Teknologi Mobile Photography: Ketika Megapiksel Bukan Lagi Jaminan Kualitas

6 May 2013 08:00 2770 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Perlombaan di bidang teknologi mobile photography pun semakin seru, berbagai inovasi teknologi dan trik marketing mulai dicecar produsen ponsel, khususnya oleh merek-merek besar. Apa saja? Berikut ulasannya.

Sejak dirintis tahun 1993, fitur kamera pada ponsel telah mengalami perkembangan dengan pesat, khususnya pada tiga tahun terakhir, bahkan istilah Megapiksel yang dulu didewakan, kini mulai tenggelam. Karena sudah jamak dan murah, sekarang setiap produsen ponsel global melakukan pendekatan lain di mana pengembangan informasi lebih difokuskan pada kualitas gambar. Maka muculah istilah PureView, UltraPixel, hingga Exmor RS. Perlombaan di bidang teknologi mobile photography pun semakin seru, berbagai inovasi teknologi dan trik marketing mulai dicecar produsen ponsel, khususnya oleh merek-merek besar. Apa saja?

Nokia EOS

Meski bukan pelopor, perkembangan kamera pada ponsel tak bisa lepas dari berbagai inovasi yang dilakukan Nokia. Perusahaan asal Findlandia ini telah melahirkan lompatan-lompatan besar di industri ponsel kamera. Teknologi terbarunya tentu saja PureView yang disematkan pada Nokia 808 dan mampu mereproduksi gambar hingga 41 Megapiksel. Kualitasnya? Tentu saja mengagumkan dan sampai saat ini masih merupakan salah satu yang terbaik di jagat dunia smartphone.

PureView mengadopsi Optic Carl Zeiss dengan ditopang diafragma berukuran 1/1.32” serta teknik digital zoom yang bersifat lossless. Masih di tahun 2012, Nokia merilis Lumia 920 dengan kamera hanya 8,7 Megapiksel. Namun foto-foto yang ditangkapnya diklaim lebih baik, terutama pada lingkungan low-light. Lantas apa yang akan dilakukan Nokia ke depannya?

Ya, Nokia akan menyatukan kemampuan PureView dengan Lumia 920, smartphone tersebut berbekal di label Nokia EOS. Kapasitas kameranya 41 MP dan dilengkapi optical image stabilization. Belum banyak bocoran spesifikasi teknik kamera dari ponsel yang konon akan dikenalkan pada pertengahan tahun 2013 tersebut. Hanya saja untuk sistem perangkat lunak, dipastikan akan mengusung OS Windows Phone 8.

Ultrapixel

Terobosan yang satu ini didengungkan oleh HTC, dan dengan percaya diri punggawa asal Taiwan ini mengumbar bahwa era Megapiksel telah berakhir, kalimat tersebut meluncur dari Jason Mackenzie, Presiden HTC. Namun alih-alih memakai embel-embel ultra, resolusi kamera milik HTC One, ponsel pertama yang mengusung UltraPixel justru malah cuma berkapasitas 4 MP. Meksipun demikian pihak HTC menegaskan, ini bukan hitungan pixel, tetapi ukuran pixel.

Pixel yang lebih besar akan membiarkan lebih banyak cahaya, ini fisika sederhana. Dan memang terbukti, pada pengujian melalui HTC One UltraPixel sangat fantastis. Terlebih pada lingkungan minim cahaya, gambar-gambar yang ditangkapnya lebih tajam dan terang. HTC mengklaim bahwa UltraPixel dapat menangkap cahaya tiga kali lebih banyak dari kamera kebanyakan yang beredar saat ini. Alhasil, warna-warna yang didapat pun bisa lebih hidup sekalipun pada lingkungan minim cahaya, proses pembidikan juga dikatakan lebih cepat.

 

Baca juga :

                   Teknik untuk Mengatur Tone untuk Pre Wedding Photography Menggunakan Photoshop CS6

                   9 Jam Dinding Keren dengan Desain Antimainstream

 

Samsung dan Sony

Dua nama ini tidak bisa dilupakan dari jagad mobile photography. Sony sudah jelas punya segudang portofolio penghasil lensa kamera berkualitas. Ke depannya, raksasa elektronik asal Jepang ini sudah pasti akan terus meningkatkan kemampuan sensor Exmor menjadi lebih baik. Yang terbaru adalah Exmor RS yang dibenamkan pada Xperia Z meski hanya menambahkan dua huruf RS, modifikasi yang dilakukan tidak bisa dipandang sebelah mata. Beberapa hal yang ditingkatkan pada teknologi ini di antarabta seperti kemampuan melawan cahaya latar (backlight), noise reduction, serta perbaikan daya tangkap pada posisi gelap.

Samsung memang tidak terlalu tersohor di sektor kamera, tetapi sebagai vendor ponsel terbesar dengan lini produk yang luas, serta cadangan finansial yang besar Samsung tidak bsia dianggap remeh. Perusahaan asal Korea Selatan ini telah menggebrak melalui Galaxy Camera, konsepnya memang bukan murni smartphone, namun dengan sumber daya riset yang besar Samsung sangat mungkin melakukan konvergensi yang mendalam antara ponsel dengan kamera saku. Hanya saja untuk saat ini, pendekatan Samsung tampaknya masih pada user experience. Misalnya yang dilakukan pada Galaxy S4 dengan menghadirkan fitur dual-shot untuk merekam secara bersamaan melalui kamera belakang dan kamera depan.

Memaksimalkan User Experience

Lalu bagaimana dengan nama-nama lainnya? Analisa di luar keempat nama di atas, merek lainnya yang akan berfokus pada user experience (UI) adalah LG. Meski memiliki LG Innotek yang mereproduksi chipset kamera (bukan lensa), mereka belum memiliki portofolio kuat di bidang fotografi. Tetangga Samsung ini dirasa akan memperkaya pengalaman pengguna (UI) seperti dengan menggelar dual-shot dan voice control pada Optimus G.

Sejak iPhone 4, kiprah iPhone di bidang mobile photography banyak diacungi jempol. Namun lensa kamera yang dipakainya bukanlah ciptaan mereka tetapi besutan Sony. Seperti halnya LG, Apple sepertinya akan memaksimalkan pada software, terlebih perusahaan ini memiliki OS sendiri yang dapat dikendalikan secara penuh. Pendekatan Motorola, Acer, BlackBerry, Huawei, dan merek lain yang belum disebut tak akan jauh dari user experience. Merek-merek ini akan berlomba menambahkan fitur-fitur unik sehingga memiliki ciri khas masing-masing dalam pemanfaatkan fungsi kamera. [IRW]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel