Samsung merupakan salah satu perusahaan elektronik terbesar di dunia saat ini. Perusahaan yang berbasis di Korea Selatan ini cukup sukses belakangan ini berkat berbagai macam perangkat Android kelas atas yang mereka keluarkan seperti Samsung Galaxy S4, Galaxy Note, Galaxy Tab, dan masih banyak lagi. Perusahaan Samsung ini juga belakangan cukup sering menghiasi kolom-kolom berita di berbagai media akibat perseteruannya dengan raksasa teknologi asal amerika yaitu Apple. Namun kali ini Plimbi tidak akan mengulas kembali perseteruan tersebut karena kali ini Plimbi akan mengulas kisah hidup slah satu tokoh pendirinya yang bernama Lee Byung-chull.
Penasaran bagaimana sepak terjang Lee Byung-chull dalam membangun perusahaan Samsung yang banyak mengeluarkan produk elektronik kelas dunia ini? Berikut Plimbi akan mengulasnya untuk Anda.
Pendidikan dan Awal Karir
Lee Byung-chull yang merupakan salah satu pendiri Group Samsung lahir 12 Februari 1910. Ia adalah putra dari keluarga kaya pemilik tanah dan sempat mengenyam pendidikan perkuliahan di Universitas Wesda Tokyo meskipun tidak sampai lulus. Lee Byung-chull menggunakan warisannya untuk membuka penggilingan padi untuk usahanya yang pertama. Namun sayangnya usaha itu tidak berjalan dengan baik. Pada tahun 1938 Byung-Chull Lee mendirikan perusahaan perdagangan ekspor di Korea, menjual ikan, sayuran, dan buah-buahan ke Cina. Perusahaan berkembang dengan pesat dan Lee memindahkan kantor pusatnya ke Seoul pada tahun 1947. Ketika pecah Perang Korea, ia terpaksa meninggalkan Seoul dan memulai usaha pabrik gula di Busan yang bernama Cheil Jedang. Pabrik tersebut merupakan pabrik gula pertama yang ada di Korea Selatan.
Mendirikan Samsung
Setelah perang, pada tahun 1954, Lee mendirikan Cheil Mojik dan membangun pabrik wol di Chimsan-dong, Daegu. Dan itu adalah pabrik wol terbesar di negaranya, perusahaan tersebut kemudian berkembang dengan pesat menjadi perusahaan besar. Setelah itu, Lee juga mendirikan Samsung yang berkecimpung dalam berbagai bidang usaha.
Dari tahun 1958 dan seterusnya Samsung mulai melakuan ekspansi ke berbagai industri lain seperti keuangan, media, bahan kimia dan bahkan pembuatan kapal sepanjang tahun 1970-an. Pada akhir 60-an, Samsung Group mulai masuk kedalam industri elektronik. Agar perusahaan bisa berkembang dengan pesat perusahaan membagi tugas kerja dalam bentuk divisi-divisi elektronik, diantaranya Samsung Electronics Co Devices, Samsung Electro-Mekanika Co, Samsung Corning Co, dan Samsung Semiconductor & Telecommunications Co, dan membuat fasilitas di Suwon. Produk pertamanya adalah televisi hitam-putih. Pada tahun 1980, perusahaan ini diakuisisi oleh Hanguk tongsin jeonja, dan mulai membuat perangkat telekomunikasi di Gumi.
Produk telekomunikasi awal yang dibuat oleh perusahaan ini adalah switchboards. Berawal dari produk tersebut samsung mulai memproduksi telepon dan faks dan akhirnya menjadi Samsung's mobile phone manufacturing. Dari pabrik tersebut Samsung telah menghasilkan lebih dari 0,8 miliar ponsel sampai hari ini.
Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, Samsung Electronics berinvestasi dalam penelitian dan pembangunan karena investasi tersebut sangat penting untuk mendorong perusahaan ke garis depan dalam industri elektronik global. Pada tahun 1980-an Samsung adalah perusahan manufaktur, distributor, dan menjual berbagai macam peralatan dan produk elektronik di seluruh dunia. Pada tahun 1982, ia membangun sebuah pabrik perakitan televisi di Portugal. Pada tahun 1984, ia membangun sebuah pabrik senilai $ 25 juta di New York. Dan pada tahun 1987, Samsung juga membangun fasilitas lain senilai $ 25 juta di Inggris.
Â
Baca juga :
          Samsung Galaxy S7 Edge dan S6 Edge, "edge" S7 lebih berguna dan lebar
          Wow! Google Play Store kini Hadir di Perangkat Laptop
Â
Akhir Hayat
Pada tahun 1987 Lee Byung-Chull meninggal pada usia 77 tahun dan Kun-Hee Lee mengambil alih sebagai ketua. Pada tahun 1990-an Samsung mulai membangun pabrik memperluas secara global di Amerika Serikat, Britania Raya, Jerman, Thailand, Meksiko, Spanyol dan Cina sampai 1997.
Pada tahun 1997 hampir semua bisnis di Korea mengalami krisi besar dan tidak terkecuali Samsung. Mereka menjual beberapa unit bisnisnya untuk meringankan utang dan merumahkan karyawan menjadi 50.000 karyawan. Namun berkat industri elektronik mereka berhasil untuk bertahan dan terus berkembang hingga saat ini. Kini, nama Samsung sudah dapat disejajarkan dengan berbagai perusahaan raksasa elektronik dunia seperti Apple, Microsoft, Sony, dan lainnya. [GAN]