Ada sebuah film Mandarin yang pernah saya tonton mengisahkan tentang pengabdian seorang guru di desa. Film ini boleh minjam dari teman sesama guru yang katanya sangat menginspirasi. Memang benar, waktu itu bahkan sampai saya bawa ke tempat tugas di pulau terpencil dan kami nonton bareng di rumah teman sesama pengajar yang kebetulan bertugas di sekolah yang sama.
Film itu berjudul Road Home yang diperankan oleh Zhang Ziyi dan Honglai Sun. Film ini menceritakan tentang kehidupan seorang pengusaha, Yu Shen, dari Beijing yang kembali ke desanya untuk menghadiri pemakaman ayahnya seorang guru di desa tersebut. Ibunya menginginkan upacara tradisional dalam pemakaman tersebut yaitu membawa jenazah ayahnya dari rumah ke pemakaman yang letaknya diatas bukit dengan berjalan kaki. Meski jaman telah berubah, tapi karena rasa sayangnya pada kedua orang tuanya, keinginan tersebut dikabulkan oleh Yu Shen. Saat itu musim dingin, tentu sangat sulit sekali mencari orang yang mau membantunya membawa jenazah ayahnya tersebut.
Akhirnya Yu Shen meminta jasa kepala desa untuk membantunya mencari tenaga bayaran untuk melakukan upacara tersebut berapapun bayarannya. Ia menyerahkan sejumlah uang kepada kepala desa. Pada saat pemakaman, ada lebih dari seratus orang yang bersedia untuk melakukan tugas tersebut secara bergantian, mengingat kondisi cuaca dan medan yang menjadi semakin sulit dilalui dalam keadaan cuaca seperti itu.
Setelah selesainya prosesi pemakaman tersebut, kepala desa kemudian mendatangi Yu Shen dan menyerahkan sejumlah uang yang pernah diberikannya kepada kepala desa. Kepala desa menjelaskan, bahwa pengembalian uang tersebut bukan karena kurang banyak, tapi karena rombongan pengusung jenazah tersebut tidak ada yang mau dibayar. Mereka adalah para mantan murid ayahnya Yu Shen yang dengan sukarela melakukan hal tersebut mengingat jasa-jasa yang pernah dilakukan almarhum dalam memajukan pendidikan di desa tersebut. Yu Shen dan ibunya sangat terharu. Mereka tak mengira bahwa begitu besarnya arti dari sebuah pengabdian yang telah dilakukan oleh Pak Chang Yu. Akhirnya, secara simbolis, Yu Shen menyerahkan bantuan kepada sekolah yang ada di desa tersebut dan menghormati mendiang ayahnya dengan menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut selama satu hari.
Selesai menonton film itu, bagi guru perempuan ada yang menangis bahkan saya lihat teman pria pun ada yang sampai berlinang air mata. Bagi saya hanya satu pertanyaan yang terbersit di benak saya, kalau seandainya itu terjadi pada kita para guru, adakah murid yang bersedia mengusung jenazah kita????