Pada  zaman Nabi para sahabat bertanya : “ya Rasul kapan Lailatul Qadaritu?†Kemudian Rasul Saw memberikan catatan; bahwa Lailatul Qadarada di sepuluh hari terakhir dibulan suci Ramadhan.
Rasulullah saw mengajarkan kepada kita agar di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan untuk mengencangkan ikat pinggang, mengurangi tidur dan memperbanyak itikaf. Juga termasuk mengurangi bergaul dengan istri. Kebalikan dari kita kata ustad, justru 10 hari terakhir kita sering mendahulukan urusan duniawi,  sepuluh terakhir kita sudah malas ke masjid untuk jama’ah shalat isya dan taraweh tetapi malah ke mall ga karuan. Yang ada zakat mall bukan zakat mal. Bukannya kita meraih malam lailatul qodar, tapi malah lailatul keder. Ungkapnya sambil becanda…
Kemudian sahabat bertanya lagi : oke Rasul 10 hari terakhir akan turun Lailatul Qodar, tapi tepatnya hari keberapa? Ya kamu hitung saja ditanggalan ganjilnya : 21, 23, 25, 27 dan 29. Kemudian sahabat bertanya lagi, pastinya aja deh? Rasulullah Saw walaupun beliau tahu, tapi tidak memberi tahu, karena kuatir nanti orang akan fokus ibadah hanya pada tanggal yang ditentukan.
Menurut Ustadz Al Habsyi  tidak mungkin seseorang mendapatkan Lailatul Qadar jika tidak berangkat dari awalnya yang dibarengi dengan ke khusyu’an, Ingat! Pembukaan dan penutupan menentukan seseorang mendapatkan kesuksesan.
Pembukaan bagus, penutupannya ngga, ya ga dapet apa-apa. Begitu juga penutupannya bagus, pembukaannya ngga, ya tidak sempurna juga ibadahnya. Selorohnya.
Opening dan closing menentukan seseorang berhasil atau tidak. Banyak orang diakhir Ramadhan justru keok. Makin dekat dengan idul fitri orang makin males ibadah.
Ciri orang yang mendapatkan Lailatul Qadar itu akan terlihat setelah Idul Fitri. Biasanya ada perubahan secara signifikan yang lebih baik dan lebih dekat kepada Allah dan Rasulullah Saw. Orang itu juga memiliki pribadi yang jauh lebih tenang, dalam keseharian lebih dermawan, tawadhu dan lebih kepada perubahan inner beauty.
Banyak ulama yang mengatakan Lailatul Qadar itu adalah tanda-tanda kebesaran Allah dan tidak sama kemuliaannya. Ada keanehan-keanehannya. Ada seorang ulama menceritakan ketika malam Lailatul Qadaritu, beliau sedang dzkir dan terawih tiba-tiba jendelanya terbuka dan ketika itu beliau melihat ada masjid terapung diudara. Kebesaran Allah itu nampak walla’alam rahasia Allah.
Tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar adalah : hari itu tenang, terasa seperti mendung, sejuk dan sunyi tidak ada suara binatang maupun angin. Dalam hal siapa yang akan mendapatkan Lailatul Qadar Al Habsyi mengatakan itu hak prorogratif Allah bahwa Allah selalu punya rencana. Allah maha mengetahui siapa saja yang akan mendapatkan hidayah dan petunjukNYA.
Kandidat seseorang mendapatkan Lailatul Qadar tergantung dari kemurnian hati, niat dan ketulusan ibadah karena Allah. Kalau itu semua kita bisa. Insya Allah kita semua mendapatkan Lailatul Qodar. Minimal adalah diantara orang-orang yang di masjid itu yang mendapatkan Lailatul Qadar. Tapi walla’alam hanya Allah yang tau, katanya. Tapi jika seseorang mendapatkan Lailatul Qadar maka ia akan bisa merasakan ada perubahan yang lebih baik dalam dirinya. Dan cenderung lebih dekat kepada Allah Swt. (red/sumber2)