Random Access Memory atau lebih sering dikenal sebagai RAM merupakan komponen umum yang ada di setiap PC. Bukan hanya di PC malah, perangkat mobile juga menggunakannya tetapi, tidak bisa diupgrade atau diganti karena jenisnya on-board. Tetapi kali ini kita akan membahas RAM di PC saja. Setiap orang yang ingin merakit atau membeli PC pastilah ada perangkat yang satu ini. Atau sekedar membeli yang kapasitasnya lebih besar untuk menunjang performa komputer. Pembuatannya secara massal dan selalu tersedia di pasaran membuat konsumen merasa ini adalah barang murah dan harganya stabil. Karena memang secara umum produk yang di buat secara masal memang seperti itu. Tetapi tidak untuk RAM. Tahun ini, harga RAM meningkat tajam, malah hampir dua kali lipat. Ada apa gerangan?
Biaya Produksi RAM itu Tinggi
RAM sama seperti barang produksi lainnya, dibuat di pabrik tetapi, tidak sembarang pabrik. Peralatan yang kompleks dibutuhkan untuk membuatnya dan karena kotoran dalam satu silikon dapat menyebabkan cacat lingkungannya pun harus sangat bersih. Ada juga masalah mesin pemogram, tugas pemograman yang dilakukan oleh mesin.
Dan di luar RAM itu sendiri, memori harus di pasangkan ke PCB (print circuit board) stik atau mainboard bila ingin dikapalkan. PCB tersebut juga harus di produksi di tempat yang bersih dan mesin yang tepat yang membutuhkan keterampilan untuk mengoperasikanny dan solder yang tidak boleh cacat sedkitpun membuat cacat pada ribuan chipset. Kemudian produk di uji kualitasnya sebelum di pasarkan.
Biaya produksi ini sangat tinggi. Harga mesin-mesinnya saja sangat mahal dan banyak. Dari harga ratusan ribu hingga jutaan dolar per mesin dan pabrik mungkin memiliki puluhan atau ratusan mesin. Dan ini harus ditempatkan ditempat yang aman, lingkungan yang bersih, yang pastinya ini seperti industri real estate. Dan terakhir, tim engineer profesional harus di sewa untuk mengawasi produksi dan pengetahuan yang mereka miliki tidak murah.
Jika Anda bertanya, mengapa perusahaan-perusahaan hardware seperti AMD, ARM dan NVidia tidak memproduksi chip sendiri, inilah sebabnya. Biaya awal produksi yang ekstrim, ini tidak seperti membuat RAM indie atau industri lainnya. Dan pastinya pengalaman itu sulit untuk didapatkan, mungkin perusahaan-perusahaan itu harus belajar tiga sampai 5 tahun dulu baru bisa memproduksi RAM.
Bencana Alam
Banjir parah di Thailand berdampak sangat parah pada pasar hardisk tahun lalu. Ini bisa mengakibatkan harga melonjak naik karena kurangnya pasokan. Yang perlu kita garis bawahi dari insiden ini adalah, banyak industri elektronik yang hanya ada di beberapa daerah saja. Dan lebih mengutamakan tempat produksi di daerah-daerah yang harga pekerjanya rendah seperti China, Thailand, Vietnam dan negara berkembang lainnya. Ini semua untuk memperkecil biaya produksi. Akibatnya, ketika bencana alam terjadi, harga ini melonjak sangat tinggi, apalagi di Eropa dan Amerika karena pabrik elektronik sangat sedikit di sana, biaya pekerjanya terlalu tinggi.
Kejadian ini baru dialami pasar RAM ketika sebuah pabrik RAM milik SK Hynik terbakar yang menyebabkan harga dari chip DDR3 meningkat lebih dari 40% dalam waktu dua minggu. Perusahaan ini tidak menjual produknya secara langsung tetapi memproduksi untuk lapto dan komputer perusahaan lainny. Ini membuat harga komputer dan laptop ikut melonjak dan lebih mahal dua kali lipat dari tahun lalu.
Â
Baca juga :
        4 Fitur Android Praktis ini Jarang Digunakan Banyak Orang
        Heboh! Akhirnya ASUS Merilis Smartphone Terbarunya Bernama ZenFone 3
Â
Supply dan Demand yang sangat rumit
Bukan hanya karena bencana saja ketidak stabilan harga RAM ini terjadi. Datangnya produk baru dengan teknologi yang juga baru dan turunnya permintaan berpengaruh besar terhadap pasar RAM. Biasanya, kesempatan ini dijadikan kesempatan untuk meraih keuntungan, tetapi harga produksi RAM yang tinggi membuat barrier to entry yang cukup tinggi.
Sebagai contoh, transisi dari DDR2 ke DDR3. Secara logika, DDR2 merupakan RAM jenis tua yang seharusnya harganya lebih murah dari DDR3. Nyatanya, harga DDR2 lebih mahal dari DDR3 karena produsen secara drastis menurunkan produksi DDR2 dan memperbanyak DDR3. Alhasil, DDR2 sedikit di pasaran tetapi masih banyak yang mencari. Dalm waktu yang tidak lama lagi, DDR3 pun akan beralih ke DDR4. Dan kejadian seperti peralihan sebelumnya juga akan terjadi. Mesin, pekerja dan lainnya akan dialihkan untuk membuat DDR4.
Dan saat ini, permintaan akan RAM sedang menurun. Bukan hanya tablet atau smartphone yang bertanggung jawab. Ini ada juga hubungannya dengan meningkatnya kebutuhan server untuk komputasi awan. Kemudian hampir semua perangkat mobile yang ada di Amazon, Apple, Microsoft dan lain-lain memiliki memori didalamnya dan berfikir memproduksi untuk mereka lebih menguntungkan dari pada memproduksi untuk konsumen, kita disisihkan. [HMN]