringannya

“For 80% of humanity, the Internet as we know it does not exist, so we built a new way to share information.” Delapan puluh persen populasi umat manusia tidak bisa mengakses Internet seperti halnya yang biasa kita nikmati, maka kami membangun cara baru untuk berbagi informasi.

Demikian kira-kira terjemahan kalimat pembuka pada situs web Outernet—bisa diakses melalui alamat https://outernet.is/. Ini merepresentasikan niat utama Outernet untuk membangun sebuah sistem dan media berbagi informasi yang baru, yang bisa mengatasi keterbatasan penyebaran informasi melalui jaringan Internet.

Outernet Inc adalah sebuah perusahaan startup yang bergerak dalam bidang global broadcast data . Perusahaan ini didirikan oleh Syed Karim, pada 1 Februari 2014 lalu. Saat ini, Outernet Inc sedang diinkubasi oleh MDIF (Media Development Investment Fund), sebuah organisasi non-profit dari Amerika Serikat yang menyediakan dana investasi untuk berbagai media Independen. MDIF sendiri didirikan 1995 oleh seorang jurnalis asal Serbia bernama Saša VuÄiniÄ, dan Stuart Auerbach.

Seperti yang disebutkan tadi, tujuan utama dari misi Outernet adalah menyediakan metode akses tak berbayar ke informasi yang dimiliki jejaring web. Bagaimana itu bisa dicapai? Outernet mengandalkan teknologi datacasting dan User Datagram Protocol melalui bantuan satelit-satelit kecil yang mengorbit pada ketinggian rendah, juga bantuan satelit-satelit besar yang memiliki stasiun pengendali khusus di bumi. Satelit-satelit ini berfungsi memancarkan data-data dan informasi dari jejaring Internet ke alat-alat penerima (receiver device) yang terdapat di bumi. Dari alat-alat penerima inilah, para pengguna Outernet mendapatkan akses ke informasi dan pengetahuan yang tersimpan di jejaring web yang luas.

Lantern dan Lighthouse

Selain sebagai stasiun/perangkat penerima sinyal, alat penerima sinyal satelit Outernet tersebut juga dibekali perangkat media penyimpan data (data storage device) sehingga mampu menjadi perangkat pengarsip sementara informasi yang didapatnya dari siaran satelit. Selain itu, perangkat penerima sinyal Outernet juga memiliki adapter Wi-Fi untuk memancarkan sinyal hotspot ke khalayak umum, sehingga bisa bertindak sebagai acces point. Dengan mengoneksikan perangkat komputer atau ponsel pintar ke access point ini, pengguna Outernet bisa mengakses web dengan gratis.

Outernet menyalakan sinyal jaringannya sejak 11 Agustus 2014. Sinyal ini dipancarkan melalui satelit Galaxy 19 dan Hot Bird yang sinyalnya meliputi wilayah Amerika Utara, Eropa, sebagian Timur Tengah, dan Afrika Utara. Outernet memancarkan 200 MB informasi per hari melalui sinyal ini ke alat-alat penerima yang bisa dibeli atau dibuat sendiri.

Untuk alat yang dibeli, Outernet menawarkan dua macam alat: Lighthouse atau Lantern. Lighthouse adalah perangkat receiver kecil yang berbentuk kotak kecil. Perangkat ini harus disambungkan dengan piringan satelit (satellite dish) atau antene parabola mini untuk menangkap sinyal satelit Outernet. Lighthouse juga memiliki hard drive sendiri untuk menyimpan data yang dipancarkan oleh satelit Outernet. Konten hard drive tersebut juga bisa ditambahkan oleh siapa saja untuk dibagikan kepada siapa pun juga. Perangkat Lighthouse bisa dibeli langsung dari web Outernet seharga 99$ tidak termasuk antena satelitnya.

Lantern adalah perangkat penerima yang bersifat fixed or mobile. Artinya, Lantern bisa disimpan di tempat permanen atau dibawa-bawa ke tempat lain. Kecanggihan Lantern adalah penggunaan sel surya sebagai sumber pembangkit listriknya. Artinya, Lantern bisa dibawa ke manapun meskipun tidak ada akses listrik di tempat tersebut. Lantern juga tidak membutuhkan antena parabola sebagaimana Lighthouse karena telah memiliki antena built-in yang langsung menangkap sinyal dari satelit Outernet. Namun begitu, perangkat Lantern baru dipasarkan Outernet pada November 2015 nanti, dengan harga $199.

Setelah mendapatkan perangkat penerima ini, pengguna hanya perlu mengoneksikan diri ke jaringan Outernet. Selain biaya membeli perangkat penerima atau biaya yang dikeluarkan untuk membuat sendiri perangkat penerima (do-it-yoursel kit), Anda tidak akan mengeluarkan biaya periodik (seperti biaya berlangganan ataupun pulsa) untuk mengakses jaringan Outernet. Bagaimana? Tertarik?

Kesimpulan

Perangkat Lantern, Lighthouse, dan konsep sistem jaringan Outernet memang ide yang menarik. Jika akhirnya bisa dieksekusi dan diterapkan secara luas, akan semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati Internet. Terutama negara-negara berkembang yang masih berusaha keras membangun sumber daya manusia, sarana, dan prasarananya, banyak orang yang akan terbantu dengan mendapatkan akses informasi dan pengetahuan dari jaringan Outernet.

Akan tetapi, secara realistis, beberapa pihak mungkin tidak sepenuhnya senang dengan ini. Perusahan-perusahaan telekomunikasi, khususnya yang berbisnis di bidang ISP, bisa jadi merasa mendapat saingan yang berpotensi melemahkan pasar bisnis mereka. Belum lagi orang-orang yang terlalu obsesi dengan segala macam yang gratis, bisa jadi menyalahgunakan dan”memeras” kemampuan jaringan gratis ini untuk keperluan-keperluan yang tidak semestinya.

Akan tetapi, demikianlah: tidak ada solusi yang benar-benar sempurna. Manusia bisa berusaha dan saling membantu. Outernet juga berusaha membantu. Namun bagaimana efek nyata dari aplikasi dan eksekusi teknologi ini nantinya, hanya waktu yang bisa menjawab. Mungkin Outernet memang akan menjadi alternatif jaringan yang menyaingi Internet?

Tags

About The Author

Shafwan Nugraha 78
Professional

Shafwan Nugraha

Kontributor Plimbi. Level 70 Conjurer Mage lulusan College of Winterhold.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel