Langkah yang luar biasa telah dibuat dalam beberapa tahun terakhir terhadap standar charger USB dan konektor untuk smartphone, tablet, MP3 player, dan banyak spesies gadget lainnya. Hanya dalam kurun waktu lima tahun dengan produk Apple sebagai pengecualian micro-USB menyingkirkan konektor lain dan mentahbiskan dirinya sebagai standar konektor dunia.
Hari ini, Anda dapat meminjam charger USB teman Anda meskipun handset Anda berbeda merk, dan charge tablet PC via komputer manapun, semua bisa dilakukan berkat standardisasi konektor micro-USB. Namun pada kondisi seperti ini, problem atau pertanyaan baru muncul: Apakah Menggunakan Charger USB Berbeda-Beda, atau charge melalui laptop aman untuk handset?
Tidak semua charger USB, konektor, dan kabel USB lahir dengan kemampuan yang sama. Anda pasti memperhatikan bahwa colokan listrik yang tertanam di tembok memiliki daya lebih kuat daripada colokan kabel roll. Terkadang, port USB pada laptop tampaknya lebih bertenaga. Pada desktop PC, bahkan ketika ia dalam keadaan mati, Anda bisa charge smartphone Anda via port USB.
Perbedaan hasil seperti ini yang membuat beberapa pengguna bingung dan ragu atas amankah charger USB yang ia pinjam dari teman dengan handset beda merek? Atau apakah charge handset via USB laptop aman? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, sebaiknya Anda pahami dulu bagaimana sebenarnya cara kerja listrik pada USB.
Spesifikasi
Secara keseluruhan, ada tiga jenis USB, yaitu USB 1.0, 2.0, dan 3.0. Artikel Plimbi ini akan fokus kepada USB 2.0, karena memang jenis ini yang paling banyak digunakan saat ini. Tetapi Plimbi akan sedikit jelaskan perbedaan antara USB 1.0, 2.0, dan 3.0.
Satu fakta lagi yang perlu Anda pahami mengenai jaringan USB adalah, terdapat satu host dan satu device. Dalam kasus ini, laptop, desktop PC, dan charger USB akan menjadi host, dan handset sebagai device. Listrik selalu mengalir satu arah dari host ke device, tetapi data bisa mengalir dua arah.
Pertama, lihat port USB pada desktop PC atau laptop Anda:
Bisa Anda perhatikan pada sebuah port USB terdapat four pin, dan pada sebuah kabel USB terdapat 4 kawat. Keempat pin dan kawat tersebut berfungsi untuk transfer data. Dan pin pada port USB juga mampu untuk mensuplay listrik sebesar 5-volt, begitu juga pada charger USB.
Berdasarkan arus power (milliamps atau mA), ada tiga jenis port USB ditentukan oleh spesifikasi ini: standard downstream port, charging downstream port, dan dedicated charging port. Standard downstream port dan charging downstream port dapat ditemukan pada komputer Anda, dan jenis ketiga terdapat pada colokan listrik USB yang masih jarang ditemukan di Indonesia. Contoh bisa Anda lihat pada gambar berikut:
Pada jenis USB 1.0 dan 2.0, Standard downstream port mampu memberikan arus listrik hingga 500mA (0.5A). Pada USB 3.0, nilai bergerak naik ke 900mA (0.9A), sementara charging downstream port dan dedicated charging port bisa menyediakan hingga 1500mA (1.5A).
Beberapa port USB memiliki kemampuan "sleep-and-charge," karena kemampuan inilah Anda bisa menemukan port USB pada komputer yang sudah mati masih aktif. Apakah Anda pernah tersetrum saat Anda membersihkan PC meskipun power sudah mati, hingga Anda harus benar-benar melepaskan kabel power dari colokan listrik? Inilah contoh dari "sleep-and-charge" dimana masih ada aliran listrik yang masih mengalir melalui motherboard, beberapa laptop juga memiliki kemampuan ini.
Kedua, lihat charger dari handset Anda:
Charger USB pada handset, baik smartphone maupun tablet PC, memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Contoh, Apple iPad charger bertuliskan output 2.1A-5V; Amazon Kindle Fire charger memiliki outputs 1.8A; dan chargers mobil memiliki output 1A hingga 2.1A.
Jadi, Bisakah handset terbakar karena perbedaan spesifikasi tersebut?
Perbedaan yang telah dipaparkan diatas mengarah pada pertanyaan penting: Jika Anda mengambil sebuah smartphone dengan spesifikasi charger USB bawaan yang memiliki output 900mA, dan di-charge menggunakan charger iPad yang memiliki output 2100mA, apakah smartphone tersebut akan terbakar? Atau apa pengaruhnya apabila smartphone tersebut di-charge pada port USB 2.0 yang memiliki output 500mA?
Jawabannya adalah, Anda bisa mencolokkan handset menggunakan kabel USB apapun ke port USB apapun menggunakan charger USB apapun dan tidak ada yang akan terbakar atau hal berbahaya lainnya. Bahkan faktanya, pada handset modern yang ada saat ini, menggunakan charger USB dengan output yang lebih besar bisa mempercepat proses charge handset, sementara output lebih kecil akan memperlambat proses charge. Pada handset jadul, menggunakan charger yang memiliki output lebih besar secara simple tidak akan terjadi apa-apa, dalam artian proses pengisian baterai tidak bisa berjalan.
Setelah Anda tahu mengenai hal ini, sekarang Anda bisa relaks dan charge handset Anda dengan bebas. [RY]