Film merupakan salah satu media informasi yang populer dan banyak digemari oleh masyarakat. Apapun jenis temanya, biasanya film selalu meninggalkan pesan moral yang dapat diserap dengan mudah oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena film mempunyai kemasan yang menarik dalam menyajikan pesan secara nyata. Selain sebagai media informasi, film juga merupakan dokumen sosial. Melalui sebuah film, masyarakat dapat melihat dan menyaksikan secara nyata apa yang terjadi pada masyarakat tertentu di masa tertentu. Meski kebanyakan film hadir dengan genre fiksi, namun tidak sedikit film yang juga diangkat dari kisah nyata.
Film memang melahirkan sisi ketertarikan tersendiri bagi setiap orang yang pada akhirnya menimbulkan sebuah kesenangan. Hal ini terbukti pada beberapa mahasiswa Malang yang memiliki minat yang sama terhadap film. Tidak hanya sebagai penikmat film, bahkan mereka juga melakukan produksi film. Melihat kegiatan beberapa orang yang senang berkumpul sekaligus melakukan produksi film, Doni Kus Indarto selaku lulusan Institut Seni Indonesia memberikan ide untuk membentuk sebuah komunitas yang dapat mewadahi hobi mereka yang akhirnya terbentuklah Movie Labs pada Oktober 2011.
Proses pembuatan film tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dipersiapkan. Secara global, proses pembuatan film dimulai dari sebuah ide cerita, membentuk crew yang terdiri dari produser, sutradara, penulis skenario, DOP, artistik, wardrobe, editor, talent dan masih banyak lagi. Dengan begitu, dalam produksi film memiliki tahapan-tahapan yang kesemuanya memerlukan kerjasama. Untuk itu, Nina Candra Dewi, salah satu anggota komunitas Movie Labs menyatakan bahwa komunitas ini tidak hanya sebagai tempat para penghobi film, namun di sini juga mereka melakukan pelatihan bagaimana cara produksi film dengan sistematika yang benar serta pelatihan untuk pemeranan/akting. Oleh karena itu, secara spesifik, komunitas Movie Labs merupakan komunitas yang bergerak di bidang pelatihan SDM akan film dan akting.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan komunitas ini di antaranya melakukan workshop produksi film ke sekolah-sekolah. Kemudian ada yang dinamakan Friday Movie with Movie Labs yang berlangsung dua minggu sekali, di mana dalam acara ini Movie Labs mengajak komunitas-komunitas Malang dan masyarakat Malang penggemar film untuk menonton film-film lokal karya anak Malang maupun film-film non mainstream di markas Movie Labs. Selanjutnya ada Sinema Ndeso, di sini Movie Labs mengadakan pemutaran film secara layar tancap di beberapa daerah, hal ini bertujuan untuk semakin memasyarakatkan film lokal di seluruh daerah.
Nama dari komunitas ini memiliki arti dan maksud dari setiap katanya, sehingga dijadikan sebagai sebuah visi bagi mereka.
M - MOTIVATION - kerjasama dan toleransi
O - ORIENTATION - karya orisinal anak bangsa yang mengedepankan budaya lokal
V - VALUES - Tuhan adalah segalanya
I - INTEREST - punya tujuan dan gairah dalam hidup
E - ENTERTAIN - menghibur selalu
L - LEARN - selalu mau belajar
A - AGILE - dinamis, open mind
B - BRAVE - memperjuangkan prinsip
S - SHARE - memberdayakan diri sendiri supaya bisa memberdayakan orang lain yang tidak berdaya.
Sementara misi yang mereka emban adalah menjadi sebuah komunitas sebagai wadah untuk berbagi informasi dan segala macam akses seputar dunia film dan akting.
Harapan dibentuknya komunitas Movie Labs ini adalah untuk membuat Malang menjadi salah satu barometer film di kancah nasional dengan semakin banyaknya anak-anak yang tertarik untuk belajar bagaimana cara produksi film secara benar.
Sarana komunikasi yang dilakukan setiap anggota komunitas ini yakni memanfaatkan layanan sms, telepon dan jejaring sosial. Setelah Plimbi menjelaskan beberapa aplikasi yang tersedia, Nina Candra Dewi memberikan tanggapan bahwa Plimbi cukup menarik dan sangat membantu dalam hubungan komunikasi antar komunitas. [RF]