Cara Kerja Bluetooth-Bluetooth mungkin sedikit terlupakan saat ini karena mudahnya mentransfer file dari satu perangkat ke perangkat lain melalui berbagai aplikasi. Namun, Anda perlu tahu betapa berharganya dia karena sehingga dia tidak bisa dilepaskan begitu saja. Semua perangkat smartphone saat ini menggunakan Bluetooth dan fungsinya juga vital untuk sebagian orang. Misalnya, untuk menghubungkan smartwatch dengan smartphone masih menggunakan Bluetooth, menghubungkan dengan earphone, transfer file dan berbagai konsivitas ponsel Anda dengan perangkat lain. Bluetooth terus berkembang dan terus memperbaiki diri. Untuk memahaminya, mari kita lihat cara kerja Bluetooth di bawah ini.
Â
Mengapa orang tidak suka Bluetooth?
Kita semua tahu Bluetooth, tetapi agar Anda mengetahui secara menyeluruh kami akan menjelaskan perkembangannya dari tahun 2009. Sebelum menghidupkan kembali dasar-dasar Bluetooth, mari kita lihat mengapa ini tidak pernah menarik. Pertama, Bluetooth memiliki jangkauan yang relatif pendek. Dia tidak bisa menggantikan WiFi dan kecepatannya juga sangat terbatas (3Mbit/s untuk versi 3.0 + HS). Kemudian, Bluetoot juga rentan terhadap gangguan dari perangkat lain di frekuensi 2.4 GHz dan terkadang ada masalah ketidakcocokan perangkat. Misalnya, Anda ingin mentransfer file dari Android ke BlackBerry. Terkadang ini sulit walau versi Bluetoothnya sama. Mari kita bandingkan versi-versi Bluetooth.
Â
Bluetooth 1.x
Versi ini sekarang hampir punah. Bluetooth menyediakan framework untuk setiap generasinya yang baru. Versi ini memberikan kemampuan yang sangat mendasar seperti kecepatan transfer data 1Mbps secara teori (pada kenyataannya hanya sekitar 721 kbit/s) dan beberapa isu mengenai konektivitas. Beberapa kelemahan utamanya versi 1.0 dan 1.0B yang secara standar terpisah membuat konektivitas universal tidal lebih dari rencana yang luar biasa. Selain itu, koneksi juga tidak bisa berjalan bila perangkat belum mengenali perangkat lain yang ingin terhubung. Proses pengenalan ini yang kadang membuat satu perangkat ke perangkat lain sangat sulit terhubung.
Â
Bluetooth 1.1 dan 1.2 sedikit lebih baik. Bluetooth v1.1 tetap memiliki masalah konektivitas sama seperti 1.0B, hanya meningkat pada kekuatan sinyal saja. Versi 1.2 memungkinkan Anda untuk mengadaptasi frequency-hopping (AFH) yang memperbaiki beberapa gangguan masalah frekuensi  di 2.4GHz. Selain itu, kami juga melihat Extended Synchronous Connections (eSCO) yang bisa kembali mentransmisikan paket data rusak atau kualitas transmisi yang baik. Contohnya, ketika Anda mentransfer data lewat Bluetooth terjadi kerusakan pada file-nya, maka Bluetooth 1.2 akan mengirim kembali file untuk menggantikan file yang rusak tersebut otomatis.
Bluetooth 2.x
Sebagian dari kita mungkin belum pernah mendengar tentang Bluetooth sampai 2.0 standar dirilis pada tahun 2004. Masalah konektivitas masih terjadi di sini, tetapi Bluetooth 2.0 mengenalkan fitur baru EDR (Enhanced Data Rate) yang secara signifikan meningkatkan kecepatan transfer. Secara teoritis EDR bisa mencapai 3Mbit/s, tetapi pada kenyataannya dia hanya sanggup 2Mbit/s. Butuh waktu tiga tahun untuk ke versi berikutnya, Bluetooth v2.1 +EDR. Fitur utama v2.1 adalah SSP (Secure Simple Pairing) yang bertujuan untuk meningkatkan proses penghubungan perangkat satu sama lain melalui Bluetooth. Dengan SSP dan teknologi tambahan EIR (Extended Inquiry Response) memungkinkan Bluetooth versi ini lebih baik dalam memfilter Bluetooth perangkat lain. Masalah mendasar Bluetooth mulai terpecahkan di sini, tetapi belum sepenuhnya membaik.
Â
Bluetooth 3.x
Bluetooth versi 3.0 yang muncul pada awal 2009 mengadopsi SIG (Special Interest Group). Ada banyak kemajuan pada teknologi ini dan yang paling terpenting adalah HS (High-Speed) standar. Pada versi ini juga muncul Enhanced Power Control yang merupakan dasar yang membuat Bluetooth 4.0 begitu istimewa. Bluetooth HS menggunakan AMP (Alternative MAC/PHY) untuk memperkenalkan 802.11 (standar umum WiFi) sebagai metode untuk transfer berkecepatan tinggi. Menggunakan HS memungkinkan kecepatan transfer Bluetooth melebihi 20Mbit/s melalui penggunaan 802.11 untuk mentransfer paket data yang lebih besar.
Penemuan sambungan awal dan konfigurasi semua dilakukan menggunakan teknologi standar Bluetooth, tetapi penambahan AMP memungkinkan perangkat mengirim data dalam jumlah yang besar secara terus menerus menggunakan 802.11 bila diperlukan. Untuk paket data yang kecil dan idling sistem masih menggunakan teknologi Bluetooth yang lama. Fitur Enhanced Power Control lebih cerdas, dia bekerja berdasarkan kebutuhan perangkat. Sebagai contoh, pada perangkat yang memiliki Bloutooth (seperti smartphone) memiliki opsi untuk beroperasi pada daya minimum seminim mungkin agar koneksi tetap terjaga karena ketika dua perangkat yang terhubung dengan Bluetooth bila dijauhkan membutuhkan daya yang lebih.
Â
Apa yang di bawa Bluetooth 4.0?
Bluetooth 4.0 atau Bluetooth Smart dirilis pada tahun 2010, hanya setahun setelah versi 3.0. Saat dirilis versi ini kurang menarik karena beberapa kalangan merasa v4.1 dan 4.2 akan jauh dari versi ini secara kualitas. Namun, 4.0 memiliki peningkatan konektivitas yang dignifikan. Kali ini mereka memperkenalkan tiga protokol utama, yaitu Bluetooth klasik, Bluetooth High Speed and Bluetooth Low Energy (BLE). Kini perangkat Bluetooth bisa menggunakan protokol yang sesuai dengan kebutuhan perangkat yang terhubung atau aplikasi. Misalnya, ketika Anda menghubungkan perangkat ke perangkat lain yang menggunakan Bluetooth klasik, maka dia akan memilih protokol tersebut. Ini cukup signifikan dalam mempercepat transfer file dan lebih mudah mengenali perangkat lainnya.
Terlepas dari peningkatan konektivitas, 4.0 memiliki fitur tambahan lain yang juga sangat baik, Low Energy (LE). Sebelumnya, Bluetooth banyak memunculkan isu pengurasan pada baterai karena asalan inilah pengembang berusaha untuk meminimalkan konsumsi daya. Terus mencari atau terhubung dengan perangkat lain akan menguras baterai perangkat Anda. Melalui teknologi LE, bila perangkat terus terhubung dengan perangkat lain melalui Buetooth tidak akan terlalu berpengaruh pada daya tahan baterai. Karena inilah produsen-produsen mobile sekarang berani memasarkan besar-besaran smartwatch yang harus terhubung terus menerus dengan perangkat Anda. [RIC]