Sebelum teknologi digital merambah dunia teknologi mobil seperti saat ini, masih banyak orang mempergunakan cara-cara tradisional untuk mendapatkan arah yang tepat menuju suatu tempat. Pasalnya hampir setiap manusia modern saat ini telah dilengkapi dengan sebuah smartphone yang dapat memberikan berbagai informasi yang mereka butuhkan. Namun, rupanya bukan hanya ponsel yang akan mendapatkan julukan "pintar", tetapi di masa mendatang, teknologi mobil pun akan segera mendapatkan julukan tersebut.
Smartcar, mungkin orang-orang akan menyebutkan seperti itu. Dilengkapi dengan kecerdasan buatan yang berkonsentrasi terhadap bantuan navigasi dan destinasi setiap pengendara menjadi fitur wajib yang dimilikinya. Itu semua berhubungan dengan pengumpulan data dan melakukan sesuatu melalui sebuah perangkat lunak. Hal tersebutlah yang tengah diterapkan oleh produsen kendaraan seperti Toyota, Ford, dan Nissan. Dalam ajang CES 2013 lalu mereka menghadirkan topik menarik yang mereka sebut sebagai The Internet of the Automobile. Lalu apa arti topik tersebut?
Pihak Toyota sendiri mengatakan hal itu bukan berarti teknologi internet yang sama akan hadir seperti dalam perangkat mobile. Teknologi mobil ini secara spesifik akan memberikan pengalaman berkendara yang berbeda. Tambahan teknologi online dalam mobil memberikan kemampuan tambahan bagi setiap pengendara. Jika mobil terhubung dengan teknologi berbasis cloud maka Anda dapat menyesuaikan diri dengan pengalaman berkendara Anda sendiri.
Secara singkat, pihak Toyota sendiri berpikir penghubung yang tepat antara mobil dan pengendara adalah sebuah aplikasi online. Sementara pihak Ford mengatakan bahwa ada tiga konteks yang dipergunakan mereka, yaitu kendaraan itu sendiri, pengendara, dan juga penumpang. Tiga konteks itulah yang akan mendapatkan pola, konektivitas, dan proposisi nilai yang berbeda. Ford membuat strategi sendiri untuk mewujudkan teknologi tersebut. Menurut mereka Anda cukup membawa perangkat mobile ke dalam mobil, hubungkan dengan internet, dan gunakan aplikasinya.
Nissan melalui kepala layanan teknologi informasi kendaraan berpikir teknologi mobil masa depan sejatinya akan selalu berhubungan dengan navigasi. Menurut mereka, informasi seperti daerah kemacetan adalah hal terpenting, selain juga menemukan destinasi perjalanan setiap pengendara. Namun, tentunya tingkat keamanan kendaraan adalah hal paling penting bagi setiap pengendara. Di samping antusiasme mengenai teknologi streaming musik dan hiburan dalam mobil, Anda harus tetap berkonsentrasi di jalanan.
Tingkat kesadaran konsumen terhadap teknologi mobil sendiri sangatlah terbatas. Lalu bagaimana para produsen mobil memperkenalkan aplikasi masa depan mereka apabila para pengendara secara bertahap sama sekali belum membeli mobil terbaru? Pihak Nissan sendiri mengatakan kebutuhkan akan akun berlangganan, login, dan tautan kepada sebuah smartphone dengan sistem mobil melalui Bluetooth merupakan cara yang tepat.
Ford melalui paltform Ford SYNC AppLink miliknya berpikir bahwa itu semua berhubungan dengan edukasi. Para produsen mobil harus mampu mengajarkan para konsumennya dan para pelaku industri mobil lainnya. Pasalnya menurut mereka dalam 15 tahun ke depan para konsumen akan melalui beberapa versi dari perangkat mobile mereka. Sementara itu Ford memprediksi akan ada sekitar 1.7 milyar pengendara di jalanan pada tahun 2017. Sedangkan setiap konsumen memiliki perbedaannya tersendiri. Oleh sebab itu akan ada lebih dari satu juta aplikasi yang akan hadir dalam Apple App Store dan Google Play.
INRIX sebuah perusahaan yang mengumpulkan data besar dari hampir 100 juta mobil di 35 negara berbeda di dunia mengatakan aplikasi mobile sangat mungkin terintegrasi secara langsung ke dalam kendaraan. Bahkan saat ini saja Anda dapat mengakses aplikasi hiburan seperti streaming musik melalui perangkat smartphone, software navigasi untuk mendapatkan rute menuju destinasi, dan mendapatkan informasi kemacetan secara langsung dari dalam mobil. [MS]