Selama ini, sakit gigi maupun gigi berlubang cenderung disepelekan. Dokter gigi baru dikunjungi jika sakit gigi sudah tidak tertahankan lagi. Namun, tahukah Anda, sakit gigi bisa mengancam nyawa secara tidak langsung?
Ketika gigi berlubang, bagian yang terdapat di dalam gigi menjadi terekspos terhadap lingkungan luar, salah satunya adalah pembuluh darah. Sementara itu, mulut merupakan lingkungan yang kaya akan mikroorganisme, tanpa peduli seberapa sering kebiasaan menggosok gigi atau berkumur dengan cairan pembersih mulut.Â
Kuman-kuman ini masuk ke dalam pembuluh darah yang terekspos akibat gigi berlubang, kemudian terbawa bersama aliran darah hingga ke jantung.
Umumnya, jantung memiliki mekanisme proteksi alami terhadap kejadian semacam ini sehingga kuman tidak dapat menempel di dalamnya. Namun, dalam kondisi tertentu, kuman dapat menempel pada katup jantung (jantung memiliki sejumlah katup yang memastikan agar darah tidak mengalir kembali melalui saluran yang salah).
Normalnya, kuman yang berhasil menyusup ke dalam aliran darah akan tergelincir dari dinding interior jantung, kemudian ikut mengalir keluar bersama darah hingga akhirnya dilumpukan oleh sistem imun tubuh.Â
Akan tetapi, kondisi katup jantung yang rusak, baik karena kelainan semenjak lahir yang tidak terdeteksi karena tanpa gejala, penyakit jantung rematik (suatu kondisi autoimun berupa sel-sel imunitas keliru mengenali sel jantung sebagai sel yang harus diserang sehingga terjadi kerusakan pada jantung), maupun penggunaan katup jantung prostetik (katup jantung mekanik buatan yang ditempatkan untuk menggantikan katup jantung yang telah rusak).
Apabila kuman berhasil menempel pada katup jantung, maka kondisi ini disebut dengan endokarditis. Kumpulan dari kuman tersebut akan membentuk gumpalan padat. Suatu ketika, gumpalan ini dapat terlepas dari katup jantung dan terbawa aliran darah hingga ke menyumbat pembuluh darah kecil. Akibatnya, aliran darah ke tempat tersebut terhenti.Â
Jika pembuluh darah tersebut menuju otak, maka bisa terjadi stroke. Jika menuju ginjal, bisa terjadi kematian ginjal. Demikian pula bila yang tersumbat pembuluh darah ke organ lain. Kerusakan tersebut terjadi karena sesungguhnya darah membawa oksigen dan nutrisi yang berperan vital untuk kehidupan sel-sel di tubuh.Â
Sel yang tidak mendapat darah akan segera “kelaparan†dan akhirnya mati. Kematian sel yang banyak berujung pada kematian organ, kemudian jika tidak ditolong, bisa berakibat pada kematian manusia itu sendiri.
Tidak hanya menyumbat pembuluh darah, gumpalan ini juga bisa terbawa masuk ke dalam organ tubuh lainnya, misalnya hati. Di hati, gumpalan yang berisi kuman tadi menginfeksi hati. Akibatnya, timbul nanah di organ yang jika dibiarkan akan semakin meluas dan semakin merusak organ tersebut.Â
Ada pula komplikasi lainnya, yaitu timbulnya gagal jantung. Gumpalan berisi kuman akhirnya berhasil merusak katup jantung sehingga jantung seolah tidak memiliki katup. Walaupun hanya satu katup jantung yang terganggu (jantung memiliki empat katup jantung), kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh akan terganggu secara signifikan.Â
Jantung harus berupaya lebih keras untuk memompa darah untuk mengkompensasi kerusakan tersebut. Lama-kelamaan, terjadi gagal jantung, yaitu kondisi jantung tidak lagi mampu untuk memompa darah dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh tubuh.
Ketiga komplikasi di atas bisa berujung fatal. Gejala yang timbul bisa tiba-tiba ataupun perlahan-lahan. Tidak ada gejala spesifik untuk endokarditis, namun gejalanya meliputi gejala infeksi dan penyakit jantung, di antaranya demam, menggigil, sesak napas, pucat, serta pembesaran pada perut dan kaki, di samping gejala lainnya.Â
Jika curiga akan kemungkinan endokarditis, segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat dipastikan. Dengan demikian, penting untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, terutama pada orang-orang yang sudah mengalami gangguan katup jantung sebelumnya.
Mari jaga kesehatan gigi kita :)
Sumber : beranisehat.com, dalam !Dunia punya cerita