Black Death: Penyakit Pada Manusia yang Mematikan Kembali Mengancam dan Mewabah

6 Apr 2014 11:00 3276 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Kabar terbaru datang dari para ilmuwan yang kini tengah berusaha memecahkan rahasia mengenai varian genetik atau strain bakteri yang menjadi sebab dari dua wabah mematikan. Genom Plague of Justinian atau Wabah Justinian dibandingkan dengan Black Death alias 'maut hitam'.

Kabar terbaru datang dari para ilmuwan yang kini tengah berusaha memecahkan rahasia mengenai varian genetik atau strain bakteri yang menjadi sebab dari dua wabah mematikan. Genom Plague of Justinian atau Wabah Justinian dibandingkan dengan Black Death alias 'maut hitam', dan hasilnya kedua penyakit pada manusia mematikan tersebut disebabkan oleh stain berbeda dari bakteria Yersinia pestis. Bakteri tersebut diketahui merupakan salah satu penyebab pes.

 

Sejarah

Menilik ke sejarah, Black Death mulai muncul pada tahun 1300-an dan memakan korban hingga jutaan orang atau separuh dari populasi warga Eropa. Sedangkan 800 tahun sebelumnya, tepatnya tahun 541, Wabah Justinian menjadi momok menakutkan serupa di era Kekaisaran Bizantium. Wabah Justinian sendiri merupakan wabah pes atau bubonik pertama yang tercatat dalam sejarah. Penyakit pada manusia mematikan ini mulai muncul di Mesir dan merebak hingga di Konstantinopel dalam jangka waktu satu tahun. Puncaknya pada musim semi kala 10.000 orang meninggal akibat wabah penyakit pes. Lalu, mungkinkah wabah penyakit tersebut kembali muncul saat ini dan menyebabkan kematian massal?

 

Wabah Justinian

Diungkap oleh para peneliti yang masih giat mempelajari kedua wabah penyakit pada manusia yang mematikan ini, strain Wabah Justinian dipastikan telah punah, namun Black Death yang disebabkan oleh patogen justru bermutasi dan memiliki kekuatan bunuh yang besar. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases. Para peneliti pun menegaskan mengenai pentingnya untuk mengetahui pola evolusi dari patogen di masa lalu, untuk pencegahan patogen yang sama muncul di masa kini atau masa depan.

Pasalnya walau strain induk Wabah Yustinian dipastikan telah mati, namun Black Death pernah ditemukan pada abad ke 19 di Asia, dan kini ditakutkan telah menyebar ke seluruh dunia. Karena itulah kini para ilmuwan melakukan equencing genom Wabah Justinian dari DNA gigi dua korbannya. Mereka pun melakukan pembandingan antara strain dari masa lalu tersebut dengan strain wabah yang muncul kembali saat ini demi merekonstruksi jalur pertumbuhan wabah tersebut. Dari situlah muncul kesimpulan bahwa Wabah Justinian mengalami fase yang disebut “Kebuntuan Evolusi” walau belum ditemukan penyebabnya. Ini lah yang membuat David Wagner, pemimpin kelompok studi ilmuwan yakin bahwa kemungkinan untuk dua wabah penyakit pada manusia yang mematikan tersebut muncul kembali dengan kadar yang sama sangatlah kecil.

 

Baca juga :

               5 Gejala Berikut ini Memperlihatkan Bahwa Anda Kurang Minum Air

               5 Anggapan Salah tentang Hal yang Membatalkan Puasa

 

PES

"Strain wabah (pes) selalu muncul dari sarang tikus, menyebabkan penyakit pada manusia. Namun, kita tak mengalami pandemi lagi," kata dia seperti dikabarkan BBC, Selasa 28 Januari 2014. Ia pun menambahkan walau kini strain yang muncul hampir sama mematikan denagn strain yang menewaskan separuh dari populasi Eropa saat itu, namun kali ini tak akan begitu mematikan. Alasannya : "manusia telah berubah".  "Kita telah mengurangi populasi tikus dan manusia sekarang memiliki antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati wabah sebelum menyebar dalam skala besar," kata Wagner.

Bila Wagner cukup yakin, berbeda dengan pendapat dari Hendrik Poinar dari McMaster University, Kanada yang juga anggota dari tim penelitian. Poinar berpendapat saat ini pun tetap harus waspada pada kemungkinan kembalinya wabah mematikan. "Ini adalah penyakit yang dapat terus muncul dan menyebabkan epidemi jahat. Kita harus terus mengawasi sumber-sumber dari mana mereka berasal," katanya. Poinar pun mengungkapkan walau kini telah tercipta obat modern dengan sanitasi yang baik, perjalanan manusia dari seluruh dunia dapat menjadi media bagi perkembangan strain. Sementara, Helen Donoghue, dosen dari University College London, yang tak terlibat dalam penelitian mengatakan, mustahil untuk mengetahui apakah wabah bisa kembali terjadi dalam skala massal. Namun, ia berpendapat, malapetaka tak akan berulang.

 

Kesimpulan

Walaupun demikian masyarakat Dunia tentunya perlu waspada akan terulangnya wabah penyakit yang mematikan ini, dengan cara biasakan pola hidup sehat dan memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar. Dengan pola hidup yang sehat dan memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar tentunya akan mengurangi resiko wabah penyakit pada manusia tersebut terulang kembali, sembari para peneliti dan ilmuwan meneliti tentang wabah tersebut dan mempersiapkan formula untuk mencegahnya. [HMD]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel