Arab Saudi telah menghentikan aplikasi internet pesan viber karena pihak aplikasi ini tidak mematuhi peraturan yang ditentukan oleh pemerintah setempat. Komisi Komunikasi dan Teknologi Informasi pemerintah setempat juga telah memperingatkan bahwa "tindakan yang tepat akan diambil terhadap aplikasi atau layanan yang tidak sesuai dengan peraturan lain yang berlaku."
Apakah ini atas nama sensor, kepentingan bisnis, atau keduanya? Viber menerima peringatan dari regulator komunikasi dan teknologi telekomunikasi Saudi pada bulan Maret lalu, bersama dengan Skype dan WhatsApp.
CITC menginginkan platform komunikasi ini memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan gratis, mengirim pesan instan dan berbagi file melalui Internet, untuk menyediakan server lokal dalam memantau segala aktivitas para penggunanya. Pemerintah telah memberikan jangka waktu stu minggu terakhir setelah peringatan memberikan peringatan terakhir dua bulan lalu.
Pemblokiran atas aplikasi pesan Viber ini oleh pemerintah setempat juga sekaligus untuk memberikan peringatan kepada pihak aplikasi lainnya agar tidak melanggar peraturan yang berlaku.
Aplikasi gratis ini mencabut lisensi pendapatan operator telekomunikasi dari panggilan internasional dan teks yang mana pendapatan tersebut cukup besar mengingat bahwa Arab Saudi memiliki populasi ekspatriat yang besar.
Media lokal Arab Saudi melaporkan bahwa operator telekomunikasi seperti Telekomunikasi Saudi, Mobily dan Zain meminta CITC untuk melakukan sebuah pesensoran atau pemblokiran.
Dalam Uni Emirat Arab, banyak fitur dari Skype dan Viber sudah diblokir, namun WhatsApp tidak terkena pemblokiran tersebut. Hal ini mungkin dapat menggambarkan sesuatu bahwa terdapat sebuah kepentingan bisnis di dalam sebuah peraturan Uni emirat Arab. Kepentingan bisnis yang bermain seperti Skype dan Viber, Namun tidak seperti halnya WhatsApp yang mana memungkinkan pengguna untuk membuat panggilan suara gratis, dan panggilan internasional di mana operator telekomunikasi cenderung kehilangan sebagian dari pendapatan mereka .
Namun pada tahun 2010, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengancam untuk melarang BBM dan menuntut agar perusahaan menginstal server lokal untuk memblok layanan tertentu. [NRZ]