Bagi Anda yang sudah aktif di dunia internet sejak pertengahan tahun 2000an, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Friendster. Ya, Friendster merupakan salah satu pelopor situs jejaring sosial yang sempat jaya di medio dekade lalu. Jejaring sosial yang sangat menonjolkan sisi desain tersebut mampu meraup banyak pengguna dari kalangan anak muda. Ketika situs jejaring sosial MySpace mulai mencuri banyak perhatian di amerika, situs Friendster terus saja berhasil meningkatkan popularitas di kawasan asia.
Sayangnya, masa-masa emas tersebut akhirnya harus sirna ketika datang jejaring sosial baru yang lebih inovatif bernama Facebook. sedikit demi sedikit para penggunanya beralih kepada jejaring sosial buatan Mark Zuckerberg tersebut. Namun sekarang mari kita lupakan sejenak redupnya popularitas Friendster tersebut karena sekarang kita akan mengulas salah satu tokoh penting yang berperang sangat baik di balik kesuksesannya. Ya, dia adalah Jonathan Abrams yang merupakan pencetus dari situs Friendster yang sangat fenomenal tersebut.
Awal Karir
Sebelum mendirikan situs jejaring sosial Friendster, Jonathan Abrams telah banyak berkecimpung sebagai teknisi perangkat lunak di beberapa perusahaan besar seperti Netscape dan Nortel. Jonathan sendiri merupakan lulusan McMaster University dalam bidang ilmu komputer. Beberapa pekerjaan dan juga aktivitas lain yang pernah digeluti oleh Jonathan di antaranya adalah anggota dari advisory board of the Silicon Valley Association of Startup Entrepreneurs, mentor di The Founder Institute dan di kelas entrepreneurship di Steve Blank’s LeanLaunchPad, dan masih banyak lagi.
Â
Baca juga :
          Friendster Kembali Hadir
          [Tutorial] Inilah Cara Mematikan Windows Menggunakan Cortana
Â
Mendirikan Friendster
Friendster Dibangun oleh Jonathan Abrams pada tahun 2002, dan semenjak saat itu Friendster telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Dengan berbagai fasilitas yang ditawarkannya, tak kurang dari 50 juta orang di dunia telah menjadi anggota situs web jaringan sosial itu.
Situs web jaringan pertemanan itu dirintis Abrams di Mountain View, California, AS. Kehadiran Friendster sempat menjadi fenomena mengejutkan. Tanpa gembar-gembor promosi, kehadirannya langsung mendapat sambutan hangat dari para pecinta dunia maya. Dalam sekejap, jutaan orang telah manjadi anggotanya.
Tak hanya itu, Friendster pun telah meraup dana sekitar 14 juta dolar AS dari modal ventura dan pemain internet kelas berat, seperti mantan CEO Yahoo, Tim Koogle; mantan CEO Paypal, Peter Thiel; serta mantan vice president amazon.com, Ram Shriram.
Hampir dua tahun Friendster merajalela sebagai situs pertemanan terbesar. Namun menurut Nielsen online, pada 2004 situs serupa, MySpace, berhasil menyalip dominasi friendster dari jumlah anggota. Dan beberapa tahun berikutnya Friendster juga harus bersaing dengan sejumlah situs yang menawarkan fasilitas serupa, seperti Windows Lives Spaces, Yahoo!360 dan Facebook.
Kehebatan Friendster pun sempat dilirik Google, yang menawarnya seharga 30 juta dolar AS. Namun tawaran itu kemudian dibatalkan Google. Pada 2003, Friendster juga mendapat kucuran dana dari Kleiner, Perkins, Caufield & Byers serta Benchmark Capital dan nilainya ditaksir mencapai 53 juta dolar AS.
Bagi Abrams, Friendster adalah wahana bisnis yang sangat menggiurkan. Pasalnya Friendster juga dapat menarik bayaran untuk fasilitas khusus yang ditawarkannya. Sempat terdengar Friendster bakal mengutip biaya untuk layanan khusus sebesar 9,95 dolar AS per bulan, meski kemudian urung. Bayangkan saja jika ada 10% dari 50 juta anggotanya yang menajdi anggota khusus itu, maka Friendster bisa mengantongi ratusan juta dolar AS per bulannya.
Setelah dua tahun memimpin dan membesarkan Freindster, pada April 2004 Abrams mundur dari CEO Friendster Inc. Posisinya digantikan tim Koogle yang juga Presiden dan CEO Yahoo!. Majalah Time menganugerahi Friendster gelar “Coolest Inventions of 2003â€. Pada tahun yang sama Abrams dinobatkan sebagai “Breakout Star of 2003†oleh Entertaintment Weekly. Setahun kemudian, Advertising Age Magazine mendapuknya sebagai “Entertaintment Marketers of the Year 2004â€.
Sayangnya, setelah kepergian Abrams Friendster sedikit demi sedikit mengalami kemunduran terutama setelah datangnya berbagai jejaring sosial yag lebih inovatif seperti Facebook, Twitter, dan Google Plus. Selain mendirikan Friendster, Abrams juga sempat menjadi CEO dari Socializr dan HotLinks. Saat ini Jonathan Abrams berposisi sebagai CEO pada perusahaan Nuzzel. [GAN]