Kabar kurang sedap kembali datang dari raksasa software, Microsoft, setelah melakukan PHK sejumlah 7.800 orang karyawannya, Microsoft dikabarkan telah menghentikan kontraknya dengan eksekutifnya yang berasal dari divisi Ponsel Nokia.
Untuk mengukuhkan diri di bisnis Smartphone, Microsoft melakukan pembelian divisi ponsel Nokia yang waktu itu senilai USD 7,2 miliar. Jumlah nilai akuisisi ini memang terbilang kecil dibanding nilai Nokia sebelum mengalami penurunan pangsa pasar ketika berada dalam kejayaan. Nilai Nokia turun seiring semakin dibanjirinya pasar smartphone dari produk-produk Apple maupun smartphone berbasis sistem operasi Android buatan Google.
Dengan mengakuisisi Nokia, Microsoft sebenarnya ingin dapat bersaing dengan rival-rivalnya dari perusahaan teknologi lain semacam Apple ataupun Google. Namun dengan strategi Microsoft mengakuisisi Nokia masih belum mengangkat pangsa pasar smaftphone besutan Microsoft.
Microsoft sepertinya kehilangan momentum memasuki pasar smartphone ataupun peralatan gadget, hal ini karena didahului oleh perusahaan rivalnya yaitu Apple maupun Google. Apple dengan produk andalannya semacam Ipod, Iphone dan Ipad sepertinya sudah susah untuk digoyang pangsa pasarnya, bahkan saat ini Apple sekarang menjadi perusahaan teknologi paling bernilai di dunia. Begitu juga dengan Google melalui sistem opersi mobilenya yaitu Android, sudah mengakar dan memiliki basis pengguna yang sangat besar diseluruh dunia. Ekosistem yang dimilik oleh Apple maupun Android Google sudah sedemikian kuat sehingga untuk menyainginya Microsof harus menerapkan strategi yang jitu.
Baru-baru ini, CEO Microsoft, Satya Nadella memberikan pernyataanya kepada media "Microsoft tetap akan memproduksi ponsel Windows Lumia, namun terbatas pada tiga tipe: flagship, ponsel bisnis enterprise, dan perangkat low end," produk Lumia merupakan brand Nokia yang diakuisisi oleh Microsoft. Pernyataan dari bos Microsoft tersebut ditanggapi oleh VP Gartner Research Martin Reynolds, “Mereka tetap akan membawa produknya ke pasar, namun tak akan terlalu agresif,". Microsoft tampaknya akan tetap bermain di bisnis smartphone, namun tidak lagi bermain di lini mainstream.
Menghadapi situasi seperti ini, Microsoft harus bekerja ekstra keras agar masih bisa bermain di lini smartphone. Kekuatan ekosistem yang dimiliki oleh Apple melalui sistem operasinya IOS ataupun Google melalui Android memang sangat digdaya saat ini. Namun demikian, dengan sumberdaya yang dimiliki oleh Microsoft, tidak menutup kemungkinan dimasa yang akan datang Microsoft dapat kembali bersaing diranah persaingan pasar gadget atau smartphone dan tablet.