Smartphone, perangkat yang di anggap sebagai pengganti komputer untuk Anda. Sederhana, tidak merepotkan dan fungsinya yang sangat banyak. Dan semakin ke sini, semakin canggih saja smartphone. Bila dahulu spesifikasinya terbatas, sekarang malah melewati spesifikasi komputer. Bila dahulu hanya memperkuat pada sisi jaringa internet maka saat ini hampir semua kemampuan komputer bisa dilakukannya misalnya, game, editing gambar dan video, office dan lain-lain. Sepertinya perusahaan-perusahaan telekomunikasi ingin menerapkan benar-benar istilah “komputer di genggaman Andaâ€. Orang-orang sangat ramai membicarakan smartphone, membandingkan teknologinya, update tentang smartphone atau di Eropa di sebut sebagai gee. Membuat smartphone menjadi wacana yang sangat hangat. Tetapi kita juga harus tau, teknologi tidak hanya membawa dampak posistif saja. Dampak negatif smartphone juga terus terjadi pada manusia. Manusia terbawa akan determinasi teknologi hingga merusak kehidupannya sendiri. Mungkin yang paling menonjol adalah mengabaikan sekitar. Bayangkan, Anda berwisat ke suatu daerah tetapi selama perjalanan hanya menatap layar tablet atau smartphone. Bahkan lebih parah lagi, ketika berbicara dengan orang Anda malah sibuk chatting dengan orang lain (terlalu).
Mungkin bagi beberapa orang belum terasa dampak negates smartphone ini tetapi, smartphone memiliki kapasitas dan kemampuan untuk merusak hidup Anda nantinya bila Anda tidak bisa mengendalikan diri. Setiap hari, hampir ada fitur handphone dan handphone yang baru. Dan itu dibeli oleh orang-orang walau perbedaannya hanya sedikit. Ini membuat indikasi bahwa setiap hari ada pengguna smartphone baru.
Ini berita yang sangat bagus untuk perusahaan-perusahaan seperti Apple, Google, Samsung, HTC dan perusahaan yang berhubungan lainnya. Tetapi, itu mungkin tidak begitu baik untuk umat manusia secara keseluruhan atau pengguna personal. Berikut dampak negatif smartphone tersebut:
Â
Menghancurkan hubungan pertemanan
Smartphone Anda memiliki kemampuan untuk menghubungkan Anda ke seluruh dunia melalui email, pesan, jejarign sosial, dan situs. Tetapi, dia juga bisa memutuskan hubungan Anda dengan orang di sekeliling Anda.Â
Istilah yang sering digunakan orang-orang adalah Phubbing (phone snubbing). Ini adalah masalah yang serius. Sepasang kekasih yang memilih menghabiskan waktu mereka menatap layar smartphone daripada saling berinteraksi. Mungkin Anda merasa ini sepele tetapi, bila terus menerus, kemampuan Anda berkomunikasi langsung (tatap muka) akan berkurang, bukan hanya kepada orang baru, ini juga akan berimbas ke orang dekat sekeliling Anda. Saran: komunikasi tatap muka adalah yang apling efektif. Bilapun terpakssa, Anda harus tau bahwa smartphone bergerak di dunia maya dan Anda di dunia nyata.
Â
Gila Mengabadikan Kejadian
Ada sisi yang menguntungkan dari “kegilaan memoto atau merekam†pengguna smartphone. Tidak jarang, rekaman amatir pengguna smartphone bisa menjadi bukti beberapa kasus seperti pengeboman, pembunuhan, kecelakan dan lain sebagainya. Sayangnya, “kegilaan†mengabadikan itu terkadang berlebihan, sampai-sampai hal yang tidak perlu diabadikan pun tetap di rekam atau di foto, di share jejaring sosial. Lebih parahnya, bila ada kejadian yang seharusnya si perekam mampu menolong korban tetapi dia memilih untuk merekam terus. Ini sesuatu hal yang sangat tidak manusiawi tetapi, itu memang terjadi.
Selfie - Sebuah Fenomena yang menjamur akibat munculnya Smartphone
Â
Mendominasi waktu Luang Anda
Smartphone merupakan gadget yang sangat serbaguna, menawarkan kesempatan tak terbatas untuk menghabiskan waktu luang Anda, produktif atau tidak. Sebenarnya ini adalah pilihan, tetapi pilihlah dengan bijaksana. Misalnya, Apakah bermain Angry Bird lebih baik daripada membaca buku? Apakah curhat di Facebook atau Twitter lebih baik daripada makan di tempat yang unik? Berselancar berjam-jam tanpa arah dibanding dengan belajar bahasa Inggris atas bahasa asing lainnya. Memang pilihan pertama menyenangkan tetapi kurang produktif.
Â
Baca juga :
        Inilah Ponsel Pertama yang Memakai Snapdragon 823!
        5 Jenis Buku Islami yang Layak Dibaca Saat Bulan Ramadan
Â
Sharing yang berlebihan
Sebenarnya ini tidak berasal dari smartphone, ini bermula ketika maraknya jejaring sosial. Saat ini, menggunakan jejaring sosial dengan nyaman bisa melalui smartphone. Ini mempermudah semua dan mendorong orang-orang untuk men-share apa saja dan kapan saja. Mungkin Anda bisa lihat bagaimana teman-teman jejaring sosial Anda meng-update status yang sama sekali tidak penting untuk diketahui orang. Yang lebih parahnya, foto, video, teks, berita dan lain-lain di share secara berlebihan dan memenuhi dinding akun Anda.
Â
Kadang Plimbi bertanya, kenapa manusia saat ini “pengcurhatâ€. Malah terkadang terlintas kalau orang-orang yang sharing berlebihan kurang mendapat perhatian baik dari keluarga atau dari lingkungan sehingga ingin mendapat perhatian di di dunia maya. Akibatnya, update status tiap 30 detik atau bahkan kurang karena saat ini dipermudah dengan smartphone.
Â
Sulit melepaskan diri
Dahulu kehidupan digital dipegang oleh komputer. Dunia maya juga masih di kuasai komputer. Saat itu, bila Anda meninggalka rumah, kantor atau dimanapun Anda mengakses komputer maka selamat tinggal juga dengan dunia maya. Mungkin terbantu dengan laptop yang memang memiliki sisi mobile. Tetapi, laptop tetap saja ada akhirnya. Tentu ada saatnya laptop kita tutup (off) dan berkegiatan yang lain. Tidak dengan smartphone. Kapanpun, dimanapun asal masih memiliki jaringan internet maka Anda bisa langsung masuk ke dunia maya. Anda langsung bisa dengan sekejap membaca email masuk, menjawab komentar orang di website pribadi Anda. Ini yang membuat orang-orang sulit terlepas dari smartphone. Sepertinya, sebagian hidupnya sudah ada di sana. Saran Plimbi, matikan semua perangkat Anda dan menyatulah dengan alam agar menemukan rasa yang baru dari hidup.
Â
Mengandalkan Teknologi
Teknologi terus meningkat tetapi, ada bahanya bagi kita dengan membiarkan teknologi melakukan segala hal untuk kita. In bisa berimbas kita lupa cara melakukan tugas yang paling dasar untuk diri kita sendiri. Smartphone bisa digunakan untuk memperhitungkan rencana perjalan Anda, membenahi kesalahan pengetikan, membangunkan dipagi hari. Ini dalah hal mendasar yang bisa kita lakukan sendiri tetapi dengan kemanjaan yang diberikan oleh teknologi smartphone Anda lama kelamaan Anda lupa caranya. Ini perlu diperhatikan karena bersangkutan dengan ras manusia. Kita mentransfer budaya dan kebiasaan kita ke generasi berikutnya. Bila pada generasi anda bangun harus menggunakan alarm, memperbaiki kelasalan pengetikan menggunakan aplikasi maka kemungkinan besar generasi berikutnya tidak akan tahu caranya, mereka hanya mengandalkan teknologi.
Tetapi memang seperti itulah manusia. Nenek moyang kita bisa membuat api dari kayu kering sedangkan kita sangat sedikit yang bisa. Nenek moyang kita bisa membangun bangunan yang bertahan ribuan tahun, kita tidak bisa. Jadi sebenarnya siapa yang lebih pintar? Nenak moyang kita atau kita?
Â
Kesimpulan
Satu hal yang perlu Anda ingat adalah, teknologi merupakan perpanjangan tangan manusia. Teknologi berguna untuk membantu aktifitas manusia yang sulit untuk dilakukan manusia. Misalanya, untuk berbicara jarak jauh mansuia tidak bisa dengan tangan kosong maka dibutuhkan alat komunikasi. Namun bila teman bicara Anda berada dalam satu kota, atau yang masih mudah menjangkaunya mengapa tidak tatap muka saja? Atau mungkin Anda ingin menterjemahkan bahasa asing. Dengan aplikasi smartphone Anda dengan sekejap bisa menterjemahkannya tetapi, tidak akan menambah ilmu Anda.
Ingat, tekonologi tercipta karena manusia tidak mampu melakukannya. Misalnya adanya pesawat terbang. Dibuat karena manusia tidak mampu terbang, mobil, karena manusia tidak mampu berjalan kaki dengan kecepatan seperti mobil. Telepon, karena manusia sulit berkomunikasi jarak jauh dan teknologi lainnya. Jadi, bintangnya tetaplah manusia, teknologi? Anda yang mengendalikan. Tidak ada kata ketergantungan pada teknologi. [RIC]