Perbedaan Shaum dan Puasa.

19 Jun 2015 09:50 30401 Hits 0 Comments

Kata Shaum berasal dari Bahasa Arab, Sementara Puasa berasal dari Bahasa Sangsakerta. Shaum dan Puasa memiliki makna dan arti berbeda.

Bissmillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum sahabat plimbi yang budiman.

Semoga kita semua senantiasa ada dalam naungan Rahmat-Nya yaa.

Alhamdulillah, Tahun ini saya dan tentunya kalian masih bisa dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh keistimewaan untuk kita semua. Berbicara tentang bulan Ramadhan, tentunya tidak lepas dari salahsatu kewajiban bagi kita yaitu SHAUM.

Ya, Shaum dengan durasi waktu 1 bulan penuh mulai dari ba’da subuh hingga maghrib tiba yang harus kita jalani. Di Indonesia sendiri orang lebih mengenal ibadah shaum dengan kata ‘puasa’. Mari kita lihat makna dari 2 kata tersebut.

Kata puasa berasal dari bahasa sangsakerta yang terdiri dari 2 (dua) suku kata yakni ‘upa’ dan ‘wasa’. Upa secara perfiks berarti dekat Sedangkan Wasa berarti yang Maha Kuasa, seperti orang sunda sering mengatakan “..anging Gusti Nu Maha Kawasa..” yang apabila di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia kurang lebih artinya “ Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa”. Dalam perjalanan Islam di Indonesia, tidak terlepas dari penyebaran oleh para wali yang mana pada saat itu masih kental dengan Agama Hindu yang mana dalam penyebarannya menggunakan ‘pendekatan’ budaya Hindu.

Yang menjadi masalah adalah, hingga saat ini sebagian dari kita masih menggapnya sebagai bagian dari Islam itu sendiri. Padahal pada kenyataan nya bukan, karena itu merupakan budaya dari Agama Hindu. Dalam Hindu ada istilah Sang Hyang Widi Wasa yang kurang lebih berarti cara mendekatkan diri dengan Tuhan. Sehingga UpaWasa atau sekarang kita kenal dengan Puasa adalah cara untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.

 

Baca juga :

               Ini 5 Ciri Anda Terlalu Banyak Konsumsi Gula Saat Puasa

               Ingin Membeli Samsung Galaxy S7 Edge? Ketahui Dulu 5 Fakta Berikut ini

 

Sementara kata Shaum berasal dari Bahasa Arab Ash – Shaum yang bermakna menahan (Imsak). Al-Imam Abu ‘Ubaid dalam kitabnya Gharibul Hadits mengatakan :

“Semua orang yang menahan diri dari berbicara atau makan, atau berjalan maka dia dinamakan Sha`im (orang  yang sedang bershaum).”

Alloh berfirman dalam surat Maryam ayat 26 :

Maka makan, minum dan bersenang hatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar shaum untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini”

 

Menahan disini memiliki makna yang luas, dalam Shaum Ramadhan kita dianjurkan untuk menahan segala sesuatu yang akan mengurangi keutamaan dan membatalkan ibadah Shaum kita. Sehingga pada akhirnya kita bisa mengimplementasikan hasil Shaum kita dalam kehidupan sehari - hari.

Shaum dalam Islam dan Puasa dalam Hindu jelas berbeda. Kita sering mendengar disekitar kita orang yang puasa mutih, puasa wedal dan masih banyak puasa – puasa yang datang dari budaya agama Hindu yang sebetulnya tidak ada dalam ajaran Islam.

 

Wallahu’alam bi showab.

Demikian lah tulisan sederhana ini, semoga menjadi manfaat bagi kita semua.

 

Tags

About The Author

Ridwan Ebing Setiadi 32
Ordinary

Ridwan Ebing Setiadi

seorang yang senantiasa tidak luput dari salah, khilaf, dan dosa. Seorang yang penuh dengan rasa ingin tahu tentang segala hal. seorang pria yang ingin memberikan manfaat bagi keluarga, orang disekitar lingkaran lingkungan serta khalayak pada umumnya. kegiatan di alam terbuka adalah rutinitas dan hobi yang saling berkesinambungan. dan menulis adalah salah satu cara pendokumentasian dari setiap perjalanan hidup yang dilalui selain dengan mata lensa kamera nya.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel