Electronic Book dan Perpustakaan Dapat Hidup Berdampingan

28 Dec 2012 19:30 2385 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Sastra, jurnalisme atau apapun bentuk media percetakan hampir satu dekade ini tengah tumbuh berdampingan dengan media digital. Digitalisasi majalah, buku, bahkan koran menjadi transisi awal berkembangnya dunia digital di berbagai bidang.

Sastra, jurnalisme atau apapun bentuk media percetakan hampir satu dekade ini tengah tumbuh berdampingan dengan media digital. Digitalisasi majalah, buku, bahkan koran menjadi transisi awal berkembangnya dunia digital di berbagai bidang. Sebuah lembaga penelitian, Pew Study menemukan bahwa walaupun penjualan perangkat pembaca electronic book seperti Nook dan Kindle tumbuh dengan cepat, para pemuda masih memilih perpustakaan lebih dari yang Anda pikirkan. Bahkan saat mereka tidak siap menjustifikasi bahwa media-media cetak sebauh medium yang ketinggalan jaman, pada kenyataannya pembaca electronic book mengkonsumsi lebih bannyak buku cetak secara bertahap.

Dalam perkembangannya, electronic book atau lebih dikenal sebagai ebook ini telah mengalami perkembangan yang signifikan. Selama tahun 2011 saja, penjualan ebook tumbuh sekitar 117% selama tahun tersebut. Pew Study sendiri telah melakukan penilitian di Amerika Serikat pada tahun 2012 ini yang mengatakan bahwa 1 dari 6 warga negara "Super Power" ini adalah seorang pengguna ereader, atau dalam artian lain merupakan seorang pembacara ebook. Selain itu, 1 dari 6 orang lainnya akan mulai memanfaatkan buku elektronik pata tahun mendatang. Lalu, apakah ereader dapat berdampingan dengan buku-buku cetak?

Di Amerika Serikat sendiri, sedikit demi sedikit para pembaca buku cetak semakin berkurang. Bahkan 1 dari 10 orang pengguna ereader telah meninggalkan bentuk cetakan buku secara keseluruhan. Mereka lebih memilih membaca ebook yang dinilai lebih praktis. Namun, biasanya mereka membaca lebih banyak ebook dan buku cetak secara bersamaan. Seorang pembaca buku cetak rata-rata menghabiskan sekitar 15 buku dalam satu tahunnya. Tapi, seorang pengguna ereader mampu menghabiskan sekitar 24 buku, baik ebook ataupun cetak. Faktanya, mereka yang membaca ebook 12 bulan terakhir ini, 88% juga membaca banyak buku-buku cetak. Survei menyebutkan 49% pengguna ereader membaca ebook pada hari tertentu saja. Sedangkan 59% lainnya lebih memilih membaca buku cetak.

Dalam kategori usia, nyatanya pembaca-pembaca mudah masih memilih buku ceta dibandingkan buku elektronik. Ada 9% orang yang berpikir ebook jauh lebih baik digunakan oleh anak-anak. Tetapi, 81% dari mereka mengatakan format cetak merupakan media paling ampuh bagi anak-anak. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Pasalnya saat digunakan untuk kegiatan belajar, buku cetak dapat lebih mudah untuk dibaca. Dalam rata-rata kecepatan membaca, orang-orang yang membaca buku melalui perangkat tablet seperti iPad, 6.2 lebih lambat dibandingkan cetak. Sedangkan pada perangkat Kindle, 10.7% lebih lambat.

Sementara itu, di antara kalangan pelajar yang dinilai lebih tanggap terhadap teknologi terbaru, perpustakaan masih menjadi hal sulit untuk ditinggalkan. Ada sekitar 25% orang di bawah usia 30 tahun adalah seorang pengguna ereader. Namun bagi mereka dari kalangan umur 16 hingga 29 tahun, 60% masih lebih memilih perpustakaan sebagai ruang membaca mereka. Tapi bagi seluruh lapisan umur, belum terlihat gejala bahwa mereka akan benar-benar meninggalkan budaya membaca buku cetak. 17% orang dewasa memang diketahui telah membaca setidaknya satu ebook adlam hidupnya. Sedangkan 11% dari mereka pun telah mendengarkan sebuah audiobook. Sementara sebagian besar dari mereka yang telah membaca buku cetak berjumlah 72%.

Ebook atau buku cetak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Beragam kegiatan membaca seperti bersama anak, membaca buku saat berpergian, dan lainnya merupakan pilihan medium setiap pembacanya. Satu yang pasti adalah baik elektronik ataupun cetak bukanlah masalah sebenarnya. Mengapa? Karena sebuah medium tidak dapat mengalahkan sebuah buku bagus. Idiom Inggris lama mengatakan, "don't judge a book by its cover," artinya Anda tidak dapat menilai sesuatu dari penampilan luarnya saja. Sebuah buku bagus selalu memiliki isi yang bagus, apapun medium yang ia gunakan. [MS]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel