Perlu kiat khusus dalam menjaga kepercayaan konsumen, agar produk yang dihasilkan tetap mampu bertahan. Prinsip menjaga amanah tadi menjadi kunci keberhasilan Voya Fauziah dalam membangun usaha butik Mukena, Voy’s Mukena. Menjadi trend setter dan ditiru para kompetitor, tidak membuat Voy’s Mukena kehilangan pamor.
“Saya mulai membangun usaha ini sudah sejak tahun 1985. Berawal dari kegemaran menjahit dan mendisain, kemudian terpikir untuk membuat mukena. Awalnya mukena yang saya bikin hanya untuk keluarga saja, tapi lama kelamaan banyak orang yang suka dan mulai memesan,†kata ibu dengan empat anak ini ramah.
Perlahan namun pasti, usaha butik mukena yang ia rintis mulai dikenal luas. Tahun 1990 produknya mulai masuk ke pusat perbelanjaan bergengsi Pasaraya. Lima tahun berselang, Voy’s Mukena masuk ke pusat belanja Sarinah.   Ada sisi bisnis yang menarik yang diterapkan Voya. Ia tidak berminat dan tidak ingin mengambil pangsa pasar dari model Mukena yang sudah diciptakan oleh orang lain. “Saya paling tidak bisa meniru model mukena yang sudah diciptakan orang lain. Meskipun ada pelanggan yang ingin model seperti itu, tapi saya tidak bisa melakukannya. Saya memiliki prinsip, janganlah mengambil lahan orang lain. Biarlah kita menciptakan ide dan kreasi kita sendiri,†imbuhnya.Â
Karena memiliki prinsip tidak ingin sama dengan hasil karya orang lain, ide dan variasi mukena yang dihasilkan Voy’s Mukena selalu baru (limited edition) dan tetap diminati. Bahkan tidak jarang, tips dan ide kreatif tadi juga ia berikan kepada kompetitor.
Saat ini, pelanggan dan pembeli produk Voy’s Mukena tersebar di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua, bahkan hingga Malaysia yang membeli dengan sistem online. Tidak jarang, pembeli datang ke butik Voy’s Mukena untuk membeli langsung atau memesan muken sesusai dengan keinginan. Sementara sebagai layanan servis, pihaknya memberikan garansi seumur hidup untuk semua mukena yang dihasilkan Voy’s Mukena.
Meski terus berproduksi, namun permintaan mukena dari masyarakat tidak pernah putus. Seringkali stok mukena yang ada di butik habis dibeli, sehingga tidak ada yang tersisa. Umumnya, mukena yang dibeli selain digunakan untuk sholat, beribadah Haji atau Umroh, juga sebagai hadiah dan pendamping seserahan dalam lamaran.
“Kelebihan produk kami ada pada bahan, hasil jahitan, nyaman digunakan dan modelnya.  Ada tiga bahan mukena yang kami gunakan, diantaranya katun, sifon dan sutera. Semua pengerjannya, mulai dari menjahit, memasang asesoris, mendisain dilakukan secara teliti. Inilah yang menyebabkan produk kami tidak bisa dilakukan secara massal,†papar Voya.   Sementara dalam seminggu, pihaknya hanya mampu memproduksi sekitar 50 mukena dari bahan katun. Sedangkan untuk mukena berbahan dasar sutera atau sofin dalam sehari hanya bisa memproduksi satu mukena. Untuk harga jual juga bervariasi, mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp3,5 juta untuk satu mukena. (Guh/*)
Â
Â
Â
Â