Mudik, sudah menjadi agenda tahunan bagi setiap orang Indonesia dalam menyambut hari besar seperti Lebaran kemarin. Mudik berlaku bagi setiap orang yang memiliki keluarga dan kerabat jauh di daerah asalnya. Silahturahmi menjadi salah satu kenikmatan ber-hari raya. Biasanya penduduk di Pulau Jawa lebih terasa mencolok dalam kegiatan mudik. Hal tersebut wajar saja, mengingat penduduk Pulau Jawa yang sangat padat ditambah arus urbanisasi yang populer di sana.
Sejatinya kegiatan mudik tidak hanya ada pada Pulau Jawa saja, pulau-pulau lain di Indonesia juga diramaikan dengan aktivitas para perantau yang ingin berlebaran di kampung halamannya masing-masing. Seperti misalnya Pulau Sumatera, dengan penduduk yang cukup padat dan banyak kota-kota besar di dalamnya, membuat pulau ini juga ramai ketika arus mudik tiba. Para perantauan asal Sumatera Lebaran kemarin berbondong-bondong mendatangi pulau ini.
Salah satu provinsi terbesar di Pulau Sumatera, yakni Sumatera Utara juga terlihat padat dengan aktivitas mudik. Wajar saja karena didalam provinsi ini terdapat kota besar seperti Medan yang bisa dibilang padat penduduk. Tak jarang orang perantauan di Medan harus kembali ke kampung halamannya di seluruh penjuru Sumatera Utara. Kali ini Plimbi akan membagi perjalanan mudik Lebaran kemarin di kota ini, di sini Plimbi menikmati perjalanan tanpa hambatan dari Kota Medan menuju Kota Pematang Siantar.
Pematang Siantar merupakan Kota terbesar kedua di Sumatera Utara setelah Medan. Kota ini pun merupakan tempat kelahiran wakil presiden RI ketiga, yakni Adam Malik. Pematang Siantar dapat ditempuh kurang lebih 3 jam atau sejauh 128 Km dari Kota Medan. Jarak yang lumayan jauh jika ditempuh tanpa jalan tol. Ya, akses jalan Tol hanya mencapai Medan - Tanjung Morawa dengan waktu kurang lebih 20 menit, setelah itu perjalanan harus dilanjutkan dengan menggunakan Jalan Lintas Sumatera yang cukup baik namun lebar jalan yang sedikit sempit. Apalagi ketika arus mudik seperti menjelang Lebaran, dipastikan kepadatan jalan tidak dapat dielakan lagi.
Untuk mencapai Kota Pematang Siantar kita melalui berbagai Kota dan Kabupaten. Setelah keluar dari Jalan Tol Belmera kita mencapai Kota Tanjung Morawa, kemudian dilanjutkan Lubuk Pakam yang masih dalam Kabupaten Deli Serdang. Selanjutnya akan melewati Kabupaten Serdang Bedagai yang meliputi Perbauangan hingga ke Kota Tebing Tinggi. Dari Kota Medan hingga Ke Kota Tebing tinggi dipastikan kondisi sinyal selular tergolong baik, hal ini juga dipengaruhi daerah yang sudah padat penduduk. Kota Tebing Tinggi sendiri cukup besar dan padat penduduk, sehingga kita tidak perlu bersusah payah menemukan tempat penjualan pulsa.
Permasalahan sinyal akan timbul ketika mulai meninggalkan Kota Tebing Tinggi, sinyal terasa lemah, terlebih lagi provider selular Three. Kondisi ini mungkin ditengarai oleh banyaknya kebun kelapa sawit dengan hanya sedikit rumah penduduk. Idealnya Kota Pematang Siantar dapat ditempuh dengan waktu sejam dari Kota Tebing Tinggi.
Setelah memasukui Kota Pematamg Siantar maka keramaian ala kota besar pun terlihat, untuk urusan sinyal teklekomunikasi tentunya tidak ada hambatan lagi, beberapa BTS pun terlihat menjulang tinggi. Terdapat beberapa pusat perbelanjaan yang cukup besar ditengah kota ini, selebihnya masih didominasi oleh pertokoan disepanjang jalan. Selain itu juga terdapat sebuah Kebun Binatang yang cukup lengkap di kota ini, bahkan kelengkapannya bisa mengalahkan Kebun Binatang yang ada di Kota Medan.
Satu lagi yang unik dari kota ini adalah transportasi umumnya yang terkenal. Betor atau Becak Motor yakni angkutan becak dengan sepeda motor disampingnya. Nah, sepeda motor yang digunakan tidak tanggung-tanggu, merek kuno BSA yang terkenal dari eropa masi digunakan sampai saat ini. Keberadaan becak motor BSA mungkin hanyalah satu-satunya becak motor yang menggunakan motor BSA. Pematang Siantar sendiri sering digunakan sebagi kota persinggahan sebelum mencapai Kota Prapat dengan wisata alamnya Danau Toba. Hanya dibutuhkan sejam perjalan menuju Dananu Toba. [IQ]
