Keberadaan teknologi generasi keempat (Teknologi 4G) sudah santer terdengardimana-mana. Berbagai vendor asing, dari Eropa hingga Cina berlomba-lomba memproduksi aneka gadget yang mengusung penggunaan teknologi baru ini. Tapi siapa sangka, semua itu berkat kegigihan Khoirul Anwar, sarjana cumlaude alumni Teknik Elektro ITB jebolan sebelas tahun lalu.
Khoirul yang meraih gelar master tahun 2005 di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) Jepang ini, sekaligus adalah pemilik paten teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).
Uniknya lagi, penemuan teknologi 4G berbasis OFDM berawal dari ide nyeleneh sang profesor dari Kediri itu. Khoirul yang dianugrahi IEEE Best Student Paper Award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) tahun 2006, di California ini berhasil meningkatkan kecepatan transmisi data dengan cara mengurangi daya. Peningkatan kecepatan transmisi yang diupayakannya tercapai setelah melakukan penurunan hingga 5GB saja.
Pada paten keduanya, Asisten Professor di NAIST yang meraih gelar profesornya tahun 2008 itu kembali berjaya menambah kecepatan transmisi data. Kali ini ia berhasil menghilangkan fungsi Guard Interval (GI), penata frekuensi yang sekaligus penghambat kecepatan. Ketiadaan GI kontan menyebabkan terjadinya tabrakan antara frekuensi yang berbeda sehingga kecepatan yang diharapkan tak terwujud.
Namun, Khoirul kemudian mengembangkan algoritma khusus untuk mengatasinya. Inilah yang dikenal dengan nama OFDM yang mengantarkan Khoirul, sang penemunya meraih paten. Betapa tidak, jasa Khoirul telah membuka pintu bagi era teknologi transmisi data dengan kecepatan yang nyaris sempurna, yakni teknologi 4G. HF
