1

Inilah Beberapa Penyebab Kegagalan Google Glass

29 Nov 2014 15:30 5845 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Google Glass adalah kacamata pintar yang cukup fenomenal kehadirannya. Banyak orang menganggap perangkat ini adalah perangkat masa depan. Tidak sedikit pula yang menganggap bahwa Google Glass akan menjadi pionir trend kacamata pintar di masa depan. Sayangnya, harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Kehadiran Google Glass memang pada awalnya cukup mengejutkan dan membuat orang terkesima.

Google Glass adalah kacamata pintar yang cukup fenomenal kehadirannya. Banyak orang menganggap perangkat ini adalah perangkat masa depan. Tidak sedikit pula yang menganggap bahwa Google Glass akan menjadi pionir trend kacamata pintar di masa depan. Sayangnya, harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Kehadiran Google Glass memang pada awalnya cukup mengejutkan dan membuat orang terkesima.

Sayangnya, ketika perangkat ini hadir ke pasaran, penjualannya tidak seheboh ketika pertama kali diperkenalkan. Bahkan, Google sempat menunda perilisannya sebelum akhirnya benar-benar rilis di pasaran. Tetapi hasil menunjukkan hal yang kurang menyenangkan. Google Glass kurang laku di pasaran.

Apa yang menjadi penyebab hal ini? Setidaknya, ada enam hal yang membuat Google Glass kurang laku di pasaran. Keenam hal tersebut adalah sebagai berikut.

 

Harga yang Kurang Masuk Akal

Penyebab utama Google Glass kurang laku karena produk ini dijual terlalu mahal. Bayangkan, sebuah kacamata dengan kemampuan sederhana dibanderol seharga US$1500 atau sekitaran Rp 18 jutaan. Dengan harga tersebut, konsumen bisa membeli gadget lain kelas atas, semisal, smartphone kelas atas atau iPad Air.

Tampaknya, hanya mereka yang mau membuang uang untuk sebuah produk bergengsi dengan kemampuan yang tidak pintar-pintar amat.

 

Kurangnya Ekosistem Google Glass

Sempat menarik banyak pihak, tidak serta-merta membuat Google Glass melejit menjadi barang populer. Hal ini dilandasi dengan banyaknya pengembang yang enggan menghadirkan aplikasi pendukung di perangkat ini. Banyak diantara mereka yang lebih fokus ke perangkat lain yang lebih potensial.

Selain kurang didukung pengembang, Google Glass tidak didukung dengan komunitas yang cukup kuat. Padahal, komunitas ini sangat penting sebagai bagian marketing produk. Tidak adanya ekosistem pengembang dan juga komunitas penguat membuat produk Google Glass ini bisa tenggelam dalam waktu dekat.

 

Fungsi yang Terbatas

Google Glass menamakan dirinya sebagai kacamata pintar. Sayangnya, kemampuannya ternyata tidak sepintar julukannya. Pernyataan tersebut tidak berlebihan. Tengok saja fungsinya yang semata-mata sebagai pengganti kamera digital saja. Fungsi–fungsi lain yang juga kurang memuaskan. Bahkan, pengguna tidak dimungkinkan untuk menampilkan aplikasi secara bersamaan karena terbatasnya user interface di perangkat ini.

 

Baterai Boros

Google Glass memungkinkan pengguna untuk merekam video. Sayangnya, kemampuan merekam video yang dimiliki oleh gadget ini tidak didukung dengan baterai yang baik. Ketika Google Glass digunakan untuk merekam video, maka baterainya hanya akan bertahan selama kurang dari satu jam saja. Hal ini belum ditambah dengan koneksi Wi-Fi dan hal lainnya yang akan membuat baterai cepat sekali habis dayanya.

 

Membuat Sakit Penggunanya

Banyak yang mengeluh ketika pengguna menggunakan Google Glass. Para pengguna tersebut merasa kepala mereka terasa sakit dan pusing ketika menggunakan Google Glass. Hal ini cukup wajar karena mereka harus terus berganti fokus penglihatan antara tampilan layar dan dunia nyata.

Bukan tidak mungkin, penggunaan Google Glass juga menyebabkan mata menjadi sakit. Memang belum ada kasus terkait hal ini. Namun pergantian fokus penglihatan tentunya akan membuat lebat cepat lelah dibandingkan biasanya.

 

Tidak Praktis

Sebagai kacamata, seharusnya Google Glass bisa lebih praktis. Sayangnya, Google Glass adalah gadget yang sulit dibawa dan kurang praktis. Pasalnya, Google Glass tidak bisa dilipat layaknya kacamata pada umumnya. Tentu saja hal ini akan membuat repot. Memang, Google menyediakan semacam kotak khusus agar Google Glass ini lebih praktis dibawa. Sayangnya, kotak tersebut terasa terlalu besar bagi banyak pengguna. Alhasil, Google Glass adalah kacamata yang memang kurang nyaman untuk dibawa bepergian.

Alasan-alasan tersebut cukup masuk akal. Dari alasan tersebut, tampak Google kehilangan inovasi pada produknya ini. Apalagi Google Glass juga semakin menurun nilai jualnya akibat banyaknya pengguna yang telah memakainya merasa kerepotan dengan fitur pesan suaranya.

Tidak sedikit pengguna harus mengulang pesan suara lantaran Google Glass sering kali kurang tepat menampilkan pesan suara sesuai yang diharapkan penggunanya. Tampaknya, Google perlu mengevaluasi produk yang satu ini.

Padahal, banyak yang menyangka bahwa Google Glass akan populer layaknya jam tangan pintar yang sekarang trennya sedang naik daun. [HMN]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel