Dunia Masih Kekurangan Data Scientist

15 Jul 2015 03:31 4513 Hits 0 Comments

Di Indonesia, SAS telah berkolaborasi dengan lebih dari sembilan universitas ternama di segala penjuru Indonesia untuk SAS Academic Program, di antara lain Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Islam Indonesia, Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Pelita Harapan, Universitas Brawijaya, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 

Sebagai pemimpin software dan layanan business analytics, SAS memahami kekuatan dan potensi dari data science, bagaimana data berperan penting dalam menentukan kebijakan dan keputusan bisnis untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. mau

 

Data scientist merupakan satu bidang ilmu atau profesi yang dalam beberapa tahun belakangan ini mulai menjadi perhatian, dan sering kali disebut sebagai pekerjaan paling seksi di abad kedua puluh satu ini.

Di saat tuntutan dan permintaan akan data scientist meningkat drastis, dunia justru kekurangan data scientist.

Sebuah riset yang dilakukan oleh McKinsey & Company menunjukkan bahwa pada tahun 2018, akan terdapat 140.000 sampai 190.000 lowongan pekerjaan data scientist yang belum terisi.

Menurut Indeed.com, situs search engine untuk lowongan pekerjaan terbesar di dunia, melaporkan terdapat peningkatan sebesar 57% di kuartal pertama 2015 untuk jumlah lowongan pekerjaan sebagai data scientist, dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun sebelumnya.

Definisi dari data scientist atau data science itu sendiri masih belum jelas. Secara umum, data science berarti pengambilan wawasan atau pengetahuan dari jumlah data yang sangat besar, baik yang terstruktur mau pun yang tidak terstruktur.

Menurut Peter Sugiapranata, Sales Director untuk SAS Indonesia, terdapat kesenjangan antara TI, data, dan bisnis, dan menurut Peter, data scientist adalah orang yang menjembatani ketiga aspek tersebut.

Lebih jauh lagi Peter menjabarkan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang data scientist, yaitu memiliki kemampuan untuk mengolah, mengeksplor, menguak, menginvestigasi, dan memvisualisasikan data.

Data scientist mampu menguraikan hasil analisa dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan tentang bagaimana hasil analisa yang diperoleh dapat diaplikasikan pada berbagai area bisnis.

Di Indonesia, tumbuhnya profesi data scientist di tanah air ini pun bukan sekedar angan-angan. Melalui program SAS Academic Program yang telah diluncurkan sejak tahun 2011.

SAS Indonesia telah memprakarsai progam ini sebagai bentuk komitmennya untuk mencetak bibit-bibit data scientist di Indonesia.

Untuk SAS Academic Program ini, SAS Indonesia menghadirkan SAS Education Analytical Suite, yang mengintegrasikan lebih dari 15 produk SAS dalam satu paket eksklusif bagi profesional di dunia pendidikan yang ingin menguasai alat analytics unggul.

Selain SAS Education Analytical Suite, SAS Indonesia juga menyediakan dukungan dalam pengembangan kurikulum dan materi pengajaran secara cuma-cuma bagi universitas di Indonesia, sebagai upaya berkelanjutan dari SAS untuk mengembangkan profesi data scientist di Indonesia.

Tags

About The Author

Ade 33
Ordinary

Ade

a journalist
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel