SASAKA - Komunitas Mahasiswa Pecinta Sastra

29 Nov 2011 13:00 4608 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Komunitas SASAKA didirikan pada tanggal 9 Januari 2009. Komunitas ini bergerak di bidang sastra yang terfokus pada sejarah perkembangan sastra mulai dari tahun 20-an, 30-an sampai saat ini. Diawali oleh dua orang mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan Sastra Inggris yang senang melakukan diskusi-diskusi kecil, sampai akhirnya tercetuslah ide untuk membuat sebuah perkumpulan.

Komunitas SASAKA didirikan pada tanggal 9 Januari 2009. Komunitas ini bergerak di bidang sastra yang terfokus pada sejarah perkembangan sastra mulai dari tahun 20-an, 30-an sampai saat ini. Diawali oleh dua orang mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan Sastra Inggris yang senang melakukan diskusi-diskusi kecil, sampai akhirnya tercetuslah ide untuk membuat sebuah perkumpulan.

"Dulu, Pungkit Wijaya dan Atep Kurnia sering ngobrol di luar kampus. Ketika menunggu dosen ataupun setelah pulang kuliah mereka sering melakukan diskusi kecil-kecilan. Karena merasa tidak ada wadah untuk menampung kreativitas mahasiswa terutama mengenai pikiran-pikiran mahasiswa untuk kemajuan sastra khususnya di jurusan Sastra Inggris, akhirnya muncullah ide untuk membuat sebuah komunitas, terbentuklah SASAKA. Awalnya SASAKA itu singkatan dari Sanggar Sastra Kampus, tapi kalau dipikir-pikir, kita nggak ada sanggar. Jadi akhirnya SASAKA ngambil dari ideologi bahasa sunda yaitu "lawang panto" yang artinya pintu masuk, pintu menuju kreativitas yang lebih baik," jelas Herton Maridi, ketua Komunitas SASAKA pada Plimbi yang diwawancara pada 25 November 2011.

Visi komunitas SASAKA yaitu dengan slogan "Reading a Books, The Empowering The Self", apresiasi karya sastra (Puisi, Cerpen, Novel, Naskah Drama) dan mengadakan acara sastra yang bertempat di indoor maupun outdoor. Mengembangkan literasi dalam arti luas yang mengacu pada rumusan UNESCO yang menyatakan bahwa literasi merupakan kemampuan seseorang berdasarkan kegiatan baca-tulis untuk mengerti, memahami dan ikut berkontribusi di dalam kegiatan masyarakat di tempat orang yang terlibat dalam kegiatan literer tersebut.

Adapun misi yang diembannya yaitu mengajak "memprovokasi" khususnya mahasiswa Sastra, mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada umumnya untuk lebih mengenal, memahami, dan memperoleh manfaat baik dari karya maupun pengarang sastra Sunda, Indonesia, Inggris, dan lain-lain. Membaca secara dekat (close reading) dan secara kontekstual karya-karya dan pada pengarang sastra. Menelaah secara kritis karya yang akan dibahas, mula-mula dibaca secara close reading struktur karya tersebut yang akhirnya dikontekstualisasikan dengan: keadaan karya sastra kita, keadaan realitas kehidupan kita sehari-hari. Setelah itu mampu berkarya kreatif.

Adapun kegiatan yang dilakukan komunitas ini di antaranya mengadakan pelatihan menulis puisi, cerpen, esai dan bedah karya. "Kegiatan rutin kami yaitu diskusi mingguan. Jadi, dalam satu bulan ada 4 kali pertemuan dengan 2 kali pertemuan diisi dengan pelatihan menulis, dan 2 kali pertemuannya lagi diisi dengan bedah karya baik itu puisi, cerpen ataupun novel," ujar Herton Maridi. Hasil karya mereka tertuang pada sebuah blog yang beralamat di situs ini.

Cara berkomunikasi yang sering dilakukan anggota komunitas SASAKA dalam menyampaikan informasi yaitu menggunakan SMS dan jejaring sosial. Saat mendengar di Plimbi terdapat ruang komunitas dan tersedia beberapa aplikasi menarik, Herton Maridi cukup tertarik, terutama pada aplikasi FreeSMS. [RF]

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel