Serba gratis Nyantri di Pesantren Darul Uloom

29 Jun 2015 21:07 2373 Hits 0 Comments
Pesantren Darul Uloom Deoband India mengratiskan  semua biaya pendidikan, makanan dan akomodasinya

JAKARTA, Plimbi- Pesantren Darul Uloom Deoband India mengratiskan  semua biaya pendidikan, makanan termasuk akomodasi para santrinya. Dan institusi itu hanya memungut biaya pendidikan pesantren dari sejumlah sumbangan luar. Para santri dibatasi dalam  menonton televisi atau film. Mereka tidak dianjurkan untuk membaca buku lain selain teks kitab-kitab agama. Mereka juga diharuskan untuk memakai pakaian khas India, Sharwal Khamis.

Proses pendaftarannya pun sangat ketat, kebanyakan santri datang dari kalangan miskin. Karena mereka melihat pendidikan di Deoband ini adalah kesempatan untuk merubah hidup mereka. “Berhasil masuk di Deoband seperti menemukan pintu surga,” kata Muzamil Haq, 17, salah seorang pendaftar dari 3000 pendaftar lainnya pada tahun ini. “Siapa yang akan menghormati orang miskin seperti saya? Namun, jika aku jadi guru agama, orang kaya pun akan menyalamiku, dan mereka akan memanggilku ‘Maulana,’ Mereka pun akan mendengar semua yang aku ucapkan.”

Banyak lulusan pesantren Deoband yang dikirim ke luar negeri untuk mengajarkan Islam, “Ada kebutuhan hadirnya guru agama (maulana) di Eropa dan di Timteng. Kami mendapatkan peluang itu karena mereka melihat model pendidikan Deobandi sebagai model paling otentik dan paling berat di antara banyak mazdhab lainnya,” kata Ahmed Siddiqui, 34.“Sekarang semakin banyak Muslim yang ingin belajar agama. Ini adalah kewajiban kami untuk menyebarkan ayat-ayat Allah.”

Bagi seorang yatim seperti Mohammed Aseem, 12, pesantren ini membuka pintu masa depan, “Orang tuaku sudah tiada, dan pamanku mengirimkanku ke sini,” kata Aseem yang tidur di sebuah bilik bersama empat temannya yang lain.

Di pesantren tua ini, Aseem menebar harapan untuk esok hari, menjadi orang yang bermanfaat kepada komunitasnya, meskipun dia berlatar belakang dari keluarga miskin, “Siapa yang sudi menghormati orang miskin seperti saya? Namun, jika saya jadi guru agama, orang kaya pun akan menyalamiku dan mereka akan memanggilku ‘Maulana’. Mereka pun akan tertunduk mendengar semua ucapankan.”

Salah seorang peniliti dari Universitas California yang pernah mengkaji gerakan Deobandi Barbara Metcalf menyatakan, Vastanvi dan sejumlah elemen reformis lainnya, sebenarnya masih menjaga tradisi konservatif dalam beberapa hal seperti pada saat pesantren itu didirikan.

“Hal ini sangat sulit untuk menilai apakah motif dipecatnya Vastanvi itu karena masalah ideologi atau sekedar perebutan kekuasaan dan kepentingan pribadi yang sedang bergolak dalam pesantren tua itu,” kata Metcalf.

“Bagi mereka yang menolak gagasan Vastanvi, mereka khawatir gaya enterpreneurnya dan komitmennya terhadap pendidikan dapat merusak identisa Deoband.  Reputasi konservatif Deobandi dan keberhasilannya mencetak alumni yang tersebar di penjuru dunia, dituding sejumlah media, mempunyai jaringan dengan kelompok radikal.

Pesantren Deobandi di Pakistan sering disebut-sebut sebagai cikal bakal Taliban, meskipun pesantren itu selalu membantah keterkaitan pesantren dengan kelompok radikal di Afghanistan. “Kita tidak mempunyai hubungan dengan Taliban. Jika mereka mengklaim mempunyai hubungan dengan kami, lalu apa yang bisa kami perbuat?” kata Siddqui. Pada 2008 pesantren Deobandi mengeluarkan fatwa yang mengutuk semua bentuk terorisme dan menyebut tindakan teror sebagai upaya yang tidak Islami.  (red/berbagai sumber)

Tags

About The Author

Juanda san 54
Expert

Juanda san

Writer and blogger
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel