Smartphone dengan processor octa core kini menjadi topik yang cukup hangat. Betapa tidak, sebuah ponsel pintar dengan prosessor delapan inti di dalamnya merupakan sebuah era baru dalam dunia teknologi. Kehadiran prosessor ini seolah menghancurkan pakem bahwa prosessor quad core sudah ketinggalan zaman. Padahal smartphone quad core yang notabene masih tergolong mahal saja belum memaksimalkan semua tenaga yang ada dalam mengeksekusi berbagai aplikasi. Sistem operasi terbaru pada smartphone atau tablet saat ini pun masih tergolong mampu dijalankan oleh sebuah ponsel pintar dengan dua inti didalamnya.
Lalu untuk apa sebuah dapur pacu dengan delapan inti? Jika memang saat ini sebuah perangkat canggih baik tablet maupun smartphone dengan processor octa core perlu dihadirkan, apa yang menjadi keunggulannya? Tentu performa perangkat tersebut akan meningkat. Lalu efektifkah? Inilah yang kemudian menjadi tanda tanya besar. Jika processor dual core saja bisa menjalankan berbagai games dengan kualitas HD, mengapa harus ada teknologi prosessor delapan inti? Tentu saja jika aplikasi tidak membutuhkan perangkat keras yang terlalu tinggi mengapa harus dihadirkan? Apalagi prosessor dual core jika memiliki pengolah grafis yang baik dalam chipset-nya tentu sudah sangat mumpuni.
Terlepas dari itu, processor octa core tampaknya akan tetap menjadi fenomena besar. Kehadiran vendor Umi dari Cina yang mengklaim sebagai vendor pertama yang menghadirkan prosessor delapan inti lewat merk UMI X2-nya tentu menjadi pemicu bagi vendor lainnya untuk menghadirkan perangkat serupa. Bahkan pengembang chipset pun tidak mau kalah dengan pengembang lain. Seolah persaingan untuk menjadi terdepan sedang berlanjut. Ada apa sebenarnya? Mengapa processor octa core begitu istimewa?
Fenomena Persaingan Teknologi
Pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya cukup mudah dijawab. Teknologi yang terus berkembang mau tidak mau mengharuskan para pemain untuk bersaing menjadi yang terdepan. Mereka harus berinovasi jika tidak ingin membuat “kuburan” untuk perusahaaan. Salah satunya adalah langkah untuk menghadirkan teknologi dapur pacu yang mumpuni. Pemilihan menghadirkan processor octa core menjadi solusi. Dengan cara ini, semua orang, baik konsumen, media, bahkan para pelaku teknologi lainnya akan teralihkan. Dan akhirnya pemberitaan di media membantu meningkatkan reputasi perusahaan yang membuat gebrakan.
Benar-benar Mengalahkan PC?
Kehadiran processor octa core bisa jadi merupakan langkah serius untuk menggantikan peran PC. Jika skenario ini terjadi bukan tidak mungkin program berat bisa digunakan di PC. Hanya saja apakah benar-benar akan dimanfaatkan? Proses editing video, keperluan desain, dan pekerjaan lainnya tampak terasa mudah jika dilakukan dengan PC. Apakah smartphone bisa menangani hal ini? Tentu hal ini akan sulit terlaksana.
Jika memang tujuannya untuk mengalahkan PC, smartphone akan memiliki fungsi yang berbeda. Dalam hal ini tampaknya PC tetap tidak akan tergantikan meskipun perangkat mobile membawa processor octa core di dalamnya. Kalaupun secara performa katakanlah bisa setara dengan PC, maka smartphone tampaknya akan tetap digunakan untuk kepentingan komputasi mobile dan bukan pekerjaan berat yang biasa dilakukan kalangan profesional.
Keperluan Multitasking?
Alasan lain untuk menghadirkan perangkat mobile dengan processor octa core bisa jadi untuk keperluan multitasking yang lebih baik. Banyak pengguna yang sering menjalankan berbagai aplikasi secara bersamaan. Namun tentunya jika prosessornya tidak cukup tangguh, keperluan multitasking ini hanya akan membuat perangkat menjadi sangat terbebani.
Bila memang untuk mengatasi hal ini, diperlukan prosessor dengan inti yang lebih banyak sebenarnya cukup masuk akal. Namun akan lebih baik untuk keperluan multitasking ini adalah kapasitas RAM yang lebih besar. Menginginat kinerja RAM dalam urusan multitasking lebih berperan jika dibandingkan jumlah prosessor.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perangkat dengan processor octa core belum benar-benar diperlukan. Alasannya karena pertama belum optimalnya kinerja processor quad core. Alasan kedua adalah sistem operasi yang maish bisa ditangani dengan dual core atau quad core. Alasan ketiga adalah tujuan dan fungsi dari smartphone itu sendiri. Dan keempat akan lebih baik jika ada peningkatan kapasitas RAM dibandingkan jumlah prosessor di dalamnya.
Satu lagi, terlepas dari alasan-alasan itu, mungkin akan lebih baik jika para pengembang tidak berfokus dalam menghadirkan teknologi processor octa core melainkan berfokus pada pembuatan baterai dengan daya tahan yang lebih lama. Hal ini tampaknya akan lebih bermanfaat untuk saat ini. [HMN]