Text messaging atau penyampaian pesan melalui teks adalah cara pengiriman pesan elektronik melalui dua atau lebih perangkat melalui jaringan telepon. Pesan teks sendiri dapat digunakan untuk berinteraksi secara sistematik. Kegiatan mengirim pesan telah menjadi budaya massa pada jaman modern ini. Salah salah fitur yang paling banyak digunakan oleh smartphone adalah pengiriman pesan teks. Dan tak terasa usia teknologi tersebut telah mencapai umur 20 tahun pada tanggal 3 Desember. Tepat di tanggal tersebut, dua puluh tahun lalu seorang engineer asal Inggris, Neil Papworth mengetik kalimat "Merry Christmas" pada komputer rumah miliknya ke perangkat Vodafone milik Richard Jarvis.
Jarvis sendiri menerima pesan teks tersebut melalui perangkat mobile Orbitel 901. Hanya saja ia tak mampu merespon pesan yang disampaikan Papworth karena teknologi tersebut sendiri belum eksis secara massal. Namun dua tahun kemudia Nokia memulai debut fitur pengiriman pesan tersebut pada perangkat mobile pertamanya. Pada awal keberadaannya, teks hanya dapat dikirimkan kepada mereka yang menggunakan jaringan yang sama. Peluncuran perangkat T9 dengan sistem pengetikan prediktif pada tahun 1995 mempercepat proses penerimaan dari pesan SMS (Short Message Service).
Sebagai contoh, di Inggris sendiri operator mulai memberlakukan pembayaran sekitar 10 pen untuk satu pengiriman pesan. Dengan 1 milyar teks per bulan yang dikirimkan di wilayah Inggris saja pada bulan Februari 2001, bisnis teks tersebut mampu memberikan keuntungan sekitar $160 juta setiap bulannya. Sebuah keuntungan yang sangat besar. Pada tahun 2008, Nielsen mengatakan bahwa rata-rata pengguna perangkat mobile di Amerika Serikat menerima lebih banyak pesan teks dibandingkan panggilan telepon setiap bulannya. Dan ini rasanya berlaku pula untuk negara lain secara global. Pasalan proses komunikasi melalui teks masih dianggap cara paling ekonomis.
Budaya pengiriman teks melalui perangkat elektronik pun rupanya memberikan sumbangsihnya tersendiri kepada beragam bidang. Salah satunya adalah bidang linguistik. Budaya ini mengembangkan bahasa singkatan baru yang secara luas dipergunakan pengguna perangkat mobile ataupun komputer secara global seperti kata-kata LOL, OTW, dan juga OMG. Bahkan Oxford English Dictionary telah memasukkan kata LOL dan OMG ke dalam kamus bahasanya. Hal tersebut merupakan tanda diterimanya secara luas. Namun, rupanya hal tersebut semakin tahun semakin menurun. Berdasarkan salah satu operator asal Finlandia, Sonera, jumlah teks yang terkirim melalui jaringan mereka menurun dari 10.9 juta pada tahun 2010 menjadi 8.5 juta di tahun 2011 lalu. Bahkan pesan-pesan ucapan selamat natal di Hong Kong jatuh hingga 14%.
Di negara-negara lain seperti Belanda, Australia, dan Spanyol pemakaia hal tersebut sudah ditinggalkan. Beberapa pengguna telah menggantinya ke alternatif pengiriman pesan yang lebih muda seperti BlackBerry Messenger dan WhatsApp yang mampu mengirimpesan melalui jaringan internet. Seorang analis telekomunikasi bernama Benedict Evans dari Enders Analysis telah menghitung sekitar 25 layanan pesan gratis memilik total pengguna sekitar 2.5 milyar. Ia mengatakan bahwa sepuluh orang dari mereka memiliki sekitar 100 juta pengguna dan itu belum termasuk 60 juta pengguna yang terdaftar untuk BlackBerry Messenger.
Pengiriman pesan teks sendiri telah meningkatkan kas banyak operator hingga $500 milyar. Bahkan banyak yang memprediksi akan ada sekitar $1 triliun pemasukan hingga 2019 mendatang. Hanya saja para operator tersebut pasti akan menyesuaikan harga produknya. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Evans yang mengatakan akan menjadi produk yang lebih mahal bagi para operator telepon untuk mengirim data dibandingkan suara. Tetapi sistem memang dipergunakan untuk mentransmisikan pesan singkat, baik teks melalui data ataupun teks melalui jaringan suara. Pesan singkat sendiri telah berjala begitu lama dan sepertinya masih miliki harapan yang cerah di masa depan. [MS]