Mencermati Tren Pasar & Tuntutan Perubahan

28 Jun 2015 14:36 2168 Hits 0 Comments

Ditengah persaingan pasar yang makin kompetitif dewasa ini, perusahaan harus  mencermati trend perkembangan  para kompetitornya

JAKARTA, Plimbi  - Setiap perusahaan, disadari atau tidak, mempunyai business model (model bisnis) masing-masing dan beroperasi sesuai model bisnisnya tersebut. Tapi apakah disadari di tengah persaingan bisnis  yang semakin  ketat, mereka juga harus jeli berinovasi agar tetap bisa bertahan dan berdaya saing di tengah gelombang perubahan yang kian cepat dan dinamis.

Tak dapat dipungkiri dunia usaha dan bisnis selalu penuh diliputi dinamika dan perubahan yang menuntut pelakunya juga harus jeli mencermati trend an fenomena pasar yang selalu berkembang ini. Dengan demikian, di saat bisnis sedang berjalan, bukan berarti semua bisa dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya melihat perkembangan dan tren pasar  yang melingkupinya. Termasuk mencermati trend perkembangan yang dialami para kompetitornya sekalipun. Apalagi di tengah persaingan pasar yang semakin kompetitif dewasa ini.

Segala sesuatu bisa berubah cepat yang tentu saja harus disiasti dengan merubah model bisnis yang selama ini diterapkan. Seperti pemikiran kata Filsuf Herakleitos yang sohor dengan “Panta rhei kai uden menei” yang berarti, "semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun di alam semesta yang bersifat permanen.

Sejurus dengan pepatah “Di dunia ini tidak ada yang abadi, dan yang abadi adalah perubahan itu sendiri”. Rasanya pepatah ini juga berlaku dalam dunia bisnis. Roda dunia usaha selalu berputar, yang diwarnai perubahan dan tren baru yang berkembang dan kian dinamis. Di bisnis jasa perdagangan misalnya, dulu banyak mengandalkan sistem konvensional termasuk ritel, tetapi belakangan berkembang model baru e-commerce dan on-line store yang lambat laun pasti juga mengikis sistem  konvensional.

Banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk lingkungan bisnis yang juga kian dinamis, apalagi dengan  makin terbukanya kran perdagangan pasar bebas. Seperti  ASEAN-China Free Trade (ACFTA) yang telah berlaku sejak awal tahun 2010, dan akhir tahun ini juga akan menghadapi diberlakukannya ASEAN Economic Community (AEC) yang membuat kawasan ASEAN menjadi kawasan bebas aliran barang, jasa, investasi, permodalan, dan tenaga kerja.

Tentu hal ini akan membuat persaingan dan kompetisi semakin ketat yang menuntut para pebisnis siap beradaptasi kapan pun. Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan dari berbagai faktor. Termasuk lingkungan luar perusahaan, baik pada skala nasional, regional, maupun global.

 Dampak yang ditimbulkan bisa memunculkan berbagai kesempatan usaha (business opportunities), namun banyak pula yang melahirkan hambatan (business threats and constraints). Jika tidak diantisipasi dengan baik, bisa berpengaruh terhadap penurunan kinerja usahanya yang salah satunya mungkin kurang sigap dalam menyiasati pasar, termasuk business model yang diterapkan.

Siklus kegiatan usaha (business cycle)  juga mengalami hal demikian yang perlu dicermati pergerakannya karena akan berpengaruh signifikan terhadap kegiatan usaha. Termasuk mencermati model bisnis yang sedang berjalan. Kembali merunut bahwa yang abadi hanyalah perubahan. Semua bisa mungkin berubah arah, termasuk industri-industri yang dulu pernah berjaya, perlahan ada yang meredup bahkan sudah tutup dan bangkrut.

Contoh, alat komunikasi pager yang sempat jaya, akhirnya redup dan tutup. Siapa pun pasti tak akan berani menggeluti industri ini. Begitu pula produksi kaset video, atau yang lebih tua lagi piringan hitam, semua termakan oleh produk substitusi yang lebih canggih. Lagi-lagi, perlu mencermati business model dan sejauh mana kekuatannya. (AC)

Tags

About The Author

Juanda san 54
Expert

Juanda san

Writer and blogger
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel