Fotografi sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kini, hampir di setiap bidang fotografi ikut ambil bagian dan merambah ke setiap sektor aktifitas dengan berbagai kelebihan.
Istilah fotografi dalam seni rupa merupakan proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Sementara dalam istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.
Alat yang paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Fotografi bisa dikatakan hobi yang "mahal" dan mempunyai kelas tersendiri di masyarakat. Berapa harga kamera DSLR? yang paling murah saja, tetap harus menabung terlebih dulu untuk membelinya.
Karena merupakan hobi, maka ketika ditanya mengapa menyukai fotografi? jawabannya adalah "kepuasan" yang tidak dapat diungkapkan dan sulit dijelaskan.
Begitu pun dengan beberapa mahasiswa Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang mulanya memiliki minat dalam kegiatan foto-foto, maka mereka sedikit memodifikasi komunitas fotografi - nya dengan sebutan gerombolan foto-foto tak bernama, begitulah istilah yang Fajri Achmad Noor F, salah seorang pendirinya ungkapkan pada Plimbi ketika diwawancara via email pada 15 Desember 2011.
Dikarenakan anggota komunitas fotografi ini mayoritas mahasiswa jurnalistik dan berkeinginan untuk mendalami bidang kejurnalistikan sebagai jurnalis foto, maka mereka akhirnya menamakan komunitas fotografi ini komunitas Photo's Speak (photo yang berbicara) pada tanggal 19 November 2011 yang kini anggotanya sudah berjumlah hampir 37 orang. Tujuan didirikannya komunitas fotografi Photo's Speak ini yakni selain menyalurkan hobi juga mempraktikkan apa-apa yang telah mereka dapatkan di bangku kuliah.
Namun, pada intinya mereka ingin menyampaikan pesan-pesan baik moral maupun sosial pada khalayak lewat karya mereka, karena mereka tidak hanya ingin menghasilkan foto yang bagus, tapi juga mengandung pesan bagi penikmatnya.
Kegiatan yang sering dilakukan komunitas fotografi ini yaitu *hunting* foto dan diskusi. Diskusi yang dilakukan tentu saja berkisar mengenai kegiatan fotografi, seperti kesulitan apa yang didapat saat melakukan *hunting*, mendiskusikan hasil foto dilihat dari berbagai sudut pandang dan lainnya. Fajri pun mengungkapkan dalam waktu dekat ini akan mengadakan pameran tentang kerusakan Karst Citatah dan foto-foto tentang kegiatan pemuda peduli Karst Citatah.
Adapun harapan didirikannya komunitas ini dapat membuka mata masyarakat mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar melalui karya foto yang mereka hasilkan dan bisa dengan mudah menjalankan tugas ketika terjun sebagai jurnalis foto yang sebenarnya.
Hal ini sesuai dengan visinya yaitu melakukan perubahan di negeri ini melalui karya mereka dan misinya menjadikan komunitas ini sebagai wadah pembelajaran sebelum mereka masuk ke dunia jurnalistik yang sebenarnya.
Mengenai cara berkomunikasi setiap anggota komunitas Photo's Speak, mereka menggunakan jejaring sosial, layanan SMS dan telepon. Setelah mengetahui ada banyak aplikasi menarik yang tersedia di Paseban, Fajri mengatakan sempat bingung karena semua aplikasi yang ada menurutnya sangat menarik, tapi ia lebih tertarik pada ruang komunitas yang menurutnya bisa bertukar informasi antar sesama komunitas yang ada. [RF]